Doyoung mengusap lembut kepala Haechan. Merasa iba dengan si Baby Seo itu atas apa yang terjadi. Ia tahu, Haechan masih trauma dengan Johnny mendengar cerita dari Taeil. Otaknya berpikir keras mencari cara agar hubungan anak dan ayah itu membaik.
"Kak. Haechan main barbie sekarang sama siapa?" tanya Doyoung.
"Sendirian. Terkadang sama gue, Doy," jawab Taeil.
Doyoung berpikir sejenak. "Gue enggak tahu cara ini berhasil atau enggak. Cuman, mungkin bisa dicoba mumpung semua anak lengkap."
Winwin mendekat. Begitu juga dengan Ten. Keduanya ingin mendengar cara yang dipikirian oleh suami Jung Jaehyun.
"Biarin Haechan main sendiri, tapi nanti Jaehyun, Yuta sama Taeyong dateng. Mereka bertiga nanti main deh sama si kembar, Renjun, Lucas dan Mark. Biarin aja diemin sampe dia kayak ngerasa sepi banget," jelas Doyoung.
"Kalau anak gue nangis gimana?" tanya Taeil bingung.
"Johnny jangan jauh-jauh dari Haechan. Biarin aja dia kangen main sama Daddy-nya pas lihat temen-temen pada main sama ayah mereka," jawab Doyoung. "Kita berempat jangan nongol."
Taeil mengangguk mengerti. "Boleh deh dicoba. Kita tunggu Haechan bangun dulu berarti."
Doyoung mengangguk. "Masalah biaya gampang lah, ya, Kak."
"Gampang. Nanti Johnny yang bayar. Itung-itung konsultasi sama kepsek tempat sekolah Haechan nanti," kata Taeil santai.
"Kak. Gue juga mau dong. Renjun sih enggak bakal iri sama lucas, takutnya iri sama Yangyang doang," ucap Winwin meminta saran dari Doyoung.
Doyoung berpikir sejenak. Melihat Renjun dan Yangyang membuat ia teringat oleh sosok si kembar yang tengah tertidur. "Coba perlakuin Renjun dan Yangyang itu kayak anak kembar."
"Maksudnya? Mereka kan enggak kembar, Kak. Hanya sepupuan," ucap Winwin bingung.
"Maksudnya Doyoung, anggap lo punya anak kembar. Ngurusnya itu dan dari barang-barang yang ada harus kembar," ucap Ten memperjelas.
Namun, Doyoung menggeleng. "Enggak gitu juga, Ten. Tapi tempatkan saat beli barang untuk Yangyang, beli juga untuk Renjun. Enggak perlu sama juga enggak apa-apa. Yang penting jangan berat sebelah harus sama."
Winwin mengangguk paham. "Berarti saat minggu depan beliin mainan dan baju buat Yangyang, gue sama Yuta juga harus beliin Renjun, 'kan?"
Doyoung mengangguk. "Renjun itu pendiam, tapi paham suasana sekelilingnya. Saat kalian fokus dengan Yangyang, dia akan merasa iri dengan sendiri. Biasanya kalian kasih perhatian penuh ke arahnya, sekarang enggak. Jadi, kalian harus saling interaksi bergantian antara Renjun dan Yangyang. Tapi, gue enggak tahu berhasil atau enggak, ya. Soalnya ini cara gue sama Jaehyun biar si kembar merasa enggak mendapatkan kasih sayang denan berat sebelah. Misal, hari ini Jeno duluan yang nyusu, besok giliran Jaemin yang pertama. Gitu."
Winwin mengangguk mengerti. "Terima kasih, Kak. Nanti tagihin aja ke Yuta, ya."
Doyoung mengangkat ibu jarinya.
"Otak bisnis nular dari si Jaehyun ini namanya," celetuk Ten.
"Demi makan dan kebutuhan anak, Ten," jawab Doyoung santai.
"Buset. Keluarga lo tuh kaya entah sampe turunan keberapa juga enggak tahu. Kenapa kayak orang susah coba," kata Ten.
"Masalahnya, di sini yang paling kehidupannya biasa banget walau kaya, ya, cuman Doyoung. Dia punya mobil kagak dipake buat ke kampus. Punya uang banyak, tapi jajan seperlunya," ucap Taeil. "Definisi mau susah bisa, mau diajak kaya juga gampang."
Ten hanya mengangguk. "Paket komplit emang."
***
Sesuai rencana Doyoung. Haechan kini tengah bermain di ruang keluarga Nakamoto. Barbie di kedua tangannya digerakkan naik dan turun, hanya barbie laki-laki yang ditaruh di depannya tanpa dimainkan.
Tidak lama, Jaehyun datang dengan si kembar. Meletakkan sang bayi di atas lantai sebelum menggelar kasur empuk untuk main bersama kedua anaknya. Jaehyun mengkat kedua bayinya dan ditengkurapkan. Ia pun melakukan hal yang sama menghadap bayi kembarnya.
"Ngueeeeng. Mobil Daddy sebelahan sama mobil Jeno dan Jaemin."
Haechan melihat ke arah sumber suara. Melihat si kembar bermain dengan ayahnya. Namun, atensinya kembali ke arah barbie miliknya dan bermain.
Taeil yang melihat dari jauh kembali murung ketika Haechan bermain seorang diri lagi seperti biasa. Doyoung yang berada di dekatnya segera menyuruh Taeyong masuk dengan Mark.
Doyoung berjalan ke arah Mark dan berjongkok. "Kakak main dulu, ya, sama Papi. Om Jaehyun lagi main sama si kembar. Jangan diganggu."
Mark mengangguk. "Mak ain ma Api!" seru Mark senang. (Mark main sama Papi!)
Taeyong memandang malas ke arah sepupunya. "Gampang bener anak gue nurut tantenya," sindirnya.
"Selamat bekerja. Kalau berhasil, biaya konsultasi Mark nanti gue kurangin, Kak," kata Doyoung santai mengabaikan sindiran sepupunya.
"Siap! Ayo kita main balapan, Mark." Taeyong dengan semangat mengangkat Mark dan berlari diikuti tawa sang anak karena badannya terbang dibawah oleh sang ayah.
Doyoung tersenyum puas ketika melihat kepala Haechan menengok ke arah Mark yang tertawa. Sedikit lebih lama dari pada melihat ke arah si kembar.
"Kak Yuta. Siap-siap sama Lucas. Renjun masih tidur, jadi sama Lucas aja," kata Doyoung yang segera meminta Yuta untuk segera ke ruang keluarga.
"Kak Johnny siap-siap, ya. Inget pantengin Haechan," ucap Doyoung dan diangguki oleh Johnny.
Cara Doyoung sedikit berhasil ketika atensi Haechan teralihkan saat Jaehyun, Taeyong dan Yuta bermain bersama. Suara mereka berhasil mengalihkan perhatian Bayi Seo. Doyoung tersenyum ketika melihat Haechan berhenti bermain dan menunduk. Kepalanya terangkat melihat sekeliling.
"Ta. Ta. Tataaaaaaaaaaaaaa!" Haechan bersuara kecil hingga berteriak ketika orang yang dicarinya tidak mucul. (Da. Da. Dadddyyyyyyyyyyyyyyyyy!)
Di lain sisi, mendengar suara anaknya yang terus memanggil, Johnny segera berlari dan memeluk Haechan. "Daddy di sini, Sayang. Daddy di sini."
"TATAAAAAAAAAAA!" Haechan memeluk Johnny. Menenggelamkan kepalanya di perpotonh leher sang ayah. (DADYYYYYYYYYY!)
Johnny bergerak pelan. Menepuk pelan pantat Haechan untuk menenangkan yang tengah menangis. "Maafin Daddy, ya. Daddy teledor. Daddy janji enggak akan buat Echan nangis lagi."
Taeil tersenyum dan terus mengucapkan terima kasih kepada Doyoung. Ia ingin mendekat, tetapi membiarkan suami dan anaknya menghabiskan waktu bersama.
Seiringan dengan itu, Jaehyun panik ketika Jeno dan Jaemin tiba-tiba ikut menangus. Setelahnya, Mark dan Lucas yang melihat itu pada akhirnya menangis dan membuat para orang tua kewalahan.
"Bunda! Tutup pintunya sebelum Renjun dan Yangyang latahan ikut nangis!"
17 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
KELUARGA JUNG
FanfictionThe First Story for me with Family Concept Kehidupan rumah tangga Jaehyun dan Doyoung bersama kedua putra kembar mereka, Jeno dan Jaemin. "Kenapa aura anak gue kagak ada yang uke satu gitu?! kenapa auranya seme semua?!" "Itu berarti hormonku lebih k...