Malam Dingin

192 14 0
                                    

Hay Readers🤗
Nunggu lama banget ya😭
Sesuai jadwal aku update setiap hari Jum'at, dan ini aku telat banget sampe kesorean. Maaf banget huhu☹️☹️
Yaudah langsung aja maaf kalau pendek.
Happy reading 🤗
~
~
~

Fandy dan Rahma masuk kedalam. “Assalamualaikum.” Ujar Fandy lalu disusul oleh Rahma.

Rahma merasa sangat bingung dan entah, dia tidak tau apa-apa. “kenapa aku mau diajak kesini?” batin Rahma.

Linda dan Azis menjawab salam dari Fandy dan wanita yang ada dibelakang Fandy. “silahkan duduk, anggap saja ini rumah sendiri.” Linda tersenyum lembut. Rahma hanya mengangguk dan membalas senyuman Linda.

“Ini Fan, yang kamu ceritain ke ibuk?” Tanya Linda, Rahma mengerutkan keningnya. Bingung, ya Rahma makin bingung dengan semua ini. Tapi dia tetap diam, dia akan meminta penjelasan dari Fandy.

Fandy mengangguk, lalu berkata “Namanya Rahma Buk, dia juga dari Karimunjawa, tapi  tinggal di Semarang untuk kuliah S2 dan Bekerja.” Linda dan Azis yang mendengar itu, melongo tak percaya.

Rahma hanya diam dan sesekali mengangguk dan tersenyum, itulah yang bisa ia lakukan sekarang, seperti gadis yang sok polos dan bodoh.

Banyak hal yang dibicarakan, tapi semua seperti hal yang tak penting, Rahma sedikit menyesuaikan, dia sudah berani berbicara bayak. Dan Linda merasa senang, karena sifat Rahma yang ramah dan sopan.

Linda merasa nyaman ketika berbicara dengan Rahma, Rahma pun begitu. Setelah banyak berbincang Rahma pamit pulang. “Jangan bosan kesini ya Ma.. ibu akan selalu merindukanmu,” Linda mengelus pelan kepala Rahma, “Fan sering-sering ya bawa Rahma kesini.” Pinta Linda,

Fandy mengangguk, “Kalau dia nya nggak keberatan buk, Fandy juga nggak mau maksa dia buat sering kesini.” Ujar Fandy.

“Nggak papa kok Fan,” timpal Rahma, Mendengar jawaban Rahma, Linda tersenyum puas.

*****

Setelah berpamitan, Rahma dan Fandy masuk mobil, lalu melajukan mobilnya.

Diperjalanan ingin sekali bertanya, tapi dia tidak memiliki nyali, suasana hatinya sudah membaik, tapi pikirannya penuh pertanyaan.

Dia melirik Fandy melihat wajah datarnya, begitu tenang, tapi entah dengan hati dan pikirannya.

Rahma memalingkan wajahnya kearah jendela, dia benar-benar bingung.

Fandy yang menyadari hal itu menoleh sekilah kearah Rahma lalu berkata, “Kenapa?” Tanya Fandy singkat. Rahma hanya menggelengkan kepalanya lalu membuang muka.

Rahma sedikit bingung dengan jalan pikiran pria disampingnya ini, dia tidak bisa mengekspresikan emosinya. Dia lebih diam dan bersikap tenang, itulah yang selalu Rahma lihat. Entah kalau dengan pikirannya, yang selalu sibuk dengan banyak hal.

Rahma terus menatap jalanan yang masih ramai, dia hanya diam dan mengamati, tak banyak yang mereka bicarakan, karena Rahma sendiri tidak berani menanyakannya.

Tak terasa sudah sampai di area Semarang, pemandangan kota yang indah, Rahma menbuka sedikit kaca jendela tapi ia harus meminta ijin kepada sang pemiliknya, “Ehhh Fan,,, Boleh kan kalau aku buka kacanya sedikit.” Rahma memandang pria itu penuh permohonan.

Fandy mengangguk, “Tidak perlu meminta ijin dariku, buka saja, tapi jangan lebar-lebar, ini sudah malam, dingin.” Ujar Fandy penuh peringatan.

Rahma mengangguk paham, ia pun langsung membuka kaca jendela hanya setengah, dia menikmati angin malam yang berhembus begitu dingin.

Tapi itu hanya beberapa menit, Fandy menutup kembali kaca itu, Rahma yang merasa kaca itu bergerak keatas, langsung menatap Fandy dengan kerutan dikeningnya.

Fandy yang menyadari tatapan Rahma hanya berakata, “Sudah malam, udaranya tidak baik untuk kesehatan.”

Rahma menatap pria itu dengan tatapan aneh sekaligus kesal lalu mendengus pelan, dia tidak terima, “tadi dia mengijinkan membuka jendela dengan berkata begitu manis, dan sekarang? Uhh sungguh aku tidak tau jalan pikiran robot ini”. Batin Rahma kesal. 

Dia memlaingkan wajahnya menatap jalan dengan kaca yang tertutup. Menyebalkan bukan. 

*****

Setelah sampai dikost  Rahma membanting tubuhnya keatas lautan kapuknya,  dia masih bingung dengan kejadian tadi, entah apa maksud Fandy membawa dirinya kerumah orang tuanya.

Rahma membenarkan posisinya, mencari posisi nyaman untuk menenangkan tubuhnya yang sudah lelah, dihari liburnya ia tidak memberi waktu istirahat untuk tubuhnya.

“Lelahnya tubuh ku, besok harus berangkat pagi agar asisten Dava tidak mengomeliku, kenapa dia memiliki asisten begitu galak, huuuhhh menyebalkan.” Gumam Rahma.

Dia melihat kearah jam dinding yang ada disebelah almarinya, menunjukkan pukul 8 malam.

Tapi matanya belum bisa tertidur, walaupun sudah dipejamkan. Dia selalu mengingat kejadian tadi dan berusaha mencerna adegan demi adegan membuat kepalanya pusing.

Akhirnya Rahma memutuskan untuk menyalakan Tv  siapa tau dengan menonton TV dia akan mengantuk.

Tapi ternyata usahanya gagal, dia masih terjaga dengan tubuh yang sangat lelah. Dia  terus menonton acara Tv yang tidak mneraik itu hingga bosan melanda.

Rahma membuka ponselnya untuk melihat daftar drama terbaru di Viu. Rahma menggeser geser layarnya, memilih drama atau film yang menarik. Rahma lebih suka Fantasy, Fiksi dan Action.

Dulu Rahma membaca banyak movel yang bergenre Fantasy dan Fiksi, menurutnya certia seperti itu sangat sulit membuatnya, kita harus memikirkan segalanya, jika cerita kerajaan seperti jaman dinasti jeoson, kita harus banyak belajar mulai dari sejarah nya kebudayaan, adat istiadat dan lainnya.
Apalagi certia vampire, Rahma sangat menyuakinya.

Setelah lama ia mengesar-feser layar, ia menemukan film action dengan judul “The Battleship Island” film yang dibintangi Aktor Song jongki. Rahma langsung memutarnya.

Setelah film selesai Rahma mencuci wajahnya, matanya yang sembab karena menangis.

Film itu sangat sedih, dimana korea diperbudak oleh jepamg untuk berkerja dipertambangan gas, di Nagasaki Jepang. 

Hingga salah satu tentara yang dilatih di China pun datang untuk membawa pulang orang korea dengan rintangan yang sangat menakutkan. Kalau orang nggak tegaan pasti jijik liat nya, namanya action pasti ada perangnya.

Setelah mencuci wajah,  Rahma memutuskan untuk tidur. Walaupun tidak begitu mengantuk, tapi dia tetap memejamkan matanya, ketika memejamkan mata, Rahma teringat kata-kata dari ibunya Fandy. Fandy yang pendingin, kaku, tidak gampang untuk tersenyum, tapi bisa takluk dengan wanita yang seceria dia.

Rahma merasa sangat tersanjung, dan terharu. Fandy memang seperti itu orangnya. Tapi Rahma tetap menyukainya, walau kadang menyebalkan.

Tak lama kemudian Rahma sudah dibawah alam mimpi. Rahma tidur dengan kedua tangan yang berada dibawah pipi sebelah kanan, posisi yang miring kearah Tv dengan guling yang ada dibelakang, Ya.. Rahma takut sendiri, dia selalu membuat kedua sisinya tidak kosong, dengan cara menaruh guling di samping kiri dan kanan. Itu yang selalu dia lakukan ketika masih kecil dan sampai sekarang

-----
Gimana part ini??? Komen dibawah ya😫
JANGAN LUPA VOTE YA 😅
sampai ketemu dichap selanjutnya 👐

Cinta Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang