09. Latih Gerak Kasar Pertama

5.1K 569 17
                                    


Hari ini adalah hari libur. Seperti biasa Jaehyun dan Doyoung akan di rumah atau mengajak si kembar jalan-jalan dengan mengelilingi komplek perumahan. Tapi tidak untuk saat ini. Keduanya tengah mencoba untuk melatih gerak kasar dengan melatih kedua buah hatinya untuk dapat menyanggah.

Usia Jeno dan Jaemin kini sudah memasuki empat bulan. Keduanya sudah mulai rutin berinteraksi dengan kedua orang tuanya. Terlebih lagi Jeno yang sangat dekat dengan Doyoung, begitupun Jaemin yang sangat dengan Jaehyun.

Saat memasuki usia empat bulan dua minggu lalu, Doyoung mencoba saran dari Kyungsoo, ibunya, untuk mencoba berinteraksi lebih lanjut dengan si kembar. Contohnya seperti menutup wajah dan berseru 'cilukba' tepat di depan si kembar. Dan cara itu lumayan berhasil mendorong si kecil untuk menirukan ekspresi dan suara walaupun hanya pekikan khas bayi yang tertawa senang.

Jaemin merentangkan tangannya ketika melihat Jaehyun yang mendekat. Bibir mungil tidak berhenti mengoceh seakan memanggil sang ayah untuk menggendongnya.

Berbeda dengan Jeno, si sulung tampak asik dengan mainan yang digigit. Sesekali melirik ke arah samping Jaehyun untuk melihat kedatangan sang ibu.

"Jaemin mau Daddy gendong?" tanya Jaehyun yang dibalas tawa khas anak bayi. "Ulululu ... si bungsu mau terbang? Iya mau terbang ya?"

Jaehyun mendekatkan wajahnya pada perut sang buah hati. Digesek hidungnya pada perut buncit Jaemin yang dibalas tawa khas itu.

"Captain Jaemin siap lepas landas," seru Jaehyun memposisikan tangan kirinya sebagai tempat duduk si bungsu, sedangkan tangan kanannya melingkar di perut Jaemin.

"Lihat captain! Awan bentuk kelinci!" seru Jaehyun berjalan mengitari kamarnya. Jaemin tampak tertawa dengan senang dengan suara khas bayinya.

Doyoung keluar dari kamar mandi dengan menggelengkan kepala saat melihat tingkah sang suami yang tengah bermain dengan Jaemin. Setelah meletakkan pakaian kotornya, Doyoung segera menuju ke box bayi di mana Jeno masih berada di sana.

"Jeno enggak mau main sama Daddy kayak Jaemin?" tanya Doyoung kepada si sulung yang hanya dijawab dengan merentangkan tangan berisi lemak bayi itu.

Beginilah si kembar yang mempunyai sifat yang berbeda. Jeno yang lebih diam dan Jaemin yang paling hyperactive.

Doyoung membawa Jeno dalam gendongannya. Langkahnya membawa si sulung untuk melihat melihat taman belakang yang dipenuhi oleh bunga.

"Udaranya segar ya, Sayang." Doyoung mengangkat Jeno lebih tinggi. Mendekatkan wajahnya pada sang buah hati. Wangis khas bayi masuk ke dalam indera penciumannya.

Tangan kecil Jeno menepuk-nepuk pipi Doyoung. Menatap mata sang ibu dengan kedua mata polosnya. "Aaaaaaa ... aaaaaaa ...."

Doyoung berkedip. Tadi Jeno mengeluarkan suara selain suara tawa?

"Aaaaaa ... aaaaa ...."

Doyoung mendekatkan wajahnya pada wajah Jeno sampai hidung besarnya bersentuhan dengan hidung kecil itu. Digerakkannya ke kanan dan ke kiri. "Anak Mommy sudah bisa mengeluarkan suara selain tertawa. Jeno pintar."

Sementara itu Jaehyun menarik napasnya dalam-dalam. Napasnya memburu setelah sedikit berlari mengelilingi kamar untuk bermain pesawat-pesawatan dengan Jaemin.

"Aaa ... aaa ... aaa ...." Jaemin bersuara. Memukul-mukul tangan sang ayah yang berada di perutnya. "Aaaa ... aaa ... aaa ... aaa." Terus mengulang suara yang dengan nada ceria, tidak lupa tangannya yang terus memukul-mukul tangan Jaehyun.

"Eoh? Kau berseru lagi?" tanya Jaehyun yang kini mengubah posisi Jaemin untuk menghadap ke arahnya. "Coba katakan lagi."

"Aaa ... aaa ... aaa ...." Jaemin mengulang dengan memukul-mukul tangannya pada tangan Jaehyun.

"Sayang!" Bukannya menurut kemauan Jaemin. Jaehyun mendekat ke arah sang istri. Senyum di wajahnya mengembang saat melihat kegiatan Doyoung dengan Jeno. Bukankah mereka tampak menggemaskan ketika hidung mereka bersentuhan seperti itu?

"Kita main dilagi ya, Jaemin? Jangan ganggu waktu Mommy dengan Jeno."

***

Jaehyun dan Doyoung bersama dengan sang buah hati kini berada di teras belakang. Duduk menikmati secangkir kopi hitam dan teh hijau. Waktu bersantai bersama keluarga.

Sedangkan si kembar tengah asik memainkan jari-jari kedua orang tua mereka yang tengah memegang perut buncit milik keduanya. Sesekali berusaha mengangkat salah satu jari atau menariknya atau memukul-mukul pelan. Itu Jaemin, kalau Jeno sudah pasti hanya duduk diam dengan tangan yang memegang jari Doyoung.

"Ini mereka enggak apa-apa kalau kita coba menyanggah berat badan mereka, Mom?" tanya Jaehyun.

Doyoung mengangguk. "Aku sudah tanya ke Mommy dan Bunda, katanya enggak apa-apa. Asal kita pegang pergelangan mereka ketika nahan. Harus diketiak mereka dan jangan terlalu tinggi juga. Seakan kita tengah menopang mereka untuk berdiri."

Jahyun mengangguk. "Kalau gitu Daddy mau ajak Jaemin berkenalan dengan lantai," kaatanya yang meletakkan Jaemin dalam posisi duduk di lantai sebelum meletakkan kedua tangan besarnya pada kedua ketiak si bungsu dan mengangkatnya. "Ayo Jaemin. Kenalan dulu kakinya sama lantai."

Jaehyun berusaha membujuk Jaemin untuk menurunkan kakinya. Si bungsu tampak enggan melakukan apa yang diperintah Jaehyun.

Doyoung pun melakukan hal yang sama, tetapi sama seperti Jaemin. Kedua kaki Jeno terangkat, enggan untuk menurunkannya ke lantai.

"Lantainya enggak nakal. Lihat kaki Mommy sama Daddy enggak apa-apa," ucap Doyoung lembut. "Nanti lantainya enggak mau main loh sama kalian kalau enggak kenalan."

Keduanya tampak kompak melihat ke arah kedua orang tua mereka. Dilihatnya senyum hangat dari Jaehyun dan Doyoung. Atensi mereka kembali ke lantai.

"Ayo. Jeno sama Jaemin pasti bisa."

"Masa kalah sama Daddy dan Mommy."

Doyoung menurunkan sedikit tubuh Jeno untuk mengikis jarak, diikuti oleh Jaehyun untuk menurunkan sedikit tubuh Jaemin. Tapi kedua kaki mungil si kembar semakin terangkat dengan lebar.

Keduanya mengangkat dan menurunkan si kembar terus menerus. Tetapi tetap saja kedua buah hati terus mengangkat kakinya lebih tinggi. Saat diangkat tubuhnya, kaki keduanya akan turun. Tetapi saat tubuh mereka diturunkan, kakinya akan terangkat lagi.

Jeno melihat ke arah Jaemin. Kedua mata itu bertemu dan kemudian tertawa senang dengan bertepuk tangan.

"Lihat. Kita berusaha membiasakan mereka untuk menyanggah tubuh, tetapi sepertinya mereka berpikir kita tengah mengajak mereka bermain," keluh Jaehyun.

"Kalian ini pemalas sekali. Daddy jadi gemas," katanya lagi yang mengangkat tubuh Jaemin dan mencium kedua pipi si bungsu.

"Mereka hanya tahu makan, tidur dan bermain bersama kedua orang tuanya," balas Doyoung yang mencium kedua pipi Jeno, seperti apa yang dilakukan Jaehyun.

Jaehyun melihat ke arah Doyoung. "Mom. Cukup mereka berdua aja ya? Daddy sudah cukup senang."

Doyoung tersenyum. "Awas ya kalau bayi besar ini ngerengek minta adik buat si kembar saat mereka udah sekolah."

***

18 Januari 2021

KELUARGA JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang