.
.
.Setelah menjelaskan ingatan yang hilang darinya, ketiga Zahuwirya tampak merasa aneh dengan Moonbin. Keadaan tuh, gini, Moonbin hidup sekitar 20 tahun di dalam bayangan masa kecil indah yang dia tulis sendiri dan direalisasikan oleh Seonghwa. Kalau reaksi dia kaget campur emosi dan benci ama Seonghwa, jelas mereka akan maklum, namun, Moonbin ga lakuin itu, dia cerita kayak itu hanya masalah kecil dan ga perlu diungkit ungkit.
"Kok lu bisa gitu, ya?" Ujar Juyeon keheranan.
"Bisa gimana?" Tanya Moonbin.
"Bisa se santai itu setelah tau kalo lu di bohongin ama Seonghwa selama ini." Balas Juyeon.
"Soalnya Seonghwa itu Dreamcatcher gua."
Juyeon senyum, dia tau kalo Moonbin lagi ngajak dia bercanda dan Hamdalah, Juyeon lagi gamau diajakin bercanda.
Menyadari itu, Moonbin tertawa lalu menjelaskan, "awalnya gua marah banget, bisa bisanya ingatan itu beneran gaada di kepala gua. Pas lu bilang kalo lu beneran ga inget apa apa pasal keluarga Abuwayna, gua mikir lu ini berlebihan, mana ada ingatan yang bisa kehapus sebersih itu sampai gaada bekasnya sedikitpun. Gua maklumin karena lu kan emang gampang nge lag otaknya, kali aja lu se pikun itu.""Besok lagi, kalo nge hina gua gausah ditutup ditutupi gitu, gua makin emosi liatnya." Ucap Juyeon sambil menghela nafas panjang, dia gaboleh marah, karena dia ganteng.
Moonbin melayangkan pandangannya pada Hongjoong dan Jungwoo, "keluarga Abuwayna dan Mahawira dibunuh oleh kami sendiri atas rekomendasi dari Seonghwa, gua rasa, kemungkinan kalo keluarga kalian juga begitu tapi kalian ga inget. Well, kira aja itu yang terjadi ama keluarga Harsaya, kalo Hongjoong gua ga yakin."
Juyeon tertawa kecil, "pastinya nggak. Karena gua ga pernah bisa bayangin Seonghwa ketemu ama keluarganya Hongjoong apalagi interaksi ama mereka. Pratabrama ama Shamal gamungkin bisa dibunuh gitu aja ama Hongjoong sendiri."
Hongjoong mengangguk, "Seonghwa ga pernah ketemu ama keluarga gua. Soalnya dari kecil gua diurus Nenek ama Kakek."
"Ba-bagaimana dengan keluarganya sendiri?" Tanya Jungwoo.
Hongjoong menghela nafas, "Seonghwa membunuh mereka."
Seharusnya mereka tak terkejut. Bukankah Seonghwa bisa membuat Moonbin dan Juyeon membunuh keluarga mereka? Apalagi dirinya sendiri yang membunuh keluarganya. Namun, tetap saja, itu terlalu mengerikan apalagi saat itu, Seonghwa masih berumur sangat muda. Umur ketika hanya ada kata bermain dan bersenang-senang dalam kamus kehidupannya.
"Dia membunuhnya?" Tanya Moonbin memastikan.
"Menikam mereka semua ketika mereka terlelap di tengah malam." Jelas Hongjoong.
"Kau menyaksikannya? Kenapa tak menghentikannya?" Tanya Jungwoo.
Hongjoong tertawa, "gua nggak liat kejadiannya, Jungwoo. Dia sendiri yang cerita ke gua. Di malam yang sama, dengan kondisi bersimbah darah, dia datang ke rumah gua, minta tolong untuk manggil polisi."
"Terus?"
"Dia nyerahin diri. Untuk beberapa bulan, gua ga lagi ketemu ama dia dan gua sempet berfikir ga akan pernah lagi ketemu ama dia. Tapi secara mengejutkan, dia kembali. Pas gua tanya siapa yang bebasin dia, Seonghwa menjawab jika para polisi sangat baik hati dan membebaskannya, omong kosong kalo kata gua, kita bisa tebak siapa yang memerintah siapa." Lanjut Hongjoong.
"Lu tau tentang Utopia nya, kan? Kalau gatau seenggaknya lu pernah denger itu. Kemungkinan ucapan Seonghwa yang 'Joongie bakal bawa kamu balik ke aku' bukan kebetulan tapi udah direncanakan." Ucap Moonbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | Hidden Chapter | : Hwa!
FanfictionJuyeon : "Jadi kita ber empat dikutuk ama Seonghwa, gitu?" Moonbin : "Gaada yang namanya kutukan, yang ada itu azab Tuhan." Jungwoo : "Manggilnya jangan azab, dong. Karma gitu, biar keren." Hongjoong : "Biar keren nggak, tuh? :D" * Sebuah plot t...