Doyoung tersenyum memakaikan bedak, minyak telon, popok dan pakaian untuk kedua si kembar. Ia tidak lupa mengajak keduanya untuk berbicara, walaupun hanya ditanggapi dengan tawa khasnya dan liur bayi yang selalu keluar.Tidak terasa usia Jeno dan Jaemin memasuki tiga setengah bulan. Keduanya sudah bisa menggenggam benda apa saja yang selalu disodorkan oleh Doyoung dalam hal ini adalah mainan bayi. Keduanya bahkan selalu mengangkat kedua tangannya hanya untuk menjangkau benda berputar di atas tempat tidurnya.
"Siapa sih ini dua bayi ganteng kesayangan, Mommy?" kata Doyoung bergantian menenggelamkan wajahnya pada perut kedua anaknya. Tawa khas bayi mengisi kamarnya.
"Udah mandi. Udah wangi. Udah pakai baju baru. Udah makin ganteng juga anak Mommy," katanya lagi yang masih menenggelamkan wajahnya dan menggesek hidungnya pada perut Jeno dan Jaemin bergantian.
Suara pintu kamar mandi terbuka. Menampikan Jaehyun yang keluar sengan pakaian santainya. Hari ini adalah hari libur, dan itu tandanya Daddy Jung akan bermain seharian bersama kedua bayinya. Kemana Mommy Jung? Di rumah dan menemani bayi besar dengan bayi kecilnya.
"Hari ini Kak Johnny, Kak Taeil, Kak Yuta dan Winwin akan datang. Kemarin kan mereka belum sempat menjenguk si kembar," ucap Jaehyun memberitahu Doyoung.
"Iya. Kemarin Kak Taeil sama Winwin bilang di grup. Ten kesal karena enggak bisa datang, karena mau ajak Mark piknik di taman," balasnya yang diangguki sang suami yang berjalan mendekat ke arah tempat tidurnya. Melihat kedua bayinya yang tengah memasukan kepalan tangan ke dalam mulutnya.
"Jangan. Enggak boleh ya," ucap Jaehyun menarik tangan kedua anaknya. "Kalian udah ganteng gini masa liurnya ke mana-mana. Nanti ada dua bayi cantik main, malu ah liuran gitu."
Doyoung memukul pelan lengan Jaehyun. "Heh! Jangan ngajarin genit!"
Jaehyun mengusap kepalanya. Memasang wajah merajuk dan mengadu kepada Jeno dan Jaemin. "Lihat. Mommy melakukan kekerasan kepada Daddy hu uh. Mommy nakal!"
"Astaga. Sepertinya aku akan cepat tua ngadepin bayi besar sepertimu," keluh Doyoung duduk dan ingin menggendong Jeno untuk menyusui si sulung.
Bel berbunyi dan itu membuat Doyoung mengurungkan niatnya. "Aku bawa Jeno ke depan ya. Sepertinya mereka baru datang."
"Biar aku aja. Kamu susui Jeno dulu sama Jaemin. Sekalian aku siapkan kasur untuk para bayi di ruang keluarga."
Kasur yang dimaksud oleh Jaehyun adalah kasur angin. Tidak mungkin dia membiarkan kedua anaknya dan anak temannya tidur-tiduran di kasur lantai. Sungguh bukan level seorang Jung Jaehyun itu namanya.
Pintu rumah terbuka. Menampilkan bayi berisi yang dengan sebuah dot yang tersumpal di mulutnya.
"Halo Baby Haechan," sapa Jaehyun terlebih dahulu. Mengabaikan Johnny yang memutar malas.
"Bapaknya dulu yang disapa baru anaknya," keluh Johnny.
"Kamu ini kenapa sih? Suka-suka Jaehyun dong. Jaehyun maaf ya, Johnny merasa tersaingi terus sama Haechan," ucap Taeil meminta maaf. "Doyoung sama si kembar masih di kamar?" tanya kemudian saat Jaehyun tidak mempermasalahkan keluhan suami Taeil itu.
"Lagi nyusuin si kembar. Masuk dulu yuk. Langsung ke ruang keluarga aja," ajak Jaehyun.
"Wih. Meja mahal lo ke mana nih?" tanya Johnny saat sampai di ruang keluarga Jung. Hanya ada sofa di depan telivisi besar.
"Johnny!" Taeil mencubit pinggang Johnny.
"Aduh! Aduh sakit! Ini aku gendong Haechan. Kalau anak kita jatuh, kamu pasti mutilasi aku."
"Lah emang. Pakai ngasih tahu segala," kata Taeil acuh yang duduk di sofa.
Jaehyun menggeleng. "Mejanya pindahin dulu ke gudang, biar bisa pasang kasur di sini. Doyoung mau si kembar enggak di kamar terus. Katanya takut bosan mereka."
Taeil mengangguk. "Biar enggak stress juga mereka terus-terusan di kamar."
Jaehyun mengangguk. Ia kemudian izin sebentar untuk memanggil pelayan menyiapkan makanan ringan dan minuman. Tidak lupa memasang kasur.
"Haechan. Kamu di sini ya. Terserah mau guling-guling atau tungkurap seharian. Daddy pegel gendong kamu. Makin gendut banget sih kamu!" keluh Johnny yang langsung meletakkan anaknya di atas kasur angin yang telah disiapkan oleh Jaehyun dengan rapi. Sedangkan Taeil menyikut lengan Johnny ketika mendengar deretan kalimat sang suami.
"Ini kenapa banyak banget unsur anjing sama kelincinya?" tanya Taeil penasaran.
"Jeno sama Jaemin suka nangis kalau enggak ada dua hewan itu. Dari banyak sekian mainan, Jeno lebih memilih boneka anjing, sedangkan Jaemin boneka kelinci," ucap Jaehyun memberitahu.
"Bahkan Doyoung sampai pesan seprai dan sarung bantal-guling dengan motif anjing dan kelinci," lanjutnya lagi yang membuat Johnny dan Taeil mengangguk.
Tidak lama, suara bel berbunyi lagi. Jaehyun segera berpamitan sebentar untuk membukakan pintu. Dilihatnya wajah Yuta tengah tersenyum yang menggendong seorang bayi.
"Biasanya telat, Kak Yut," sindir Jaehyun.
"Enggak dong. Kan Baby Renjun mau ketemu salah satu jodohnya. Jadi harus cepat, enggak boleh keduluan sama anaknya Johnny," katanya yang membuat Jaehyung bingung.
"Jodoh apaan? Memangnga kalian lagi rebutan calon suami buat anak kalian?" tanya Jaehyun yang diangguki oleh Yuta.
"Iyalah. Gue sama dia dari kemarin ngebahas siapa duluan bisa memikat salah satu si kembar Jung." Yuta tersenyum.
"Bentar. Maksud kalian itu mau jodohin anak kalian sama anak gue gitu?" tanya Jaehyun memastikan yang dijawab anggukan oleh Yuta.
"Wah. Win. Suami lo sinting. Anak gue belum ada setengah tahun, udah mau digebet sama Yuta buat Renjun," kata Jaehyun ketika Winwin nongol dengan tas bayi berisi keperluan Renjun.
Winwin tersenyum. "Hehehehe ... Gue seneng kok. Kapan lagi besanan sama keluarga Jung."
Jaehyun mengusap wajahnya kasar. Wah ini gila! Sangat gila! Pantes aja mereka ngebet banget mau ke rumah. Ternyata ada usut dibalik usut.
"Ya udah masuk-masuk. Kak Johnny dan Kak Taeil udah ada di dal-"
"DADDDYYYYYYYYYYY!" teriak Doyoung dari kamar yang membuat Jaehyun berlari masuk. Bukan cuman Jaehyun, tapi keempat tamunya langsung menyusul kepala keluarga Jung.
"KENAPA?! KENAPA, MOM?! SI KEMBAR KENAPA?!" teriak Jaehyun tidak kalah keras ketika masuk ke dalam kamar. Wajahnya cemasnya terlihat sangat jelas.
"Lihat! Mereka tengkurap!" seru Doyoung senang menunjuk Jeno dan Jaemin yang sudah dalam posisi tengkurap. "Foto! Foto! Cepat ambil kamera!" seru Doyoung antusias, mengabaikan keempat tamunya yang berdiri di depan kamar.
Jaehyun berlari menuju lemarinya. Mengambil kamera yang selalu ia siapkan untuk mengabadikan perkembangan si kembar.
Sementara itu, keempat tamunya tengah menatap malas ke arah pasangan Jung. Mereka pikir ada sesuatu yang mengkhawatirkan mengenai si kembar.
Gue pikir kenapa. Untung jodoh anak gue masih aman.
***
10 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
KELUARGA JUNG
FanfictionThe First Story for me with Family Concept Kehidupan rumah tangga Jaehyun dan Doyoung bersama kedua putra kembar mereka, Jeno dan Jaemin. "Kenapa aura anak gue kagak ada yang uke satu gitu?! kenapa auranya seme semua?!" "Itu berarti hormonku lebih k...