Mengingatkan.
Posisi para anak ya.
Seme: Jeno dan Jaemin
Uke: Haechan dan Renjun
Masih dirahasiakan: Mark***
Jeno dan Jaemin tampak melihat Haechan yang kini tengah berdiri dengan berpegangan. Sejak tadi, bayi Seo itu terus merentangkan tangan kirinya untuk meraih sang ibu dan tangan kanannya berpegang pada sisi pembatas.
"Maaaa ... Maaaaa ... Maaaaaaaaaaaaa." Suara Haechan semakin keras memanggil Taeil.
Taeil yang mendengar panggilan sang anak kini hanya dapat menghela napasnya pelan. Ia bangkit dari duduknya dan mendekati Haechan. Belum ada lima menit, anaknya sudah memanggil dirinya.
"Kenapa, Sayang? Kan ada Jeno sama Jaemin. Haechan main dulu ya sama si kembar," kata Taeil pelan.
"Maaaaa ... Maaaaa ... Maaaaaa...."
Taeil menghela napasnya lagi. Bukan karena dirinya tidak mau menggendong Haechan. Hanya saja semenjak kejadian dua hari lalu, anaknya itu hanya mau bersamanya. Bahkan ia harus rela cuti beberapa hari.
"Daddy enggak ada di sini. Jadi Haechan bisa main sepuasnya ya."
Doyoung yang melihat benjolan besar si kepala Haechan itu hanya dapat menghela napasnya. Sungguh ia benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana bila salah satu atau kedua anaknya bernasib sama seperti Haechan.
Tetapi beruntunglah Doyoung memiliki suami seperti Jaehyun. Suaminya itu tidak segan-segan mengeluarkan uang hanya untuk memberikan mainan yang aman kepada kedua anaknya. Seperti tempat bermain terbuat dari balon yang sudah termasuk pagar pembatas. Bukan cuman aman, tetapi juga bisa membantu si kembar untuk belajar berdiri. Memang ada gunanya suami sebucin Jaehyun itu.
"Si Johnny itu emang udah lama enggak kena alat masak gue apa ya? Bisa-bisanya teledor jagain anak," marah Doyoung yang membayangkan kejadian Haechan jatuh dari kasur ketika anak itu tengah berguling-guling. Mendengar dari cerita dari Taeil. Saat itu Johnny memang tengah menjaga Haechan sembari menonton pertandingan motor GP. Dan dengan kepintaran suami Taeil yang memang tidak lebih pintar dari Jaehyun dan tidak sebodoh Winwin, laki-laki bewarganegaraan Amerika itu hanya membatasi pergerakkan Haechan dengan kedua kakinya. Pintar sekali ya?
Dan terjadilah kejadian Haechan terjun bebas dari kasur yang tengah guling-gulingan tepat ke arah televisi. Yang parahnya lagi, Johnny baru sadar saat suara tangis Haechan terdengar sangat keras.
"Beruntung itu kasur di lantai. Coba kalau waktu itu gue enggak minta Johnny buat bongkar tempat tidur. Enggak tahu deh nasib anak gue gimana, Doy."
Taeil mengusap pelan rambut Haechan. Sebisa mungkin tidak mengenai benjolan Haechan yang tampak memar itu. Bahkan untuk mandi pun, Taeil benar-benar berhati-hati.
"Tapi bagus si Haechan nolak Johnny sampai tuh bule Amerika tidur di ruang keluarga," balas Doyoung dengan nada kesalnya.
"Tetep aja Doy, gue kepikiran. Semarah-marahnya gue sama Johnny karena kejadian itu, gue juga kepikiran masa iya seumur hidup dimusuhin anak sendiri."
Doyoung menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri. "Biarin aja Johnny menerima apa yang dulu menjadi sifatnya. Dulu kan dia gampang banget benci dan marah orang yang jahilin dia. Sekarang dia yang kena batunya lewat anaknya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
KELUARGA JUNG
FanfictionThe First Story for me with Family Concept Kehidupan rumah tangga Jaehyun dan Doyoung bersama kedua putra kembar mereka, Jeno dan Jaemin. "Kenapa aura anak gue kagak ada yang uke satu gitu?! kenapa auranya seme semua?!" "Itu berarti hormonku lebih k...