2. Kebetulan Mengerikan

4.4K 1.1K 272
                                    

.
.
.

     Juyeon mengetuk pintu kamar Hongjoong setelah mendengar beberapa suara tembakan yang berasal dari kamar kawannya itu. Karena tak kunjung dibuka oleh pemiliknya, Juyeon menghela nafas lalu membuka pintu kamar kawannya itu.
  
  
  "Lu gila?" Tanya Juyeon.

  "Ini bantuin gua buat mikir." Jawab Hongjoong.

  "Ini bahaya gubluk!" Juyeon merampas pistol dari tangan Hongjoong dan mengosongkan isinya. Dia harus menegur Moonbin karena meletakkan senjatanya sembarangan.

    Hongjoong menjatuhkan tubuhnya di atas sofa sambil memeluk boneka minionnya yang telah lusuh. Emang enak kalo badannya mungil kek Hongjoong, single sofa aja cukup buat dia tiduran, kalo Juyeon yang tidur disitu, paling kakinya udah kram. Juyeon menatap kamar Hongjoong yang dindingnya dipenuhi kertas dan banyak sekali ranjau berupa benang merah yang menjuntai sampai lantai.

  "Lu harus bersih bersih, Hongjoong." Ucap Juyeon.

  "Kenapa?" Tanya Hongjoong.

  "Mau gimanapun, dulunya ini kamar lu ama Seonghwa, dia bisa gentayangin lu kalo gamau bersihin kamar." Jawab Juyeon.

    Hongjoong mendengus sambil menenggelamkan mukanya pada punggung boneka itu, "kalo bisa, gua pingin banget ketemu ama dia lagi dan nanya apa tujuan dia masuk ke Klub 513 dan terbunuh di tempat itu tujuh tahun lalu."

 
    Juyeon mendudukkan dirinya di kursi meja belajar Hongjoong, tangannya menarik sesuatu dari laci, membukanya, menatapnya kosong dengan senyum pahit. Deretan angka itu tak pernah berubah, tetap membuatnya sangat kesal. Tangan Juyeon meraih sebuah map berisi kertas kertas hasil penerjemahan Hongjoong 7 tahun terakhir.

    Juyeon kira udah semua jenis sandi Hongjoong coba buat mecahin kodenya, bahkan kawannya itu rela berjuang memenangkan perlombaan cerdas cermat tingkat Nasional yang akan membawa sang pemenang ke Prancis untuk studi wisata. Hogjoong memenangkannya dan dia habiskan seluruh waktunya di Museum Louvre untuk mempelajari kode yang Leonardo da Vinci gunakan ketika melukis salah satu karyanya yang paling terkenal, 'Mona Lisa'.

    Juyeon pernah membicarakan ini dengan Hongjoong. Mungkin karena dia tak sepintar Hongjoong, dia menganggap jika Seonghwa tak menggunakan kode yang serumit itu, pasti dia pernah memainkannya dengan mereka semua. Cuman masalahnya, permainan angkanya Seonghwa itu beragam, dan mereka gatau yang mana.
  
  
  "Hong," Panggil Juyeon.

  "Hmmmm?" Balas Hongjoong sewot.

  "Ayo kita pecahin kasusnya." Ucapan sederhana Juyeon membuat Hongjoong sampai terjatuh dari sofa. Mata bulatnya menatap Juyeon, dia tampak sangat terkejut.

    Juyeon menghela nafas, "gua kira.. Gua udah cukup lama lari ninggalin lu sendirian di tempat yang sama.."

  "Lu gausah maksain diri. Hanya karena lu kasihan ngeliat gua nanggung semuanya sendiri, lu bakal ngerusak mental lu. Siapa sih, yang nggak kenal Juyeon Abuwayna yang bucin banget ama Seonghwa Abhidata?" Tawa Hongjoong.

    Juyeon mendengus kesal, "ngaca gitu, kek. Yang bucin ama Seonghwa bukannya Hongjoong Shamal?"

  
    Hening. Sebelum mereka sama sama ketawa. Mereka sepakat untuk sama sama membuang nama keluarga asli mereka. Nama yang menekan mereka, nama yang membuat hidup mereka jadi sangat menderita.

[✔] Klub 513 | Hidden Chapter | : Hwa! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang