Sepele

0 0 0
                                    

Assalamualaikum reader, author disini ingin meminta maaf kalau ada penulisan yang salah, karna kita sama-sama manusia tak luput dari salah, jadi sama-sama memaklumi karna saya masih belajar sebagai penulis:) jangan lupa vots


"eugh" lenguahan qanara

"Jam berapa? " ujarnya sambil mengambil ponsel yang ada dinakas samping tempat tidurnya

"Astagfirullah udah jam enam" pekiknya kaget melihat jam diponselnya menunjukkan pukul enam sore dimana sholat asharnya lewat,ya walaupun biasanya juga sering bolong

"Mana nanti diajak jalan lagi sama angga,mending gue mandi" ujarnya sambil beranhak dari tempat tidur menuju kamar mandi

Selesai mandi, qanara membuka lemari pakaiannya mencari baju yang tepat untuk dia kenakan malam ini. Cewek kalau udah diajak jalan pasti kamarnya ke kapal pecah, begitu pula dengan qanara padahal bajunya banyak, malahan bisa buka tokoh,masi ngomong ga punya baju,hampir sejam dia mencari baju akhirnya dapat juga baju yang menurutnya cocok untuk dipakai malam ini

Saat melihat jam dinding yang ada dikamarnya, diapun memutuskan untuk sholat magrib walaupun agak telat,tapi tak apa dari pada ga sholat sama sekali

Selesai menunaikan ibadah, qanarapun beranjak menuju meja hiasnya, diapun memoles make up yang tak terlalu tebal,kadang dia heran dengan cewek yang dandan lama, apa saja yang dia pakai hingga sampai berjam-jam?

"Tumben banget jam segini lu dandan geb?" pertanyaan itu keluar dari mulut daffi gila

"Lo buat gue kaget bege,gue pikir tadi kunti njay" ucap qanara sambil memegang dadanya yang kaget karna daffi

"Ya elo ga keluar kamar sejak tadi, padahal gue dari jam lima udah disini,gue pikir lo mati makanya gue samperin ke kamar, ternyata dandan, mo kemana lo? " tanyanya lagi,matanya masih memperhatikan qanara yang sedang memakai lip tintnya

"Gue mau jalan sama calon pacar" jawab qanara yang masih sibuk dengan alat make up nya

"Ini apaan geb? " tanya daffi sambil memegang lip tint yang tadi dipakai qanara

"Itu namanya lip tint" jawab qanara melihat pantulan dirinya dicermin

"Kalau yang ini?" tanyanya lagi

Qanara yang sedang menambahkan mascara terhenti sejenak untuk melihat apa yang dipegang daffi

"Itu lip cream geb" jawab qanara lalu melanjutkan pekerjaannya

"Lah beda nama, gue pikir sama kek yang tadi" ujar daffi sambil mengambil lip yang lain

"Kalau yang ada gambar melon ini apa geb? " tanyanya sambil melihat isi yang dia pegang

Qanara menghela nafas panjang melihat kelakuan manusia yang ada disampingnya ini, kenapa hal unfaedah seperti ini daffi kepo, kenapa tidak dengan pelajaran disekolah dia kepo

Qanara berdiri lalu berbalik menghadap daffi yang masih mencium lip blam rasa melon miliknya

"Itu namanya lip blam zeyeng, jangan lu cium-cium ntar virus jahat yang ada didiri lu masuk,bisa-bisa nanti gue sakit" ujarnya sambil menarik paksa lip blam yang dipegang daffi

"Mulut lo minta diulek biar halus,mana ada cowok seganteng gue bervirus, lo aja yang banyak mengandung virus" ucapnya tak terima dengan perkataan qanara

"Pantas aja cewek kalau minta tunggu lima menit sama ke nunggu mau berbuka puasa, lipnya aja berbagai jenis, bisa buka kebun binatang kalau ke gini, belum lagi yang lainnya" ujar daffi tak habis pikir,mau aja cewek ngeluarin uang buat hal yang menurutnya tak berguna, mending buat pasang nomor lotre, bisa untung berkali lipat

"Ganggu banget lu,minggir gue mau ngambil tas" ucapnya lalu menjauh dari daffi

"Lu mau jalan sama angga?" tanya daffi mencari tempat ternyaman dikasurnya qanara

"Iya,lu mending pulang sono rumah lu didepan" usir qanara yang membuat daffi cemberut

"Setega itu lo sama abang sendiri" ucap daffi yang masih cemberut

"Abang? Gue anak tunggal,putri satu-satunya, jadi gue ga butuh abang, ntar lu morotin gue lagi, lu kan kismin" ucap qanara yang langsung membuat daffi melotot,harta papanya ga akan habis sampai tujuh keturunan, malahan papanya yang lebih kaya daripada om arkan papanya qanara

"Ga kebalik? Bukannya elu yang sering morotin harta gue?" qanara kalah telak yang dibilang daffi benar, saat uang jalannya dipotong pasti uang daffi yang jadi korban

"Kalau ga ikhlas bilang, ntar hutang gue bayar, tenang aja" jawab qanara yang angkuh

"Halah hutang lu ga kehitung jumlahnya geb,saat uang jajan lu dipotong uang siapa yang lu pake buat foya-foya? " qanara langsung gelagapan, aibnya dibongkar habis sama daffi bangsat

"Bangke, bangsat, serah lo mau ngapain dikamar gue, gue ga peduli gue mau pergi angga udah didepan, bye anak dajjal" pamit qanara sambil membanting pintu kamarnya yang membuat daffi mengusap dada karna terkejut

"Kalau gue anak dajjal,dia anaj dajjal juga, kan bapak dia sama bapak gue satu tempat produksi" ujar daffi

"ngapain juga gue harus berfikir keras" ujarnya lalu berjalan menuju balkon kamar qanara

"Nana jagain adek gue dengan baik,jangan sampai lecet,gue sleding masa depan lu" teriak daffi yang langsung dijawab angga dengan tangan membentuk cinta

"Najis si angga belok"ucap daffi menatap geli kearah angga,yang dibalas senyuman manis oleh angga,sedangkan qanara hanya menatap datar padanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang