05. Telapak Kaki Si Kembar

5.9K 644 68
                                    


Mata kecil Mark menatap Jaehyun yang tengah duduk di depannya dengan sebuah buku bergambar. Sesekali melirik ke arah buku itu yang sudah tidak sabar.

"Om Yun! Ka! Ka ukunya~" (Om Jaehyun! Buka! Buka bukunya~) seru Mark dengan tangan memukul-mukul kasur, karena ia sudah tidak sabar.

Hari memang sudah malam. Dan seharian ini Jaehyun terus memutar koleksi film dokumentari miliknya mengenai berbagai macam fauna yang ada di dunia. Dari berbagai macam unggas, pemakan tumbuhan, pemakan daging dan fauna lautan lainnya.

"Oke-oke. Kak Mark sudah tidak sabar ya."

Mark tertawa. "Mak au uara wan!" (Mark mau suara hewan!)

Jaehyun cukup senang dengan keponakannya ini yang cepat sekali tanggap. Bahkan waktu Mark belum genap setahun, keponakannya itu sudah bisa berbicara. Mungkin ini dikarena Ten yang pandai berbicara--alias cerewet dan Taeyong yang cukup pintar. Mangkanya Mark cepat sekali belajar.

"Ini hewan apa?" tanya Jaehyun ketika membuka halaman pertama.

"YAM! YAM! KUKU YUK!" (AYAM! AYAM! KUKU RUYUK!) seru Mark bertepuk tangan.

Pintu kamar terbuka. Menampilkan sosok Doyoung yang tengah membawa botol susu. "Seru banget teriak ayamnya. Tapi Kak Mark jangan keras-keras ya, nanti adik bayi bangun."

Mark mengangguk dan menutup mulutnya. "Mark cil ara. Ngan ggu de bai." (Mark kecilin suara. Jangan ganggu adik bayi)

Doyoung memberikan botol susu kepada Mark yang langsung diterima oleh tangan kecil keponakannya. Duduk di tepi ranjang dan mengusap lembut rambut Mark yang mulai meminum susu melalui dot yang terpasang sebagai jalan Mark untuk minum.

"De bai ndak kan? Mark ga iat de bai kan," (Adik baik enggak makan? Mark enggak lihat adil bayi makan) tanya Mark yang kemudian terdengar suara tangisan dari tempat tidur Jeno dan Jaemin.

"OEEEEEEK ... OEEEEEEEEEK ... OEEEEEEEEEK ...."

"De bai ngis. Mpi ruk Om ... Nte. De bai mpi ruk." (Adik bayi nangis. Mimpi buruk Om ... Tante. Adik bayi mimpi buruk) Tunjuk Mark yang mendengar suara tangis si kembar.

"Itu tandanya adik bayi lapar. Sudah waktunya mereka makan," kata Jaehyun. "Kak Mark tunggu sini ya," lanjutnya yang diangguki oleh Mark.

"Nte. Ndak pin kan de bai?" (Tante. Enggak siapin makan adik bayi?) tanya Mark yang melihat Doyoung hanya duduk saja. Mengingat tantenya hanya duduk dan tidak keluar dari kamar untuk mengambil makan adik bayi.

"Adik bayi makannya beda. Enggak kayak makanan Kak Mark tadi," kata Doyoung yang menerima Jeno untuk digendong olehnya.

Mark memiringkan kepalanya tidak mengerti. Memperhatikan Doyoung yang membuka bajunya dan mendekatkan Jeno pada dadanya.

"Eno kan Nte?" (Jeno makan Tante?)

Doyoung tertawa. Keponakannya itu berpikir bila Jeno tengah memakan dirinya.

"Jeno lagi nyusu kayak Kak Mark. Tapi susunya dari Tante," jelas Doyoung.

Mark hanya mengangguk. Anak kecil itu lebih gampang percaya pada kata-kata Doyoung atau Jaehyun yang selaku Tante dan Omnya, dibandingkan orang tuanya sendiri; Taeyong dan Ten.

Bahkan dulu Ten sempat merajuk kesal karena Mark lebih mempercayai kata-kata keduanya dibandingkan dirinya sendiri. Taeyong pun kalau sudah pasrah akan menyerahkan kepada mereka berdua hanya untuk menasehati Mark.

Jaehyun datang dengan menggendong Jaemin yang sudah tidak menangis lagi. Duduk di tepi ranjang dan memanggil Mark. "Kak Mark mau pegang kaki Jaemin enggak?"

Mark mengangguk. "Au. Mak au!" Mark merangkak setelah menggingit dot botol susu bayinya. Dan meletakkannya di sampingnya, walau botol susunya jatuh tertidur.

"Puk! Aki Emin puk! Mak ka!" (Empuk! Kaki Jaemin empuk! Mak suka!) serunya yang masih memainkan kaki Jaemin seperti tengah memijat telapak kaki.

"Kaki Jeno juga empuk loh. Kak Mark enggak mau pegang?" Suara Doyoung menginterupsi Mark yang masih asik bermain dengan kaki Jaemin.

Kepala kecil Mark menangguk dan kembali merangkak. Meninggalkan botol susunya.

"Puk ga! Mak ka!" (Empuk juga! Mark suka!) serunya yang masih memainkan telapak kaki Jeno. 

"Ki Mak puk ndak ya?" (Kaki Mark empuk enggak ya?) tanya yang memainkan telapak kakinya sendiri.

Senyum mengembang. "Puk! Puk! Ki Mak puk!" (Empuk! Empuk! Kaki Mark empuk!) serunya yang memainkan telapak kakinya sendiri.

Jaehyun dan Doyoung tertawa. Benar-benar keponakannya itu pintar dan menggemaskan. Mereka jadi tidak sabar melihat perkembangan Jeno dan Jaemin nanti, dari memanggil mereka berdua, tengkurap, berguling, merangkak dan berjalan. Mereka benar-benar tidak sabar dengan perkembangan si kembar nanti.

Setelah Jaemin selesai menyusu dan menyusul Jeno tidur, Jaehyun meletakkan si bungsu tepat di samping si sulung. "Mimpi indah ya jagoan-jagoan Daddy sama Mommy."

Di tempat tidur, Mark tengah memilih buku cerita bergambar miliknya. Rutinitas si kecil Lee ini sebelum tidur adalah menyusu pada botol susu dan ditemani cerita dongeng. Jangan lupakan bantal semangka yang telah buluk berada di genggamannya.

"Ni! Mak au ni!" (Ini! Mark mau ini!) serunya menyerahkan buku bergambar Peter Pan kepada Doyoung dan menggeser buku lainnya ke sisi sebelahnya.

Jaehyun yang melihat itu hanya menggeleng. Mengambil buku-buku dongeng yang berada di sisi tempat tidurnya dan meletakkan di atas meja nakas. Naik ke tempat tidur dan menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjangnya.

"Dahulu kala di negeri—" Doyoung mulai bercerita dan dibantu oleh Jaehyun.

"—Mereka terbang menembus langit. Eh. Udah tidur," ucap Doyoung ketika kepala Mark sudah menyender padanya.

"Biar aku yang benerin tidurnya. Kamu ambil dotnya Kak Mark aja," kata Jaehyun mengambil pelan botol susu yang masih dikenyot oleh Mark.

Setelah menukar botol susu dengan dot bayi milik Mark, Jaehyun membenarkan posisi tidur Mark dan bantal semangka yang sudah buluk. "Taeyong sama Ten enggak ada niatan ganti bantal Mark dengan yang baru apa ya?"

Doyoung tersenyum. "Sudah pernah. Tapi Mark malah nangis dulu. Jadinya bantal semangka barunya cuman jadi pajangan doang tuh di kamar mereka."

"Aku jadi paham kenapa mereka berdua enggak mau bawa Mark liburan," katanya melihat Mark yang telihat lebih pulas dibanding sebelumnya.

Doyoung menggeleng mendengar kata-kata Jaehyun. "Soalnya Mark enggak mau tidur sendirian. Jadinya mereka enggak bisa melakukan itu loh."

Jaehyun mendengus. "Nanti aku kasih pintu yang menghubungkan kamar kita sama kamar si kembar. Biar enggak kayak Mark, nempelin mulu tidurnya."

Doyoung tertawa pelan. "Tapi aku mau kayak gini loh. Tidur bareng berempat sama si kembar selama mereka masih muat di tempat tidur kita."

Doyoung mengedipkan matanya sebelum berkata, "Kita kan bisa main di ruang kerja kamu, Jae. Aku kan sebagai istri punya kewajiban buat layanin suami juga. Masa nolak kalau kamu lagi kepengen."

Jaehyun tersenyum senang. Untuk saat ini ia memang menahannya. Karena si kembar masih kecil dan butuh perhatian khusus untuk mereka. Doyoung memang pengertian. Makin cinta sama Mommy Jung.

***

7 January 2021

KELUARGA JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang