HAI READERS 🙂
Apa Kabar?? Sehat selalu 😊
Jangan Lupa Komen dan vote yahh..😀😀
HAPPY READING
💢💢💢💢
✨
✨
✨
✨✨Hari ini adalah hari persalinan Rahma, dia menyiapkan beberapa pakaian dan popok bayi dibantu Linda. Rahma begitu tegang, karena ini adalah kelahiran pertamanya. Tapi tak kalah dengan Fandy yang sudah panik duluan.
Fandy membantu menyiapkan beberapa kebutuhan yang akan dia dan istrinya bawa. seperti baju ganti, dan lainnya.
Kedua orang tua Rahma belum bisa hadir karena mereka begitu jauh, butuh waktu satu hari bahkan dua hari untuk sampai ke Semarang.
"Mas.. tolong ambil kaos kaki sama kaos tangannya dilaci almari. Ambil dua pasang dua pasang aja mas." Seru Rahma, Fandy pun langsung menuju kamar calon Anaknya yang terletak disebelah kamar mereka.
"Yang ini kan sayang?" sambil menyodorkan kearah istrinya.
"Iya mas, makasiiiihhh." Fandy hanya senyum, jujur dia sangat gelisah, deg degan dan perasaannya campur aduk seperti es buah.
"Fan,," panggil Linda, "Bismillah Fan, banyakin doa, insyaallah nggak papa." lanjutnya menenangkan anak tunggalnya itu.
"Iya buk."
"Kau tau Fan? dulu Bapak juga gitu, saat ibu mau lahiran, bukan ibu yang deg degan, malah bapakmu yang heboh, mondar mandir kebingungan." Rahma tertawa mendengar cerita dari ibu mertuanya itu.
"Bapakmu sampai tanya ke nenek gimana cara ngerawat bayi, kalau bayi nangis nenanginnya gimana, kalau mandiin gimana, pokoknya super heboh."
"Itu namanya Bapak yang care buk,"Timpal Rahma.
Fandy hanya diam melihat kedua wanita didepannya bercanda gurau, padahal cerita itu sebenarnya untuk dirinya, tapi karena rasa khawatir yang campur aduk lebih tinggi, apapun yg lucupun tak mempan.
Setelah menyiapkan semua keperluan yang akan dibawa, Fandy memasukkan kedalam bagasi, Rahma dan linda masuk kemobil.
Sedangkan Azis, masih dalam perjalanan ke Semarang. karena ada urusan pekerjaan.
"Mas.." panggil Rahma, Fandy tak menjawab dia masih fokus menyetir dan meratapi pikiran kalutnya.
"Mas udah kabarin Rendo sama sindi kan?" Tanya Rahma.
"Hemm? gimana sayang?"
"Masss... Udah ngabarin Rendo sama Sindi belom?" Ulangnya
"Udah kok, mungkin nanti sore setelah mereka pulang kerja." Rahma hanya menjawab O saja.
*****
Setelah sampai RS.Kariadi dan keruang persalinan, Rahma mendapat instruksi dari dokter untuk berjalan jalan dalam ruangan agar proses persalinannya lancar.
Rahma mondar mandir dalam ruangannya ditemani Linda yang menopang tangan Rahma.
Fandy menyibukkan dirinya dengan laptop yang sengaja ia bawa. Karena dia mengambil cuti 3 hari, malah dikasih 1 minggu. Karena atasannya sekarang ialah Nadin.
Ceklekk Pintu terbuka, Sindi dan Rendo masuk, melihat temannya yang akan berjuang demi calon anak mereka.
Sindi ingin sekali cepat menikah, Memiliki lelaki yang selalu bersamanya, tapi tak pernah memberinya kepastian tang jelas.
"Assalamualaikum!!!" Sapa Sindi dan Rendo.
"Waalaikumsalam... eh sindi sama nak Rendo." Jawab Linda
"Iya Buk," Sindi mendekat kearah ranjang
"Udah buka berapa Ma?" Tanya sindi
"Baru buka 5 ,mungkin nanti sorean kata dokternya."
Sindi hanya mengangguk paham, Sindi juga merasa deg degan karena seorang ibu yang melahirkan itu sangatlah sakit, tapi rasa sakit itu akan terbayarkan jika anak mereka keluar dengan selamat.
"Sin, Napa bengong?" Rahma membuyarkan lamunan Sindi.
"Eh,,, Lo yang mau lahiran, gua juga yang deg degan. buset dah ini jantung gua kayak mau loncat." Sambil memegang dadanya.
Mendengar ucapan Sindi, seisi ruangan tertawa, kecuali satu orang, yang kalut akan pikirannya sendiri.
*****
Setelah menunggu satu setengah jam lebih, Semua orang diluar sangat panik, Fandy yang terus memegang tangan Rahmapun ikut merasakan rasa sakit yang dirasakan istrinya.
Rahma menggenggam tangan Fandy dengan begitu kuat. Rasanya Fandy ingin menangis melihat perjuangan istrinya.
"Tarik nafas buk,,,, Keluarkan, Tarik Nafas, keluarkan." Instruksi Dokter
Tak lama suara tangis bayi terdengar begitu keras, suasana ruangan yang awalnya menegangkan sekarang menjadi haru dan melegakan.
"Huhhhh, Alhamdulillah ya allah." Ujar Rahma disela rasa lemasnya.
Fandy terus menatap bayinya yang dibersihkan oleh suster sambil sesekali menatap sitrinya.
"Terimakasih, terimakasih sudah berjuang." Fandy meneteskan airmatanya, ini pertama kalinya Rahma melihat suaminya menangis, suami yang selalu membujuknya jika sedang ngambek, menenangkannya ketika sedang menangis.
Rahma sangat senang melihat Fandy yang begitu bahagia hingga meneteskan airmatanya.
"Hemm terimakasih juga mas."
"Pak Fandy, ini bayinya, selamat laki-laki." Kata dokter sambil menyerahkan bayi mungil itu ke Fandy.
Fandypun menggendong bayinya, lalu mendekatkan telinga bayi itu ke arah wajahnya.
"Allahu Akbar Allahu Akbar..." Fandy mulai adzan dengan air mata yang terus mengalir.
jujur Fandy sangat senang dan merasa tak menyangka bahwa ini adalah dirinya versi bayi. dia tak mampu mengekspresikan kebahagiaannya.
Rahma yang melihat juga ikut menangis, "Terimakasih ya Allah, kau memberikan hamba kepercayaan untuk merawat bayi kami." batinnya
Rasa lelah, sakit hingga nyawa taruhannya, semua luntur begitu saja saat melihat buah hatinya. Rahma Terus memandangi kedua sosok yang amat ia sayangi sambil mengukir senyum diwajah manisnya.
"Ya Allah cucu nenek," Seru Linda dari balik pintu. Fandy memberikan buah hati itu ketangan ibunya.
"Ututtututu Ganteng banget cucu nenek, siapa namanya?"
Fandy dan Rahma saling menatap,
"Afnan Dhiaurrahman Mubarok." ujar Rahma sambil tersenyumLinda terus menimang-nimang sang cucu, terasa tidak ingin lepas dari pandangannya.
Tak lama ibu Rahma sudah ada diRS tempat Rahma persalinan. Mia tidak sabar melihat cucu pertamanya yang ia tunggu-tunggu.
Kreekkkk pintu terbuka, Mia langsung masuk menghampiri Rahma.
"Assalamualikum." seluruh pandangan meuju ke sumber suara."waalaikumsalam, ibuk."
Mia memeluk Rahma, hingga Rahma meneteskan air matanya, dia juga merasakan rindu yang amat berat.
Semenjak Rahma hamil, dia tidak pernah pulang kerumahnya walaupun hanya sekedar bertemu ibu bapaknya.
karena sangat jauh dan harus menyebrang lautan, Fandy tidak membolehkannya. tapi ada benarnya, apalagi Rahma selalu pusing kalau naik kendaraan laut. itu akan mengganggu kesehatannya.
"Ibu kesini sendiri? bapak nggak ikut?"
"Enggak, bapak kamu lagi ada acara, tapi insyaallah nyusul,"
mendengar itu, membuat Rahma lega.
Rahma sangat merindukan bapaknya, sosok yg selalu menyemangati dirinya.Linda memberikan afnan ke Mia, karena Mia pasti juga ingin melihat cucunya."Mia,,, ganteng kan cucu kita." ujar Linda sambil menaruh afnan ditangan Mia dengan hati-hati.
Semua orang didalam ruangan merasa sangat bahagia karena kehadiran sosok malaikat kecil yg selalu dinantikan.
🌵_____🌵
Gimana chap ini??? huhuhu 😣😣😣 maaf kalau kurang huwahhh kalau mau saran tinggalkan dikolom komentar atau nggak bisa kontak aku 😓 ..
makasih yang udah selalu menunggu, tolong berikan vote kalian🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Karena Allah
RomanceRahma Auliya Putri, akrab dipanggil Rahma, gadis yang judes, galak, pemberani tapi cengeng dan manja. Ahmad Fandy Mubarok, nama yang sederhana, akrab dipanggil Fandy, pria yang tampan, sederhana, tapi kaku seperti robot, banyak wanita yang terpeson...