.
.
.Pukul 8 malam, mereka masih ada di gerbong makan membicarakan beberapa hal. Sejenak, melupakan tujuan mereka. Makan malam mereka telah habis dan mereka kini menyantap makanan penutup berupa pudding.
"Oh, ya, Hongjoong. Kamu ga dapet masalah?" Tanya Jungwoo sedikit panik.
"Masalah apa?" Tanya Hongjoong.
"Aku lama sekali tak melihatmu pergi ke sekolah ataupun kampusmu!" Sentak Jungwoo.
"Oh. Gapapa, gabakal dimarahin." Jawab Hongjoong santai.
"Kok bisa?" Tanya Moonbin.
"Ada deh, gausah ngomongin itu." Jawab Hongjoong.
"Nepotisme, kan? Gila Hongjoong, kapan tobatnya lu?" Tanya Juyeon.
Hongjoong pingin mukul kepalanya Juyeon tapi gaenak diliatin orang orang di sana. Hongjoong akhirnya senyum doang, senyum lebar kayak mau bunuh orang. Juyeon meminta maaf dan menggeleng.
Moonbin menatap keluar jendela kereta. Mereka menyebrangi jembatan di atas sungai, saat melihat aliran sungai itu, tiba tiba Moonbin melihat seseorang bersimbah darah tampak terlempar keluar dari kereta. Moonbin melebarkan matanya, tak percaya dengan yang dia lihat.
"Ada apa?" Tanya Jungwoo.
"Ta-tadi ada yang kelempar dari kereta.." Ucap Moonbin.
"Hah? Mana bisa—" Ucapan Juyeon terpotong oleh seorang pelayan yang tiba tiba datang memberikan empat gelas air es dan semangkuk buah.
"Kami tak memesannya." Ucap Hongjoong.
Pelayan itu tersenyum, "anggap saja sebagai rasa terimakasih kami. Silahkan diminum."
Mereka ikut tersenyum dan mengangguk. Moonbin masih dalam keterkejutannya, dia terus menatap keluar jendela kereta padahal kereta sudah menjauh dari jembatan. Juyeon yang duduk di depan Moonbin menyodorkan air, "tenang.. lu kayaknya kecapean makanya jadi halu."
Moonbin mengangguk dan meneguk sedikit air itu, dia menghela nafas panjang. Sungguh itu tadi tak seperti halusinasi. Jungwoo menatap Moonbin khawatir, ketika Moonbin mengangkat gelasnya akan meminum lagi air itu, Jungwoo menyadari sesuatu yang aneh. Gelasnya berembun, namun, embun itu meleleh di dalam gelas alih alih di luarnya, sesuai instingnya, Jungwoo menampik gelas di tangan Moonbin sehingga gelas itu jatuh dan pecah.
Ketiganya beserta orang orang dalam gerbong terkejut dan menoleh ke arah mereka. Jungwoo mengambil sapu tangan yang disediakan, mengambil sedikit air yang menggenang itu menggunakan sapu tangan dan menciumnya. Kemudian tercium bau mirip besi dari sana.
Tak berselang lama, seorang gadis muda juga menjatuhkan gelas yang juga berisi air es dari tangannya. Tubuhnya tersungkur di lantai, suara batuk menyakitkan terdengar dan gadis muda itu memuntahkan darah dari mulutnya. Jungwoo menghampiri gadis itu dan memegang bahunya.
"APAKAH MERACUNI PENUMPANG JUGA BENTUK RASA TERIMAKASIH KALIAN, HAH?!" Jungwoo berteriak marah pada seorang pelayan yang mengirimkan gelas air tadi.Pria itu melepas topinya dan mengangkat sebuah kotak bewarna merah di tangannya. Mata mereka melebar apalagi tatkala mereka menemukan tanda pengenal Seonghwa Zahuwirya pada kotak itu. Pria itu mengeluarkan pistol dari sakunya dan mengarahkannya pada gadis yang tampak sesak di samping Jungwoo.
"Siapapun yang menyembunyikan kebenaran dari seorang pengkhianat negara juga seorang pengkhianat! Dan kalian harus di eksekusi mati." Teriaknya. Jelas, dia orang pemerintah. Semua penumpang dalam gerbong itu berteriak histeris karena ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | Hidden Chapter | : Hwa!
FanfictionJuyeon : "Jadi kita ber empat dikutuk ama Seonghwa, gitu?" Moonbin : "Gaada yang namanya kutukan, yang ada itu azab Tuhan." Jungwoo : "Manggilnya jangan azab, dong. Karma gitu, biar keren." Hongjoong : "Biar keren nggak, tuh? :D" * Sebuah plot t...