03. Waktu Istirahat

6.3K 694 14
                                    


Mingyu tampak tidak tega melihat Jaehyun—sahabatnya yang juga atasannya—terlihat begitu lelah. Kantung mata pun menghiasi kedua mata itu.

"Lo enggak apa-apa, Jae? Kayaknya lo kurang tidur."

"Si kembar empat hari ini nangis mulu tiap malam. Gue sama Doyoung udah kehabisan akal gimana cara buat nenangin mereka," cerita Jaehyun yang mulai menghela napasnya.

"Dikasih asi enggak mau. Diajak keliling rumah juga masih nangis juga. Doyoung sampai beliin penyumbat telinga buat semua pekerja di rumah gue. Takut kalau waktu tidur mereka keganggu."

Mingyu hanya diam.

"Mommy sama Bunda bahkan sampai ke rumah dari kemarin, cuman biar Doyoung istirahat."

Mingyu tampak berpikir. Sungguu ia tidak tahu saran apa yang dapat disampaikannya. Ingat dirinya masih lajang sampai saat ini.

"Gue berpikir sampai si kembar enggak rewel lagi tiap malam, gue mau kerja setengah hari aja. Bisakan meeting semua diubah jadi pagi?" tanya Jaehyun. "Kondisi begini gue pun enggak akan kondusif buat gue meeting. Yang ada malah berantakan."

Mingyu mengangguk mengerti. "Selama dua minggu ini enggak ada meeting penting. Hanya meeting internal aja, Jae."

Jaehyun mengangguk mengerti. "Okay. Tolong arrange ulang semua meeting ya. Mulai besok meeting dari jam delapan sampai jam sebelas. Selebihnya besoknya lagi seperti itu."

"Siap, Pak Bos! Gue akan pilih dokumen penting mana aja yang harus ditanda tanganin segera," ucap Mingyu. "Mending lo sekarang pulang buat istirahat. Gue enggak mau Doyoung ditinggal mati nanti. Kan enggak lucu ada berita 'Seorang CEO Mati Karena Kurang Tidur'."

"Sialan! Gue siap-siap pulang dulu."

***

Jaehyun masuk ke dalam kamarnya. Sesampainya di rumah, Jaejoong dan Kyungsoo hanya menatapnya bingung karena sudah pulang pada jam segini. Namun, Jaehyun hanya memberikan jawaban bahwa dirinya lelah dan ingin istirahat.

Senyum Jaehyun mengembang saat melihat Doyoung yang tengah tertidur. Ia lantas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan langaung menuju tempat tidur.

"Jae? Kok kamu udah pulang?" tanya Doyoung yang merasa tidurnya terusik karena sebuah lengan memeluknya.

"Aku lelah dan ingin tidur. Kamu keganggu?" tanya Jaehyun yang membuat Doyoung menggeleng.

"Aku juga baru tidur setelah nyusuin Jeno sama Jaemin. Badanku capek banget," rajuk Doyoung yang kini merubah posisinya memeluk tubuh Jaehyun. Mendusal wajahnya pada dada sang suami.

"Aku jadi enggak enak sama Mommy, sama Bunda juga sampai datang ke rumah untuk bantu urus si kembar," ucap Doyoung. "Aku jadi merasa enggak berguna sebagai orang tua."

Jaehyun memeluk erat Doyoung. "Mommy dan Bunda bantu biar kita ada waktu untuk istirahat. Kalau kita kurang istirahat terus sakit, siapa yang bisa urus si kembar? Yang ada malah buat orang tua kita makin panik," kata Jaehyun menenangkan Doyoung yang semakin memeluk erat tubuhnya.

"Kalau kamu sakit, Jeno sama Jaemin enggak bisa nyusu nanti. Merekakan imunnya masih lemah," katanya lagi yang membuat Doyoung menangguk.

"Mangkanga mereka setiap hari dateng ke sini bantu kita rawat si kembar. Dan kita punya aktu istirahat siangnya."

"Kita?" tanya Doyoung bingung. "Kamu kan seharian di kantor, gimana istirahatnya?"

Jaehyun tersenyum. "Sampai si kembar enggak rewel tiap malam, aku kerja setengah hari biar bisa istirahat juga. Aku mana tega biarin kamu malam-malam urus bayi nakal itu."

"Bayi nakal itu anak kita, Jae. Jangan ngomong gitu, nanti kalau mereka nakal beneran mau? Omongan itu doa loh, Sayang," tegur Doyoung.

Jaehyun mencium kening Doyoung. "Aku ganti. Bayi-bayi tampan kita. Sekarang kita tidur, kamu kan pasti nanti bangun lagi buat nyusuin sama mandiin mereka."

Doyoung mengangguk. "Eung. Iya Daddy Jung."

***

3 Januari 2021

KELUARGA JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang