07. Teman Baru Si Kembar

5.5K 670 155
                                    


Johnny berlari menuju ruang keluarga Jung. Laki-laki berkewarganegaraan Amerika itu teringat sesuatu yang ia tinggal begitu saja ketika mendengar Doyoung berteriak dan melihat Jaehyun lari seperti angin. Bayi mungil berisi lah yang ia tinggal seorang diri, Haechan anaknya.

"Taeil sadar gue ninggalin Haechan, auto dipenggal gue."

Johnny menghela napasnya saat melihat anak semata wayangnya tengah dalam posisi tengkurep. Kedua matanya bertemu dengan mata sang buah hati membuat Johnny tersenyum, walaupun sebentar. Iya sebentar, karena Haechan langsung membuang mukanya begitu saja.

"Ada yang tengah merajuk. Pintar sekali anak Daddy," katanya yang mendekat ke arah Haechan.

Johnny mengambil posisi sama seperti Haechan dan menghadap ke arah sang bayi. Namun dengan cepat anaknya itu kembali membuang muka. Benar-benar marah karena gue tinggal gitu aja nih anak?

Johnny masih tidak mau menyerah. Digeser badannya untuk menghadap ke arah Haechan kagi, namun tetap saja mendapat perlakuan yang sama. "Heh! Bakpao daging. Jangan sok marah sama Daddy. Entar enggak Daddy beliin barbie yang kemarin kamu tunjuk-tunjuk ya."

"Buset John! Anak sendiri lo katain bakpao daging. Enggak ada akhlak lo sebagai Bapak," celetuk Yuta yang menurunkan Renjun untuk duduk di atas kasur angin. "Njun duduk di sini ya. Coba yang bener jangan sampai jatuh. Nanti Ayah kasih boneka kuda nil putih buat kamu."

Renjun diam. Dia duduk dengan bantuan Yuta. Walau pada akhirnya bayi itu miring dan membuat Yuta menghela napasnya. "Kamu tiduran aja deh."

"Baru tujuh bulan, Yut. Main disuruh duduk sendiri aja. Kasihan si Renjun," kata Taeil yang duduk di samping Haechan. Mencium gemas kedua pipi sang anak. "Anak Mommy pinter banget bisa ngambek sama Daddy. Jangan kasih ampun Daddy kamu itu yang udah ninggalin kamu gitu aja di sini."

Taeil menatap tajam ke arah Johnny. "Sampai rumah masuk ruang kerja kamu ya. Aku mau sidang," katanya santai namun tidak bagi Johnny. Laki-laki yang menjadi suaminya itu menghela napasnya.

"Minggir. Minggir. Yang punya tahta mau tiduran." Jaehyun muncul bersama Doyoung dengan si kembar yang berada digendongan masing-masing. "Badan gede. Awas. Kasur mahal anak gue kena kuman dari lo."

"Berapa sih! Gue ganti sini," balas Johnny mengeluarkan dompetnya. "Eh lupa belum ambil duit. Hehehe ... silakan yang mulia."

Doyoung memutar kedua matanya malas. Ia meletakkan Jeno dalam posisi tiduran. Diikuti oleh Jaehyun yang meletakkan Jaemin dengan posisi yang sama.

"Main ya sama teman-teman baru. Biar Jeno sama Jaemin enggak bosen hari ini," kata Doyoung mengusap kepala Jeno dan Jaemin berbarengan.

"Kak Doy. Jeno kok kelihatan lebih gemuk dari Jaemin?" tanya Winwin penasaran melihat perbedaan bentuk tubuh bayi kembar itu.

"Turunan kayaknya. Daddy-nya kan dulu bayi bulet banget. Kalau Jaemin kayak gue dulu, macem bayi kekurangan gizi tapi sehat, Win," jelas Doyoung yang diangguki oleh Winwin.

Para bayi tengah asik dengan dunianya sendirim si kembar yang menggerakkan tangannya dan bergumam tidak jelas. Haechan yang mukul-mukul kasur dengan air liur yang menetes. Dan Renjun yang hanya diam melihat sekitarnya.

Sedangkan para orang tua tengah berbincang satu sama lain. Membahas mengenai pertumbuhan bayi dan keperluan apa saja yang harus dipersiapkan.

Jeno mulai sedikit bergerak. Jaemin pun sama. Menggerakkan badannya hingga kedua berguling dan berakhir dengan posisi tengkurep. Tatapan mereka berempat bertemu. Diam saling memandang hingga air liur bayi mereka menetes.

KELUARGA JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang