Hay readers ....🤗🤗
Apa kabar??? Semoga tetap sehat ya...😊😊
Yuk langsung aja~
HAPPY READING☺️☺️
~
~
~
~Diruangannya Rahma sedang mengoreksi beberapa dokumen yang diberikan Dava sebelum Dava pergi keluar, entah ada urusan apa dia pergi dijam kerja, padahal satu jam lagi akan istirahat.
Rahma membolak balik dokumen tersebut dengan sesekali melirik kearah laptop didepannya.
Terlalu focus hingga tidak sadar seseorang masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu, entah sudah diketuk namun Rahma tidak mendengarnya.
Orang itu berjalan dengan membawa secangkir teh yang ada diatas nampan kecil berwarna biru.
Orang itu mendekat kearah Rahma lalu menyodorkan secangkir teh itu kesamping tumpukan dokumen disebelah laptop Rahma.
“Permisi… ini buk teh nya.” Ujar Orang itu. Rahma sontak kaget, hingga menyenggol dokumen yang berada disebelah tangan kanannya.
“Oh…Andre.. terimakasih.” Ujar Rahma dengan sedikit tak nyaman. Andre hanya tersenyum, membuat Rahma semakin takut dibuatnya.
Rahma mencoba menenangkan dirinya, lalu berkata, “Kau boleh pergi An, sebentar lagi jam istirahat.” Rahma membereskan dokumen yang berada diatas mejanya.
“Bagaimana kalau kita ke kantin bersama? Apa ibu keberatan?” Ajak Andre. Tidak ada yang aneh sebenarnya, dia mengajaknya ke kantin bersama, hanya saja dengan kejadian tadi pagi membuat Rahma tak ingin dekat-dekat dengan pria itu.
“Maaf, saya ada urusan diluar dan saya akan makan siang bersama seseorang.” Tolak Rahma, dia pun pergi meninggalkan Andre yang masih berdiri menatap kepergiannya.
Entah apa yang pria itu pikirkan, bisa-bisanya dia sok akrab dengan atasannya. Jika saja Dava mengetahui ini, dia pasti sudah dipecat.
Rahma berada dilobby, sedang menunggu seseorang. Tak lama mobil silver sudah ada didepannya, dan Rahma langsung masuk tanpa menunggu aba-aba.
“Fan… tau nggak? Tadi tuh ada salah satu karyawan yang baru masuk kerja hari ini, dan dia tuh bersikap sok akrab banget gitu.
Dan itu membuatku sangat risih, apalagi posisinya sebagai cleaning service yang membersihkan ruangan ku dan Dava, itu membuatku semakin was was.” Cerita Rahma panjang lebar. Fandy yang mendengarnya hanya bisa tersenyum. “Dan… kau tau Fan?” Tanya Rahma.
Fandy hanya menggeleng. “Dia tadi membuatkan teh untukku, lalu mengajakku makan siang bersama, apa itu sopan? Aku kan atasannya, kenapa dia bersikap sok akrab dengan mengajakku makan siang bersamanya? Uhhhh menyebalkan.” Rahma mendengus pelan.
Fandy lagi lagi terkekeh, “Itu bukan tidak sopan Ma. Tapi dia ingin mencoba dekat dengan atasannya, itu hal yang wajar.” Rahma hanya diam, mungkin dia merasa pria disampingnya itu tidak akan mengerti.
Jikalau dikasih tau, bisa-bisa Rahma tidak diijinkan bekerja. Ya… 1 minggu lagi mereka akan menikah.
Rahma tidak ingin menceritakan kejadian tadi pagi, karena kalau Fandy sampai tau, itu akan mengancam pekerjaannya. Rahma sangat senang dengan pekerjaannya, biarpun menjadi asisten CEO tapi pekerjaannya tidak berat, karena Dava selalu mengerjakannya, hanya saja kalau ada hal-hal yang penting membuat Dava tidak bisa melakukannya.
“Kenapa diam? Apa aku salah?” Fandy memelankan mobilnya, tapi tidak melirik Rahma sekalipun.
Rahma hanya menggeleng, lalu memalingkan pandangannya kearah jendela. “Seharusnya aku tidak cerita tadi,” Gumam Rahma pelan, namun terdengar oleh Fandy.
Setalah sampai di salah satu tempat yang mereka tuju, fandy memarkirkan mobilnya, lalu masuk kedalam sebuah restaurant disalah satu kawasan Semarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Karena Allah
RomanceRahma Auliya Putri, akrab dipanggil Rahma, gadis yang judes, galak, pemberani tapi cengeng dan manja. Ahmad Fandy Mubarok, nama yang sederhana, akrab dipanggil Fandy, pria yang tampan, sederhana, tapi kaku seperti robot, banyak wanita yang terpeson...