Matahari

3 1 0
                                    

*Matahari memiliki banyak sifat, dia seperti bunglon yang selalu berubah warna setelah berpijak tempat*

Kenapa hujan harus turun saat dirinya sudah sampai disekolah? Padahal waktu masih dirumah cuaca cerah, tidak ada pertanda hujan. Andaikan hujannya turun saat dirinya masih dirumah, pasti dirinya memutuskan untuk tidak berangkat sekolah dan lebih memilih kembali tidur. Qanara menyayangkan dirinya yang datang tepat waktu.

"Eh buset tumben amat gue ga telat, biasanya juga ga pernah ga telat" kekehnya melihat kondisi sekolah yang masih sepi

"Cuaca ga mendukung,coba aja kalau gue telat, cuacanya pasti terang benderang,la ini udah bangun pagi, berangkat pagi, tiba disekolah malah hujan" rutuknya

"Mana sekolah masih sepi ke kuburan, serem banget, bikin gue merinding " ujar qanara sambil berjalan menuju kelas

Karna qanara berjalan sambil memainkan ponsel, tak sengaja dia menabrak cowok yang berhenti mendadak didepannya

Bruk,suara seseorang yang terjatuh, yang nabrak siapa yang jatuh siapa

"Kalau jalan tu lihat-lihat dong, mana berhenti mendadak lagi, kasih kode kek biar orang berhenti " tutur qanara yang masih terduduk dilantai

"Woi tolongin, jangan cuma berdiri aja" teriaknya memaki cowok yang ada didepannya yang masih berdiri membelakanginya

Saat tu cowok berbalik dan menghadap qanara, dunia qanara menjadi terhenti sejenak, menelan air liur saja susah,bagaimana tidak cowok yang dia maki ternyata pak songong

Diapun mengulurkan tangan untuk membantu qanara berdiri. Setelah itu,tanpa berkata sepatahpun, dia pergi meninggalkan qanara yang terbengong melihat kepergiannya

"Dasar guru songong, sombong, gila, egois, minta maaf kek, apa kek, malah langsung pergi aja ninggalin gue" teriak qanara memaki pak jeff yang telah pergi meninggalkan nya

"Ngapain lu ra?teriak ga jelas? " tanya clara yang heran melihat qanara teriak ga jelas

"Bodo gue mau ke kantin,minggir" jawab qanara pergi meninggalkan clara yang bingung

Clara menatap bingung bin heran kepergian qanara, aneh kata itu cocok menggambarkan qanara yang telah pergi meninggalkannya,clarapun memilih untuk langsung ke kelas dari pada ngikutin qanara

Di kantin ternyara ramai,sekolah terlihat sepi ternyata siswa/i tidak langsung ke kelas melainkan ke kantin, bangku kantinpun tidak ada yang kosong

Dengan susah payah, qanara sampai ditempat penjual bakso, setelah selesai memesan makanan dan minuman dirinya mencoba mencari bangku kosong atau tidak memcoba mengusir orang agar dirinya bisa duduk,namun ternyata ada satu bangku kosong disudut belakang kantin

Saat dirinya sampai,bangku tersebut sudah diduduki oleh salah satu cowok yang tersenyum jahil kepadanya

"Ini bangku gue taik, minggir lu" ucap qanara kepada cowok yang duduk dibangku tersebut

Cowok tersebut tersenyum jahil menatapnya " Gimana kalau kita duduk berdua? " tanyanya yang dibalas tatapan tajam dari qanara

"Brengsek,mulut lu belum pernah disekolahin? " tanya qanara yang dibalas tatapan tajam dari tu cowok, tanpa merasa takut dirinya menatap tak kalah tajam

Disaat tangan ditarik oleh cowok brengsek itu,satu pukulan mendarat dipelipis tu cowok

Suasana menjadi mencekam,dimana yang meninju pelipis cowok tersebut adalah pak songong, qanara sendiri terkejut melihat siapa yang membantu dirinya, dan dia tidak menyangka kalau yang menolongnya pak songong

"Kenapa bapak meninjunya? " tanya qanara tersadar dari keterkejutannya

"Ikut saya" balasnya yang hanya dijawab anggukan oleh qanara

Qanarapun mengikuti pak jeff dari belakang dan hal tersebut menjadi tontonan gratis yang ada dikantin,ada yang menatapnya tersenyum, cemburu dan ada juga yang memberikan semangat

Setelah sampai diruangan kepala sekolah , dirinya merasa heran kenapa pak songong yang baru pl saja sudah bisa keluar masuk ruangan kepala sekolah, hal itu membuat dirinya merasa pusing dan takut. Dia sendiri tidak melakukan kesalahan malahan dirinya yang menjadi korban, kenapa dia yang harus dibawa ke ruangan kepala sekolah?

" Pak saya tidak melakukan kesalahan, malahan saya menjadi korban " ucapnya yang mencoba memberhentikan langkah pak jaff yang ingin membuka pintu

"Masuk" ucapnya tanpa penolakan

Setelah pak jeff duduk dibangku tamu, dirinya hanya berdiri diam melihat kalau diruangan itu tidak ada pak aifi yang merupakan kepala sekolah

"Duduk" katanya yang reflek membuat qanara duduk

"Kenapa kamu diam saja saat tangan kamu dipegang? Apa kamu sudah terbiasa dipegang oleh banyak cowok? Kalau iya maaf ini sekolah bukan tempat bermain, jadi kamu harus menjaga batasan disini" ucap pak jeff yang membuat qanara melotot tak terima

"Tidak perlu kamu melotot seperti itu, saya takut mata kamu keluar dari tempatnya" tambahnya

"Bapak tidak lihat kalau tangan saja baru dipegang,tetapi bapak sudah duluan memukul cowok tadi? Baru saya mau mencoba melepaskan pegangannya, bapal lebih dulu meninjunya,dan satu lagi bapak jangan sok tau tentang diri saya, mending bapak intropeksi diri, dari pada mengatakan yang tidak-tidak tentang saja" setelah mengucapkan itu dirinya pergi begitu saja meninggalkan ruang kepala sekolah dan juga pak jeff

"Dia pikir siapa sampai berani ngomong yang tidak-tidak, itu namanya pencemaran nama baik bisa saja gue melapor ke kantor polisi, tapi gue lagi berbaik hati menunggu permintaan maafnya" ucap qanara dan berlalu menuju kelasnya karna waktu sudah menunjukkan pukul 07.30

Diperjalanan menuju kelas banyak siswa/i yang secara terang-terangan menggibahi dirinya, namun sifat masa bodoh dan santui dirinya sudah mendarah daging, jadi dirinya hanya menganggap angin lalu omongan mereka, toh dirinya hidup tidak dengan uang mereka.




QANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang