* Jadilah seperti bawang merah, orang yang menyakitinya akan dibuatnya menangis*
"Kalau dilihat lihat gue ga cantik ya,dekil,burik" gumam gue saat berkaca,padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat dua belas
"tapi gue menangnya diputih doang,padahal skincare udah gue coba, tapi gada hasil, malah tambah kusam gink?" bertanya kepada bayangannya sendiri
"bodo amat sama penampilan,dari pada beli skincare, mending beli pelet di shopee aja,mana tau bangkai langsung ngajak nikah" ucap gue sambil terkekeh,halunya mulai aktif ya bund,boro-boro diajak nikah,kenal aja kagak
"Nara cepat turun"teriak mama dari meja makan "ke orang baru nikah aja, dikamar lama amat" tambahnya
Kadang heran sama papa ko bisa betah sama mama yang suaranya ga jauh beda dari toa
Btw emang kalau baru nikah dikamarnya lama yak? Soalnya tiap gue ga keluar dari kamar, mak gue selalu bilang gitu
"Iya bentar ma, otw turun"teriak gue dari kamar
"mama hitung sampai tiga,kalau ga juga turun uang jajan mama potong " teriak mama memberi ancaman,yang tentunya membuat gue takut,uang jajan dipotong? Gimana bisa gue beli pelet online buat melet bangkai
Mama selalu gitu, dia jadikan uang jajan bahan ancaman,kan keenakan dia, uang bulanan dapat,jatah dapat, uang jajan gue juga dapat
"Iya mama,ara udah otw buka pintu kamar " jawab gue boong, gue lagi nyari kaus kaki yang hilang sebelah,perasan kaus kaki gue ga pernah bertahan lama,kek doi yang hilang ntah kemana, cuma bangkai aja yang setia sama gue,walaupun dia pernah mengkhianati gue,dengan selingkuh sama jennie,tapi karna gue baik hati dan tidak sombong makanya gue beli dia kesempatan kedua
"satu" teriak mama menyadarkan kehaluan gue,terpaksa deh gue pake kaus kaki berbeda, satu putih satu abu-abu, biarinlah toh ga terlalu nampak, dari pada uang jajan dapat diskon
"dua" guepun bergegas memakai sepatu, dan turun kebawah,gue berlari sekuat tenaga,bayangin aja rok span berlari di tangga,kalau gue jatuh gimana nasib bangkai, gue ga mau buat dia bersedih,apalagi sampai bunuh diri, kan gue ga tega
"tiga"ucap gue setelah sampai dimeja makan,yang tadi penampilan gue seger, cantik, wangi, berubah menjadi berkeringat, buriks, dan sedikit asam karna keringatan,gapapa lah, nanti gue tuangin parfum sebotol ke badan gue pasti jadi wangi, anak sultan
"Gadis jaman sekarang kalau kesekolah gada cantik-cantiknya, anak perawan bangun siang, sok-sok an mau ngambil jurusan kedokteran, ya kali diterima tampang ke gini, yang ada dijadikan kelinci percobaan"ucapan yang menyakitkan dari sang mama,tapi udah biasa gue dengar jadi bomat ajalah
"udah jangan pada berantem, kamu juga ma, kalau ngomong ke anak tu yang baik,karna setiap ucapan itu doa" teguran dari papa yang kadang bijak kadang juga bobrok
"tu ma,ucapan papa tu didengar,lalu diawetkan pake formalin" tambah gue,yang dibalas tatapan horor sang mama,anak selalu salah mama selalu benar
Setelah selesai makan, guepun bergegas kesekolah, walaupun tau kalau nanti gue telat, tapi gapapa, yang penting uang jajan dapat
"pa ma, ara berangkat sekolah dulu,assalamu'alaikum" setelah selesai pamit kepada kedua orangtua, dan tak lupa meminta uang jajan, barulah gue berangkat kesekolah,malam gue udah bilang daffi buat jemput, dia pasti telat, sepupu gua satu itu jarang ga telat, selalu telat, beda banget sama daffa, padahal satu produksi, beda lima menit doang, tapi ko bisa beda gituTitttitttt
"astagfirullah "Suara klakson mobil daffi mengagetkan gue yang baru saja mau menghubunginya
"Ra cepetan naik, jangan kelamaan lihat gue ntar lu suka"
Teriak daffi yang buat gue berdecak kesal,andai dia ga sepupu gue udah gue buang ke jamban"mungkin hari ini hari esok atau nanti,berjuta memori yang terpatri,dalam hati ini"nyanyian gue terhenti saat mata gue melihat mobil pacar pergibahan gue yang terparkir ditepi jalan,gue tau tau apa yang mereka lakukan, teman lakna mentang-mentang udah tunangan
"ga usah ke gitu juga kali lihatnya, ntar lu pengen, gue ga bisa ngasih, lukan sepupu gue" ucap daffi sambil terkekeh
Tak lama kemudian kamipun sampai disekolah tercinta
Setelah turun daffi menyempatkan untuk mengusap kepala gue "Gue duluan ya ra" guepun menjawab dengan anggukan,diantara daffa dengan daffi yang baik dan perhatian sama gue ya daffi,orangnya asik, santai, bobrok sefrekuensi dengan gue, sedangkan daffa dia juga asik, tapi ga seasik daffi
"clara"panggil gue sama teman laknat,yang tadi grape-grape dipinggir jalan
"gada gitu tempat yang bagus buat pacaran dari pada pinggir jalan,pacar dokter masa ga modal" ucap gue membuat dia terkekeh
"iri bilang bos" jawabnya membalas ejekan gue
"gue iri?ditokopedia cowo lagi diskon,beli satu gratis lima" ya kali gue iri,mantan gue aja model terkenal,gebetan sembilan tapi yang satu udah soldout
"btw yang lain mana? gue yang datangnya terlalu cepat, atau mereka yang lambat? "tanya gue melihat kawasan sekolah yang sunyi tak bernyawa
"elu cepat? "tanyanya yang gue jawab anggukan
"yang benarnya elu telat" ujarnya yang langsung membuat gue tergekeh
"astaga,gue terlambat ternyata " ga telat ga seru,kalau gue cepat itu suatu kebetulan tapi kalau telat itu kebiasaan
"la elu juga terlambat dodol"ucap gue yang baru tetsadar kalau gue telat berarti teman sepergibahan gue juga telat
"gue sih sebenarnya ga telat,cuma tadi kami makan lontong sayur romantis dulu diwarung depan"jawabnya yang sudah sangat gue hafal
"terserah lu aja dol, dari pada kita dihukum, mending pas pertukaran pelajaran aja kita masuk, gimana? "tanya gue setelah memberikan ide yang sangat bagus, yang tentu saja dijawab anggukan oleh clara
KAMU SEDANG MEMBACA
QANARA
FanfictionTanpa gibah hidup ku sunyi Gibah bagaikan pelangi yang menghiasi bumi Dan dilengkapi dengan sahabat yang sehobi Jadi lengkaplah pemupuk dosa yang abadi Tanpa ku sangka kamu yang dulu kubenci Menjadi teman hidup duniawi Hingga akhir nanti Tanpa kusa...