.
.
.Jungwoo Harsaya :
"Anak tanpa identitas orang tua."
"Anak yang lahir dari batu."
"Anak haram dari dua manusia tak bertanggung jawab."
"Si aib keluarga."
Itu hanya beberapa dari banyaknya sebutan buruk orang orang pada sosok polos Jungwoo. Bukannya Jungwoo tuli akan sebutan kurang mengenakkan itu, tapi dia sudah terbiasa saking seringnya mendengar itu. Sedari kecil, Jungwoo tumbuh di panti asuhan bernama Al Harsaya, itulah mengapa nama belakangnya menjadi Harsaya.Mungkin tak separah apa yang terjadi pada keluarga Abuwayna ataupun Mahawira karena sungguh, Jungwoo hanya sedikit dikucilkan. Dia tak mendapat perlakuan buruk ataupun siksaan karena memang, dia tak mengenali orang tuanya. Setiap Jungwoo bertanya pada Ibu Panti siapa orang tuanya, maka wanita cantik yang kini telah tiada itu akan menjawab jika Jungwoo adalah karunia Tuhan, dan orang tua Jungwoo tak terlalu penting dalam hidupnya.
Saat kecil, tentu Jungwoo mengiyakan hal itu, karena tak ada yang bisa dia lakukan. Toh, Jungwoo juga tak mau mengenal seseorang yang tega menelantarkannya di panti asuhan. Kan, Jungwoo jadi merasa seperti beban Panti. Karena itu, setelah dewasa, dia ingin membalas kebaikan Ibu Panti dengan cara menunjukkan jika Jungwoo bisa sukses walau kalimat 'aib keluarga' terus saja meneror psikisnya.
Setelah lulus dari Universitas dan melakukan studi profesi, Jungwoo langsung ditempatkan di stase Forensik pada Rumah Sakit Cipta Sehat (sebelum akhirnya dipindahkan ke Anestesi dan berakhir di Ortopedi). Awalnya Jungwoo benar benar tak bisa beradaptasi dengan suasana ruang otopsi ataupun tengkorak yang seakan memanggil minta disatukan kembali, namun seiring waktu, dia bisa melakukannya dengan profesional walau sempat down berulang kali karena ketakutan.
Tentang pertemuannya dengan Seonghwa, um, tak terlalu menarik seperti milik Juyeon ataupun Moonbin. Mereka bertemu di sebuah taman bermain. Dari awal, Jungwoo tertarik pada Seonghwa. Menurutnya, Seonghwa itu menggemaskan dan sangat menarik. Suaranya yang lembut dan memikat, membuat Jungwoo rela berlama lama di taman bermain bersama Seonghwa untuk membuat sebuah menara pasir.Seonghwa juga mengajarinya tentang anatomi tubuh manusia, itu menjadi alasan lain dia ingin menjadi seorang tenaga kesehatan. Pola pikir Seonghwa yang jauh lebih dewasa dari anak seusianya menjadikan Jungwoo juga memiliki pemikiran yang tenang, dia memang suka overthinking dengan segala hal yang baru dia coba, namun Seonghwa mengajarinya cara mengontrol emosinya.
Tentang perubahan nama Jungwoo juga tak begitu spesial karena sebatas Panti ditutup, Jungwoo tak punya tempat tinggal, dan Paman Rudi—atas paksaan Seonghwa, mengadopsinya. Jungwoo rasa tak ada yang hilang dari ingatannya karena Jungwoo bukan anak yang pelupa, tak seperti Juyeon yang entah apa yang ada di dalam otaknya.
Namun, akhir akhir ini, setelah masa lalu Juyeon dan Moonbin diketahui, dia ketakutan. Apa masa lalu Jungwoo (yang Seonghwa ubah) juga sama mengerikannya?
Bagaimana jika dia ternyata adalah seorang psikopat gila? Bagaimana jika ternyata dia membunuh anggota panti Al Harsaya seperti Moonbin atau ayah Juyeon yang membunuh keluarganya? Bagaimana jika Jungwoo tak pernah siap mendengar yang sebenarnya? Rasanya pingin nangis aja Jungwoo mikirin itu.
Malam ini Jungwoo gabisa tidur, selain karena dia tidur di atas kasur yang berbeda dengan miliknya di rumah, dia juga khawatir akan seperti apa hari besok. Juyeon dan Moonbin sudah menemukan kebenarannya, bagaimana jika besok giliran Jungwoo dan dia tak siap? Apakah Jungwoo akan pingsan dan terbangun dengan ingatannya ketika berumur 9 tahun lagi?Jungwoo mengusak kasar rambutnya. Dia bangun dari tidurnya dan jalan mengendap ngendap menuju dapur. Mungkin segelas air hangat bisa menenangkannya. Berusaha tak berisik agar Hongjoong yang memilih tidur di sofa ruang tamu tak terbangun ternyata sia sia karena nyatanya, Hongjoong belum tidur dan sedang menatap layar laptopnya di meja makan.
"Kalo tidur larut malam keriputmu bakal muncul sebelum waktunya, Joongie." Ucap Jungwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | Hidden Chapter | : Hwa!
FanficJuyeon : "Jadi kita ber empat dikutuk ama Seonghwa, gitu?" Moonbin : "Gaada yang namanya kutukan, yang ada itu azab Tuhan." Jungwoo : "Manggilnya jangan azab, dong. Karma gitu, biar keren." Hongjoong : "Biar keren nggak, tuh? :D" * Sebuah plot t...