Jaehyun dan Doyoung tampak senang melihat si kembar yang sudah terlelap malam ini. Kedua malaikatnya terlihat nyaman dalam dunia mimpi. Tidak ada tangisan pada malam hari sejak Doyoung dan si kembar diizinkan pulang.
Kedua orang tua Jaehyun dan Doyoung mengajari keduanya bagaimana cara mengasuh dan merawat si kembar. Dari cara memandikan, mengganti popok, menimang, posisi menggendonh yang benar dan bahkan menetuian suhu susu untuk susu formula si kembar nanti.
"Mereka kalau tidur sangat menggemaskaj seperti Daddy Gembul mereka," kata Doyoung yang mendapat lirikan tak suka dari Jaehyun.
"Aku gembul dari mana coba, Mom?" tanya Jaehyun tidak terima. Ia akui, dulu sejak pertemuan pertama mereka di bangku sekolah menengah atas, tubuhnya tidak sebagus sekarang. Otot-otot yang irawat sejak dibangku kuliah malah menjadi kesukaan Doyoing.
"Dulu kamu kan gembul banget. Sampai sekarang tuh gembulnya di pipi, tapi sih paling perut kamu juga buncit nanti. Kayak perut perut Daddy Yunho sama Ayah Junmyeong."
Jaehyung memasang wajah asamnya. Memegang perutnya dan menatap Doyoung. "Perut aku enggak kayak mereka berdua ya nanti. Pokoknya masih ada enam kotaknya!" ujar Jaehyun tidak terima.
Doyoung tertawa pelan dan menarik Jaehyun untuk segera tidur. "Iya-iya Daddy Jung. Sekarang sudah waktu kita tidur untuk menyusul si kembar Jung ke alam mimpi."
Jaehyun membaringkan tubuhnya tepat di samping Doyoung. Menangkat sedikit kepala pesangan hidupnya hanya untuk menemparkan lengannya sebagai bantalan laki-laki manis itu.
"Terima kasih karena selalu ada di sampingku dan menghadirkan dua jagoan yang sangat tampan itu di keluarga kita ini," ucap Jaehyun mencium kening Doyoung.
"Terima kasih juga kamu sudah mau nurutin semua kemauan si kembar waku di dalam perut. Sampai rela terbang ke Jepang untuk beli sushi, ke Indonesia hanya untuk buah salak dan bahkan sampai ke Amerika hanya untuk makanan dari koki favorite-ku langsung."
Jaehyun tersenyum. Doyoung pun ikut tersenyum.
"Anything for you and the twins, Love." Jaehyun menarik Doyoung ke dalam pelukannya sebelum tidur.
Suasana kamar yang terlihat sunyi dan gelap. Hanya ada suara detik jam yang begerak setiap detiknya. Pasangan orang tua dan kedua anaknya itu tidur dengan lelap tanpa ada yang mengganggu. Hingga waktu berputar suara tangis mulai mengisi kamar tidur itu.
"OEEEEEEEK ... OEEEEEEEEK ... OEEEEEEEEK!
Doyoung dan Jaehyun seketiia terbangun dan berlari menuju tempat tidur si kembar. Ya. Jeno dan Jaemin menangis dengan sangat keras.
"Jen Jen mimpi buruk?" Doyoung mengangkat Jeno dan menggendongnya menuju tempat tidur.
"Anak Daddy kenapa? Ada yang masuk ke mimpi Jaemin?" Jaehyun menggendong Jaemin dan berjalan mengitari kamar tidurnya.
Tangis kedua bayi kembar itu tidak kunjung berhenti. Jaehyun dan Doyoung saling menatap tidak mengerti. Ada apa sebenarnya dengan kedua bayinya? Popok mereka masih terasa baik-baik saja, bahkan Jeno yang berada di gendongan Doyoung menolak untuk menyusu.
Tangis kedua bayi itu sampai membuat seluruh pelayan di kediaman Jaehyun terbangun dan berlari menuju kamar majikan mereka. Raut wajah cemas terlihat di wajah mereka dan membuat sang Tuan merasa tidak enak.
"Kalian enggak perlu khawatir. Jeno sama Jaemin sepertinya bermimpi buruk. Kembalilah beristirahat, biar saya dan Doyoung yang mengurus si kembar."
"Mereka pasti khawatir sekali," kata Doyoung setelah Jaehyun menutup pintu kamarnya. "Aku enggak tahu kenapa Jeno dan Jaemin sampai menangis seperti ini."
Jaehyun masih menimang Jaemin itu mengelus lembut punggung Doyoung. "Aku akan telepon Mommy Jaejoong dan menanyakan apa yang harus kita lakukan."
Doyoung mengangguk. Ia terus menimang Jeno yang masih menangis. Bahkan mainan yang selalu menarik perhatian si sulung itu tidak mempan.
Sementara Jaehyun, ia bertelepon dengan membawa Jaemin berkeliling kamar. Ponselnya ia himpitkan di antara telinga dan bahunya.
Jaehyun tampak serius berbicara dengan Jaejoong. Raut wajahnya yang sebelumnya panik berganti seakan bertanya mendengar pekataan Jaejoong hingga telepon berakhir.
"Apa kata Mommy?" tanya Doyoung penasaran.
"Mommy bilang, bayi memang seperti itu. Tidurnya akan terusik di malam hari. Aku juga enggak tahu," jawab Jaehyun yang tampak mencari nomor telepon mertuanya. "Aku coba tanya ke Bunda Kyungsoo."
Doyoung mengangguk. Namun sama halnya dengan yang Jaejoong sampaikan, Kyungsoo mengatakan itu juga.
"Bunda bilang kita harus ajak ngobrol. Katanya itu akan menarik atensi mereka. Walaupun sulit kita coba saja."
Doyoung mengangguk. "Jeno. Ini Mommy. Jeno jangan takut ya. Ada Mommy di sini."
Lain dengan Doyoung, Jaehyun membuka tirai kamarnya. "Hey Jaemin. Lihat bulannya bagus."
Mengikuti setiap saran yang Kyungsoo berikan membuat keduanya berpikir terus ulang mengenai apa yang harus mereka katakan. Baik Jaehyun dan Doyoung saling menenangkan si kembar sampai saling bergantian menggendong Jeno dan Jaemin.
***
1 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
KELUARGA JUNG
FanfictionThe First Story for me with Family Concept Kehidupan rumah tangga Jaehyun dan Doyoung bersama kedua putra kembar mereka, Jeno dan Jaemin. "Kenapa aura anak gue kagak ada yang uke satu gitu?! kenapa auranya seme semua?!" "Itu berarti hormonku lebih k...