7. Bunga Aster Yang Tenggelam

4.1K 1K 237
                                    

.
.
.
.

    Perjalanan dari tempat mereka ke Pondok Denzel memerlukan waktu lumayan lama karena keberadaan pondok itu berada di perbukitan. Moonbin menyetir dengan kecepatan sedang, dalam perjalanan itu, mereka ingin sedikit rileks.

  "Lu pendiem banget, Jungwoo.. ga kaya biasanya." Ucap Hongjoong.

  "Emang biasanya aku kaya gimana?" Tanya Jungwoo.

  "Banyak tingkah." Jawab Juyeon.

    Jungwoo diem, lalu dia berucap,"sebenarnya.. aku yakin ada sesuatu yang terjadi sebelum Hwa dibunuh di ruang Klub 513 kala itu." Ucap Jungwoo.

  "Maksudnya?"

    Jungwoo kemudian menceritakan semua informasi yang dia dapat dari Baekhyun beberapa hari lalu. Dia juga mengatakan jika dia coba untuk mencari data itu di ruang arsip dan Jungwoo menemukan jika Seonghwa meninggal bukan hanya karena tusukan itu, Seonghwa meninggal dengan keadaan tulang tempurung yang retak.

  "Kotak itu udah diincer ama orang dari dulu. Kalo kita ga nemuin kotak itu secepat kita, bisa aja kotak itu jatuh ke tangan orang yang salah. Aku memang gatau apa isi kotaknya, tapi aku cukup yakin kalo apa yang ada di sana itu bahaya. Bayangin aja, mereka bahkan coba bunuh Seonghwa demi kotak itu." Jelas Jungwoo.

  "Seonghwa pergi ke rumah sakit pada pukul dua siang, SMA 7 Puncak dipulangkan pada pukul tiga, artinya Seonghwa mendapat cedera fatal itu antara pada saat berangkat sekolah atau ketika berada di dalam sekolah. Aku yakinnya sih pas perjalanan ke sekolah, rasanya ga mungkin aja kalo dia diserang di sekolah. Pasti pengamanannya ketat disana." Lanjut Jungwoo.

  "Luka di hari yang sama?" Tanya Hongjoong.

    Jungwoo mengangguk, "dalam data dituliskan kalo luka itu masih baru, belum ada tanda tanda jika sempat diobati ataupun penutupan luka. Separah apapun sebuah luka, satu hari pasti cukup untuk setidaknya memberhentikan keluarnya darah dari luka. Apalagi luka itu ga terlalu lebar, karena yang terkena parah adalah tempurungnya."

  "Tapi kalo pas berangkat juga aneh, kan? Masa gaada guru atau siapa yang bilangin Seonghwa kalo kepalanya bocor? Seenggaknya satu guru bakal ngasih obat atau minta Seonghwa ngebasuh lukanya." Ucap Moonbin.

    Jungwoo memiringkan kepala,"iya juga.."

  "Nggak, bisa aja teori Jungwoo bener, karena refleks pertama Seonghwa kala itu kemungkinan nyembunyiin kotak itu, kan? Dia mungkin udah tau kalo hari itu dia bakal kecolongan kotak itu, dia bikin duplikatnya dan yang original dia sembunyiin dan sekarang kita disuruh nyariin." Ucap Hongjoong sambil menggeleng.

  "Tapi itu semua cuma teori, kan? Salah satu dulu yang dipecahin jangan kebanyakan ntar otak kalian jungkir balik kek janin di dalam rahim." Ucap Juyeon sambil mengambil sebungkus keripik kentang dari kursi belakang.

  "Aku hampir tiga tahun jadi perawat ga pernah nemu bidan ataupun spesialis obgyn yang bilang kalo janin itu jungkir balik di dalam rahim, Juy.. " Ucap Jungwoo sambil menatap Juyeon dengan tatapan ' ಥ‿ಥ  '.

  "Yang otaknya jungkir balik itu sebenernya punya Juyeon, makanya rada melenceng sendiri. Aneh banget Seonghwa mau saudaraan ama orang kayak Juyeon.." Ucap Hongjoong.

    Juyeon mendelik tak terima, "seenggaknya gua bisa pecahin kode yang gabisa lu pecahin selama 7 tahun. Pinter doang akalnya ketinggalan di rahim, yaitu Hongjoong Shamal."

  "Ganteng doang, tinggi doang, pas keluar rahim, plasentanya doang yang dibawa, tapi otaknya ditinggalin, yaitu Juyeon Abuwayna." Balas Hongjoong.

  "Sumpah Joong, lu emang kayak anjing." Ucap Juyeon.

  "Yang penting gua nggak kayak udang yang otaknya sekecil biji jagung." Balas Hongjoong.

[✔] Klub 513 | Hidden Chapter | : Hwa! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang