01. Jung Jeno dan Jung Jaemin

10.7K 859 78
                                    


Jaehyun tersenyum melihat kedua buah hatinya yang kini tengah berada di tempat tidur khusus bayi. Jung Jeno dan Jung Jaemin adalah nama yang telah diberikan olehnya. Tampan, tampan dan tampan, kecuali Jaemin terlihat sedikit lebih manis dibandingkan Jeno. Mungkin ini yang namanya perpaduan orang tua.

"Jae."

Mendengar Doyoung memanggil namanya, Jaehyun lantas berjalan ke arah tempat tidur sang suami. Dikecupnya pelipis Doyoung dan tidak henti-hentinya mengucapkan rasa terima kasih kepada laki-laki manis yang telah berjuang melahirkan kedua buah hatinya dengan taruhan nyawa.

"Bayi kita bagaimana? Apa kamu sudah memberikan mereka nama?"

Jaehyun tersenyum dan mengangguk. "Si kakak, aku beri nama Jeno. Dan si adik, aku kasih nama Jaemin."

"Jung Jeno dan Jung Jaemin," ulang Doyoung dengan senyumnya. "Apakah mereka sepasang? Atau kah mereka sama saja?"

Doyoung bertanya mengenai anak kembarnya. Apakah mereka sepasang seme-uke atau kah sama keduanya seme atau uke? Doyoung ingin tahu itu, mengingat Taeil dan Winwin tampak kerepotan ketika mengurus Haechan dan Renjun yang status mereka adalah uke.

"Dokter Choi mengatakan status mereka adalah seme," kata Jaehyun. "Jagoan untuk melindungi kamu bertambah deh."

"Jagoan Daddy sama Ayah." Doyoung tersenyum. "Aku sudah ketakutan kalau salah satu dari mereka adalah uke. Melihat Kak Taeil dan Winwin mengurusi Haechan Renjun sudah membuatku lelah, Jae."

"Uke itu butuh perhatian dan pengawasan khusus. Sama kayak Kak Gongmyung ke kamu dulu, aku setengah mati buat dapetin kam—"

Pintu kamar terbuka, menampilkan Taeyong dan Ten yang dan seorang balita berusia satu tahun, Mark Lee.

"Kami datang pas sekali ya?" Taeyong sepupu Doyoung. "Bagaimana dengan dua keponakan gue? Apa mereka sehat?"

"De bai? Ana de bai?" (Adik bayi? Mana Adik bayi?) Mark tampak melihat sekeliling kamar, mencari adik bayi yang sudah lama ditunggu-tunggu olehnya. "Mak dah wa ailon men. Ain ma de bai ... ain ma de bai, Mi." (Mark udah bawa ironman. Main sama adik bayi ... main sama adik bari, Mi).

Jaehyun dan Doyoung tersenyum melihat keponakan mereka itu.

"Adik bayinya lagi tidur. Kak Mark jangan berisik ya. Nanti adik bayinya keganggu," kata Doyoung pelan dengan memberikan satu telunjuk di depan bibirnya dan diikuti oleh Mark.

"Mak iem. Mak iem. De bai gi durrr." (Mark diem. Mark diem. Adik baik lagi tidur).

Ten tersenyum mendengar anaknya yang cepet mengerti. Ia berjalan menuju sofa yang berada tidak jauh dari tempat Doyouny. "Mark duduk di sini aja ya. Mainnya jangan berisik, nanti adik bayinya kebangun. Adik bayinya capek habis berpetualang."

"Alang? De bai alang? Apek ya?" (Berpetualang? Adik bari berpetualang? Capek ya?) Mark melihat ke arah Ten dengan tatapan polos yang mengikuti arah telunjuk sang papa. "Di ana? De bai dur? De bai apek, de bai dur, anti ain ma Mak." (Di sana? Adik bari tidur? Adik bayi capek, adik bayi tidur, nanri main sama Mark).

Ten tersenyum dan mengangguk. Setelah memastikan sang buah hati mulai asik dengan robot di tangannya, ia berjalan menuju dua tempat tidur bayi.

"Lihat anak lo itu, maininnya pelan banget kayak slow motion gitu," ucap Jaehyun yang menahan tawanya.

"Biarin. Lagi anteng dia. Dari kemarin rewel mau ketemu adik bayi mulu. Mana tadi susah banget di suruh makan, cuman mau ketem—"

"Jung Jeno dan Jung Jaemin." Seakan tahu apa yang akan diucapkan oleh Taeyong, Jaehyun segera memotong perkataan laki-laki berwajah animasi Jepang itu dengab menyebutkan kedua nama anaknya.

"Baru mau gue tanya namanya siapa, udah lo potong aja," ucap Taeyong malas yang mendapat cengiran dari Jaehyun.

Jaehyun masih sangat senang dengan nama yang diberikan olehnya untuk anak kembarnya.

"Sepasang?" tanya Ten memastikan.

Doyoung menggeleng. "Sejenis kayak Jaehyun. Jadi Mark ada temen main bola."

"Sejenis kayak Daddy nya yang tampan dan mempesona ya?" Jaehyun memainkan alisnya, namun yang didapat hanya respon malas dari Doyoung, Ten dan Taeyong.

"Percaya diri lo enggak pernah hilang ya, Jung." Taeyong menggelengkan kepalanya. "Oh iya. Johnny sama Yuta jadi dateng?"

"Yuta enggak bisa, katanya Renjun demam. Kalau Johnny bilangnya besok baru dateng," jawab Jaehyun yang berjalan ke arah Mark dan berjongkok di depan keponakannya.

"Kak Mark asik sendiri nih main. Mau kenalan sama adik bayi enggak?"

"Enalan? Au ... Mak au enalan." (Kenalan? Mau ... Mark mau kenalana) Mark tampak berbinar mendengar ajakan Jaehyun. Hal yang paling ditunggu olehnya sejak tadi, namun seketika wajahnya kembali murung. "Api de ai gi dur." (Tapi adik bayi lagi tidur).

Senyum Jaehyun mengembang. Diangkatnya tubuh Mark dan dibawanya menuju tempat tidur kedua anaknya. "Kak Mark kenalannya jangan berisik. Adik bayi masih capek."

Mark mengangguk mengerti.

Jaehyun mendekati Mark pada box bayi sebelah kanan. "Ini namanya Jeno."

"Eno?" (Jeno?) ulang Mark memastikan dan dijawab anggukan oleh Jaehyun. "Alo Eno. Mak enalan ya." (Halo Jeno. Mark kenalan ya).

Mendengar bagaimana cara Mark mengenalkan dirinya dengan membungkuk di gendongan Jaehyun, membuat kedua orang tuanya dan Doyoung tersenyum. Sungguh lucu sekali si Mark.

"Yang ini namanya Jaemin."

Mata Mark berkedip. "De bai ua?" (Adik bayi dua?) Mark bertanya lagi. "Mak man wa tu ailon men," katanya dengan nada sedih. (Mark cuman bawa satu ironman)

Doyoung yang mendengar itu hanya tersenyum. "Besok-besok Kak Mark bawa dua ya? Biar Jeno sama Jaemin bisa main juga."

Mark mengangguk mengerti.

"Kak Mark kenalan dulu sama Jaemin yuk," ulang Jaehyun yang diangguki lagi oleh Mark.

"Alo Emin. Mak enalan ya." (Halo Jaemin. Mark kenalan ya) Mark melakukan hal yang sama seperti berkenalan dengan Jeno tadi. Membungkukkan badannya. "Sok Mak wa ola. Ain ola ma Eno ma Emin." (Besok Mark bawa bola. Main bola sama Jeno dan Jaemin).

"Jeno sama Jaemin belum bisa main bola, Kak Mark. Adik bayi enggak boleh ke mana-mana. Harus tidur lebiiiiih lamaaaa, kalau udah enggak capek baru boleh main."

Mark memasang wajah sedih mendengat kata-kata Jaehyun. "Au ain ma Eno ma Emin." (Mau main sama Jeno dan Jaemin).

Ten mendekat dan meraih sang anak dari Jaehyun yang mulai merajuk. "Nanti ya. Kan adik bayi masih capek. Mereka harus tidur lama. Mark juga dulu tiduuuuuur lamaaaa banget. Papi sampai kesepian dulu."

"Mak uga? Dur ma? Uh mang Mak alang uga?" tanya Mark. (Mark juga? Tidur lama? Uh emang Mark berpetualang juga?).

"Iya Mark berpetualang juga. Malah lebih lama dari adik bayi," jawab Taeyong. "Paman Doyoung aja dulu sampai bosan nungguin Mark bangun."

"Nte Yong osan?" tanya Mark lagi yang diangguki oleh Doyoung. (Tante Doyoung bosan?)

"Bosan banget. Tapi karena Paman tahu Kak Mark capek banget habis berpetualang, jadinya Paman nungguin Kak Mark sampai bisa bangun dari tidur."

"Mak nggu Eno ma Emin ngun yak Nte Yong. Mak awa ainan nyak nti." (Mark nunggu Jeno dan Jaemin bagun ya Tante Doyoung. Mark bawa mainan banyak nanti).

***

December 30th, 2020

KELUARGA JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang