SAVE ME

721 135 13
                                    


Setelah Mina berhasil melarikan diri, Jeongyeon dengan sekuat tenaga berusaha menghalau para warga. Ia tak ingin menyakiti orang orang itu tapi mereka sama sekali tak berhenti melemparkan benda benda tajam ke arah Jeongyeon yang membuat ia banyak terluka.

*ROAAAAAARRRRR

Jeongyeon mengaum kencang, membuat para warga sedikit ketakutan dan perlahan mundur. Namun tak lama mereka kembali menyodorkan obor kearah Jeongyeon, membuat ia terpojok.

"Aku harus menyelamatkannya!"

"Warga warga ini bahkan tidak lebih baik dari vampire vampire gila itu!"

"Mereka mengamuk seolah olah mereka yang paling benar dan paling pantas untuk menghakimi!"

Jeongyeon yang makin terpojok pun mengambil ancang ancang lalu melompati kepungan warga lalu berlari sekencang mungkin ke tengah hutan. Begitu banyak benda benda tajam yang menancap ditubuhnya membuat ia kesakitan dan darahnya pun terus mengucur. Semakin jauh berlari, semakin Jeongyeon sempoyongan. Ia pun melihat sebuah cahaya seperti ada sebuah rumah atau pondokan dari kejauhan.

Jeongyeon berusaha berjalan mendekati cahaya itu walaupun matanya sudah mulai berkunang kunang. Karna kehabisan tenaga, Jeongyeon pun kembali berubah menjadi manusia dengan banyak luka tusukan di tubuhnya. Dengan langkah gontai Jeongyeon tetap berusaha berjalan mendekati cahaya itu.

"Tolong... tolong aku... tolong.. to-"

*Bruk

Belum sempat menggapai cahaya itu, Jeongyeon pingsan di tempat.

.
.
.

"Euhh" Jeongyeon terbangun disebuah ruangan.

"Dimana ini?" Pikirnya yang masih sangat lemas.

"Eoh? kau sudah bangun?" Seorang gadis cantik masuk ke ruangan itu membawa sebuah nampan.

"Eughh" Jeongyeon berusaha mendudukan dirinya membuat gadis itu panik dan langsung menghampiri Jeongyeon.

"Tolong jangan banyak bergerak dulu, lukamu belum kering." Gadis itu membantu Jeongyeon untuk duduk.

"Akhh" Jeongyeon berusaha menahan rasa sakitnya.

"Apakah begitu sakit?" Tanya gadis itu dengan nada khawatir.

"Aku baik baik saja." Jeongyeon berusaha menghempas pelan tangan gadis itu.

"Dimana aku sekarang?" Tanya Jeongyeon.

"Kau sedang di rumahku, di tengah hutan eragon. Kau sudah tak sadarkan diri selama 5 hari" Jawab gadis itu lembut.

"5 hari?" Kaget Jeongyeon.

"Ya, 5 hari yang lalu pada malam hari aku pergi keluar untuk mencari kayu bakar. Saat pulang, aku menemukanmu tergeletak dengan penuh luka dan tanpa baju sama sekali. Setelah itu aku pun membawamu kesini karna kau hampir saja mati kehabisan darah." Jelas gadis itu.

"Terima kasih telah menyelamatkanku." Ucap Jeongyeon tulus.

"Ne, tidak perlu khawatir." Gadis itu tersenyum.

"Eum, sekarang jadwalku untuk mengganti perbanmu. Apakah kau keberatan kalau aku-" Tanya gadis itu agak sungkan.

"Ah ne, tentu saja tidak. Silakan." Jeongyeon mengangguk dan membiarkan gadis itu membuka kancing kemeja Jeongyeon.

"Jadi, siapa namamu?" Tanya Jeongyeon untuk menghilangkan atmosfer canggung diantara mereka berdua.

"Sana, Minatozaki Sana. Kau?" Jawab Sana sambil perlahan membuka perban yang melilit perut Jeongyeon.

EthernalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang