Sepeninggalan Jaehyun dan Doyoung yang membawa Mark keluar rumah, suasana ruang keluarga Jung terlihat sunyi. Hanya ada Taeil yang menatap ke arah suami-istri Lee."Kebiasaan kalian ini loh kenapa enggak bisa diilangin. Mark itu anak yang pintar dan suka hal-hal yang baru, tapi kenapa sih kalian enggak bisa jaga mul—lidah kalian untuk enggak berbicara yang buruk-buruk?" Taeil menggeleng.
"Beruntung lah kalian Doyoung lagi punya bayi. Kalau si kembar belum lahir, gue yakin habis kalian kayak Rowoon waktu dulu babak belur cuman pakai spatula pas ketahuan selingkuh," tambah Taeil yang diangguki oleh semuanya.
"Ah iya. Winwin juga kalau capek marahin Yuta, suka minta Doyoung. Walaupun Yuta berakhir babak belur sih, tapi Winwin puas." Winwin tersenyum mengatakan itu. Mengabaikan Yuta yang bergidik ngeri.
Pengalaman buruk seorang Nakamoto Yuta adalah dihantam oleh Doyoung dengan alat masak. Semua alat masak adalah senjata pamungkas tingkat rendah milik ibu si kembar. Senjata andalannya adalah stik golf milik Jaehyun yang super mahal. Karena benda kesayangan Jaehyun itu sangat kokoh dan kuat. Walaupun belum pernah digunakan untuk memukul manusia, tetapi sudah dibuktikan oleh Doyoung sendiri untuk mengancam dengan memukul salah satu kaki meja di rumahnya hingga meja itu rubuh.
Tentu saja Johnny juga pernah mengalami nasib yang sama seperti Yuta, bahkan Taeyong yang sepupunya sendiri pernah mencium pantat wajan penggorengan. Dari semua uke manis, hanya Doyoung lah yang paling menyeramkan. Jaehyun? Tentu saja pernah mengalaminya juga.
"Jadi ingat dulu Jaehyun kena hajar pake spatula sama pantat wajah penggorengan. Mana di kantor lagi," kata Johnny mengingat-ingat. "Gue sekali kena pukul gilingan adonan roti aja langsung memar. Gila sih kekuatannya kayak Hulk."
"Mendinglah. Gue dari dulu selalu kena pantat wajan yang udah item. Sebulan minimal empat kali muka ganteng gue memar plus item," ucap Taeyong. "Kelinci satu itu sensitif banget."
"Bersyukurkan lo, Doyoung lagi punya anak?" tanya Yuta yang diangguki oleh Taeyong. "Tapi bener sih kata Johnny, waktu itu Jaehyun parah banget sampai jadi tontonan karyawannya sendiri."
Johnny menjentikkan jarinya. "Gue masih simpen foto Jaehyun sujud-sujud minta maaf pas kejadian itu. Mana pakai cium kaki lagi. Sedih banget asli." Tangannya sibuk mencari foto yang dimaksud. Setelah menemukannya langsung ditunjukkan kepada yang lain.
"Itu gimana ceritanya? Kok kita enggak ada yang tahu?" tanya Winwin yang diangguki oleh Taeil dan Ten.
"Jadi begini ceritanya—"
***
Suasana kantor masih teramat sepi. Padahal sebentar lagi jam menunjukkan jam makan siang. Hanya ada satu satpam yang berjaga dan membungkuk hormat ketika kedatangan laki-laki manis yang hanya menggunakan kaos biru muda polos dan celana pendek. Jangan lupakan kedua tangan membawa sesuatu benda; tangan kanan wajan penggorengan dan tangan kiri spatula.
"Maaf. Bolehkah Anda keluar?"
Laki-laki itu menatap tajam ke arah perempuan muda yang bertugas di meja penerima tamu. Dilihatnya dari ujung rambut hingga ujung sepatu. Karyawan baru ya?
"Kantor kami tidak menginzinkan siapa pun yang tidak punya kepentingan untuk masuk. Terlebih lagi membawa wajan penggorengan dan alat masuk itu. Di sini bukan tempat acara masak, Tuan."
"Gue punya urusan penting di sini. Dan lo sebagai karyawan baru mending minggir," katanya mendorong bahu kanan perempuan itu dengan spatula miliknya.
"Bisa tolong jauhkan alat masak Anda? Itu kotor, 'kan?" tantangnya yang membuat laki-laki itu tersenyum miring.
Menantang? Bagus sekali. Kepalanya dimiringkan. "Telepon Jung Jaehyun sekarang. Katakan Kim Doyoung menunggu di lobi perusahaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
KELUARGA JUNG
FanfictionThe First Story for me with Family Concept Kehidupan rumah tangga Jaehyun dan Doyoung bersama kedua putra kembar mereka, Jeno dan Jaemin. "Kenapa aura anak gue kagak ada yang uke satu gitu?! kenapa auranya seme semua?!" "Itu berarti hormonku lebih k...