Di kamar dengan nuansa putih itu, Jeno dan Jaemin tengah memandang celengan berbentuk kelinci dan anjing milik mereka. Kedua pasang mata itu saling memandang satu sama lain."Cukup enggak uangnya ya buat beli kado Daddy dan Mommy, Emin?" tanya Jeno.
"Seharusnya cukup. Tahun kemarin kita kasih sapu tangan kan ya? Tahun ini apa ya?" Jaemin bertanya balik.
Si kembar Jung itu tampak saling melempar pandang. Minggu lalu ulang tahun sang ibu dan besok ulang tahun sang ayah. Tahun ini, si kembar tidak bisa memberikan kejutan untuk Doyoung tepat pada tanggal 1 Februari, mengingat nenek mereka sakit dan mau tidak mau sang ibu harus berangkat ke Guri. Dan tahun ini keduanya ingin memberikan kejutan perayaan ulang tahun kedua orang tuanya secara bersamaan.
"Kita harus ke rumah Tante Taeil juga hari ini, Eno," kata Jaemin mengingatkan. "Pecahin sekarang aja."
Jeno mengangguk. "Tunggu. Eno tutup pintu dulu." Laki-laki berusia dua belas tahun itu segera berlari menutup pintu dan menguncinya. "Oke siap!" katanya saat kembali duduk.
"Kamus bahasa inggris," ucap Jaemin memberikan buku tebal itu kepada kembarannya. "Dalam hitungan ketiga, pecahin bareng-bareng."
Jeno mengangguk. "Satu."
"Dua." Jaemin melanjutkan hitungannua Jeno.
"TIGAAAAAAAA!" Kedua tampak kompak mengucapkan angka tiga bersamaan memukul celengan masing-masing dengan kamus bahasa inggris.
Uang kertas dan koin terlihat menumpuk. Keduanya menghitung uang masing-masing. Sesekali mengulang hitungan dengan meletakkan kembali uang yang berada di tangan mereka ke tempat semula. Menggaruk kepala mereka yanh tidak gatal, karena angka yang semakin besar.
"Eno ada 15 ribu won."
"Emin ada 12 ribu won."
Keduanya berpikir. Dengan total 27 ribu won, apakah yang bisa dibeli oleh si kembar? Tidak mungkin mereka membeli sapu tangan lagi sebagai kado ulang tahun kedua orang tuanya.
***
Doyoung berjalan keluar dari sekolah miliknya ketika melihat mobil Jaehyun sudah berada di depan. Niat ingin memberikan kejutan dan membuat kue ulang tahun untuk sang suami harus diurungkan niatnya. Entah kenapa hari ini ada banyak sekali masalah. Sebaiknya besok gue pesen aja kue ulang tahun untuk Jaehyun.
"Kamu tampak lelah, Yang. Ada apa?" tanya Jaehyun setelah melihat Doyoung yang menyamankan posisinya.
"Entah lah. Hari ini banyak sekali masalah di sekolah," keluh Doyoung.
"Besok kamu istirahat aja seharian mumpung libur. Urusan pekerjaan di rumah biar aku aja," usul Jaehyun. Setidaknya bisa mempersiapkan kejutan untuk Doyoung.
"Bibi masak enggak ya di rumah? Aku tadi lupa bilang kalau pulang telat. Mana aku lupa charger hape tadi." Doyoung bingung, kenapa hari ini dirinya sangat kacau. Padahal yang ulang tahun besok Jaehyun, tapi berasa ia yang berulang tahun.
"Tadi sebelum pulang aku tanya Bibi, katanya si kembar lagi di rumah Kak Taeil dan belum pulang. Aku tadi telepon Kak Taeil, katanya mereka sih yang mau anter si kembar pulang."
Doyoung mengangguk. "Kita makan di luar aja ya? Sekalian bungkusin buat mereka. Takutnya mereka masih laper pas pulang nanti."
Jaehyun menyetujui ajakan Doyoung. Kesempatan emas makan malam berdua tanpa diganggu si kembar, batinnya senang.
***
"Tante. Kok kuenya masih lama?" Jeno dengan wajah penuh tepung bertanya kepada Taeil yang kini tengah membersihkan dapurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELUARGA JUNG
FanfictionThe First Story for me with Family Concept Kehidupan rumah tangga Jaehyun dan Doyoung bersama kedua putra kembar mereka, Jeno dan Jaemin. "Kenapa aura anak gue kagak ada yang uke satu gitu?! kenapa auranya seme semua?!" "Itu berarti hormonku lebih k...