IM THE QUEEN AND SHE IS MINE!

752 131 22
                                    


"Pada suatu hari sebuah keluarga diserang oleh vampire penghisap darah. Namun, sang anak berhasil diselamatkan oleh seorang pria sedangkan kedua orang tuanya meninggal di tempat. Pria itu akhirnya mengadopsi anak kecil itu dan merawatnya bersama istrinya. Anak itu tumbuh dengan kebencian penuh terhadap vampire. Sampai akhirnya para vampire memutuskan untuk menghapus ketakutan manusia terhadap kaum mereka dengan menjadi pemakan sayuran. Fufufu sangat lucu bukan? mereka menjadi lemah demi menjaga perdamaian. Tapi mereka sama sekali tak bertanggung jawab atas kematian orang orang tak bersalah yang disebabkan oleh kelalaian kaum mereka. Singkat cerita anak itu tumbuh besar dalam dendam. Ia mencari segala cara agar dapat membalaskan dendamnya. Suatu hari ia bertemu dengan kaum vampire penghisap darah asli dan di minta untuk menjadi tabib bagi mereka. Awalnya anak itu berencana membunuh para vampire itu saat bekerja disitu, namun ia akhirnya mengubah rencananya. Ia diberitahu bahwa ada ritual yang dapat merubah manusia menjadi vampire penghisap darah yang sangat kuat. Saat itu ia benar benar melihat teman teman manusianya diubah menjadi makhluk penghisap darah dalam satu malam. Setelah berkeluarga dan memiliki anak, ia bertekad mengubah satu keluarganya untuk menjadi vampire guna membalaskan dendamnya. Dengan memangsa banyak manusia, ia akan memperburuk citra vampire dimata manusia. Semakin banyak manusia yang dimangsa, semakin kuat pula vampire itu. Dengan menjadi yang terkuat, ia akan membuat semuanya tunduk di kakinya. Orang itu adalah Minatozaki Anataka, ayahku." Penjelasan Sana membuat Jeongyeon membelalakan matanya.

"Saat mengetahui aku menyelamatkan seorang werewolf putih bermata biru, ayahku tentu sangat senang. Akhirnya ia berhasil menemukan 'Salju biru-nya'." Lanjut Sana.

"'Salju biru anak buangan klan' itu adalah werewolf putih bermata biru?!" Pikir Jeongyeon tak percaya.

"Awalnya aku hanya berpura pura jatuh hati padamu. Tapi semakin lama ternyata kau semakin menarik di mataku. Jadi tenang saja, aku takkan membiarkanmu mati. Kami hanya akan mengambil darahmu saja dan setelah itu memberi mu makan lagi hingga darahmu dapat kembali diambil dan begitu seterusnya kau akan diperah seperti sapi hahahahaha. Dan tentu saja dimalam harinya, kau akan menjadi milikku." Sana mengecup pipi Jeongyeon lalu berdiri dari pangkuan Jeongyeon.

"KHH!" Jeongyeon mengeratkan giginya dan berusaha memajukan tubuhnya walaupun tertahan oleh rantai yang mengikat tangannya.

"Wuooo sayangku sedang marah rupanya hihihi." Sana terkekeh.

"Mari kita mulai pengambilan darahnya." Begitu Sana berbicara seperti itu, kedua pria bertubuh besar menghampiri Jeongyeon dan memasangkan jarum dikedua tangan Jeongyeon. Begitu Sana menekan sebuah tombol, jarum yang tersambung ke sebuah alat itu mulai menghisap darah Jeongyeon.

"AAAAARRRGHHHHHHHH!!!!!" Jeongyeon berteriak sangat kencang karena sangat menyakitkan bagi tubuhnya. Ia merasa seperti nyawanya perlahan di hisap oleh monster.

"Hahahahahahaha sabarlah sayang, ini takkan lama." Tawa Sana.

"KHAAAAAKHH ARGHHHHHHHH!!" Teriak Jeongyeon.

.
.
.


"ARGHHHHHHHHH!!!!"

"Suara itu?!" Mina menoleh.

"Fufufu, rupanya mereka telah memulainya." Tawa pria paruh baya itu.

"Yang mulia, selamatkanlah nona Jeongyeon. Saya akan menahan pria ini!" Ucap Chaeyoung.

Dengan segera, Mina berlari mengikuti suara teriakan kesakitan Jeongyeon yang amat menyayat hatinya. Ia sangat tak kuasa mendengar teriakan itu. Ntah apa yang mereka lakukan pada Jeongyeonnya, saat ini ia harus segera menyelamatkan gadis kesayangannya itu.

*Dor! dor! dor!

Mina berhasil melumpuhkan para vampire gila yang mengahalanginya.

"ARGHHHHHHHGHH!!" Teriakan Jeongyeon kembali terdengar.

Saat ini tubuh Jeongyeon benar benar pucat dan urat urat tubuhnya pun terlihat sangat jelas, membuat gadia itu terlihat sangat menyeramkan. Tubuh yang sudah sangat lemas ditambah sakit yang tak bisa ia tahan membuat ia harus teriak tak berdaya.

"Sepertinya terjadi sesuatu diluar, pergilah dan cek keadaan." Perintah Sana pada 2 pria besar itu.

"Sepertinya ada pengganggu datang sayang. Kau tak perlu khawatir, takkan ku biarkan siapapun mengganggu kita berdua." Ucap Sana.

*Brak!

Pintu ruangan itu tiba tiba saja terbuka bersamaan dengan melayangnya seorang dari w orabg pria berbadan besar tadi.

"Jangan bermain main dengan vangsa vampire!!!" Emosi Mina memuncak sembari memasuki ruangan itu.

"Fufufufu, sungguh sebuah kehormatan ratu bangsa vampire bisa datang kesini. Tapi mohon maaf ya mulia. Takkan kubiarkan kau mengganggu kegiatanku dengan pacarku ini." Sana dengan cepat melesat dan menerjang Mina.

"Bagaimana bisa manusia secepat ini?!" Kaget Mina.

"Fufufu, kau pikir aku hanya akan menunggu blood moon selama 3 tahun dan tak melakukan apapun? Kalian pikir kenapa kalian tak pernah melihat werewolf putih lagi huh? Darah mereka adalah minuman kesukaan kami." Sana kembali melesat dan meninju wajah Mina.

"ARGHHHHH KHHHH sialan!!" Jeongyeon kembali merintih kesakitan.

"Jeongyeon!" Pekik Mina.

*Buak!

"Ugh!" Sana kembali menerjang Mina dan menghajar tubuhnya.

"Jangan mencoba coba mendekati pacarku yang mulia. Aku tak suka ia didekati wanita lain." Ucap Sana.

"Cih berhenti mengaku ngakuinya sebagai pacarmu. Aku lebih dulu mengenalnya dan aku lebih mencintainya!!!" Dengan sangat cepat Mina menghajar Sana bertubi tubi dan membuatnya sama sekali tak berdaya.

"Manusia rendahan seperti dirimu tak seharusnya bermain main dengan vampire." Ucap Mina sambil memandang Sana yang telah tersungkur di lantai.

"Jeongyeon!" Mina segera menghapiri Jeongyeon dan mencabut alat itu dari kedua tangannya. Mina tak bisa menahan air matanya saat Jeongyeon hanya dapat memandangnya lemah dengan tubuhnya yang sudah sangat memprihatinkan.

"Jeongyeon hikss bertahanlah Jeongyeon." Mina memeluk tubuh Jeongyeon sambil membaringkannya di lantai.

Jeongyeon hanya dapat mengatur nafasnya sambil menatap Mina. Tubuhnya sudah sangat pucat dan kekuatannya benar benar dikuras habis. Urat di seluruh tubuhnya menonjol membuatnya terlihat sangat menyeramkan. Mina hanya bisa menangis hingga tentaranya datang untuk membantunya mmebawa Jeongyeon.

Kondisi Jeongyeon yang sangat kritis membuat mereka sangat ketakutan. Terutama Mina, tangisnya tak kunjung usai saat di perjalanan menuju ke kerajaannya sambil memangku kepala Jeongyeon.

"Hiks hiks tolong selamatkan dia, tolong selamatkan dia!" Sesampainya di kerjaan, Jeongyeon langsung ditangani oleh para ahli kesehatan kerajaan. Saat itu benar benar pertama kalinya mereka melihat kejadian seperti itu sehingga sulit bagi mereka menangani Jeongyeon.

"Yang mulia, nona Jeongyeon harus segera dibawa ke kerajaan werewolf. Kami tidak mengerti apa yang harus kami lakukan sebagai dokter vampire." Ucap seorang dokter.
























pulu pulu pulu puluuu puluuuuu

translate: Jangan lupa voment

EthernalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang