Pertemuan

1.1K 42 1
                                    

“Inilah hidupku, disinilah aku akan berjuang bersama”

Udara dipagi hari sangat sejuk dan dingin sekali, semua satriwati mengantri untuk mengaji Al-qur’an kepada bunyai, mereka menunggu sambil mengantri mandi agar tidak telat kesekolah.

“Aku kamar mandi Kulon(saya kamar mandi sebelah kanan.” teriak mbak hanny yang mengagetkan yg lain.

Langsung semua berteriak aku tengah, aku Kulon, aku wetan, aku tengah, ahhhhhh semua menjadi ribut dan “hehhhh opo toh iki,, pondok opo pasar pecangaan (apa ini.. Pondok atau pasar pecangaan)??"Teriak bu nyai yang langsung membuat semua satriwati terdiam.

“Cah wadon kok koyok ngono iku piye? (Anak perempuan kok begitu itu bagaimana)??"  Lanjut bunyai.

Semua santriwati sontak terdiam karena takut dengan ibuk. Bu nyai kami sangat cantik dan gaul sekali, biarpun umurnya sudah 42 tahun, tapi jangan salah,,, beliau sangat memperhatikan stylenya.
Bu nyai kami juga memliki 3 orang anak dua perempuan satu laki-laki yang cantik dan tampan, tapi mereka sudah dipondokkan semua.

****

“Kang-kang sarapan.” teriak Rahma, dia adalah mbak ndalem tapi tugasnya bukan mengurus rumah bunyai tapi dia hanya membantu piket masak untuk sarapan santri dan santriwati.

Pintu pembatas antara aula putra dan aula Putri pun terbuka lebar, sosok laki-laki yang berambut hitam pekat berkulit putih dan tingginya kira-kira sampai 175 cm itu mengusap-usap wajahnya karena baru bangun tidur. Yap ini adalah hari minggu dimana SMANCA (SMA NEGRI Pecangaan) dan sekolah negri lainnya libur, jadi mereka memanfaatkan waktu libur untuk tidur pulas.

“Sarapannya apa mbak?” kata Rosi sambil mengacak rambut hitam pekatnya itu. Yah Rosiyanto namanya salah satu santri putra yang sekolah di SMANCA kelas tiga.

“tuh,, lihat sendiri sarapannya apa.”Jawab Rahma sinis.

“uwiiiiikkk tempe? Emang nggak ada lauk lain selain tahu dan tempe mbak?” tanyanya sambil melotot kearah nampan yang berisi tumpukan tempe.

“Lha mintamu opo?  Ayam?  Bayarmu berapa, mau minta makan enak? Apa uangmu mau tak balikin untuk beli makan sendiri,, hah?” tegas Rahma. Dia gadis yang sangat galak, para santripun takut melihat matanya yang sangat sinis jika melihat seseorang. “Coba tak lihat, 3.500 mau dapet apa di warung?” lanjut Rahma dengan senyuman kecut.

“iya-iya mbak.” nadanya lemas sambil mengambil nasi dan lauk untuk membawanya keaula putra.

*****

Tepat jam 17.15 , dimana Rahma harus mengabsen kehadiran santri putra. Rahma mendapat amanat dari bu nyai untuk mengabsen santri putra, siapa saja yang ada dipondok dan siapa saja yang tidak ada dipondok, lalu Rahma bisa melakukan apapun sebagai hukuman.

“Kreeeeeekkkkk” anggap saja itu suara pintu yang terbuka😁.

“kang-kang absen.” teriak Rahma sambil membuka buku absen dengan ala gayanya yang sok galak dan cuek.

begitu keras teriaknya hingga semua santri putra langsung tertuju pada gadis itu.
Gadis yang berkulit sawo matang khas anak pesisir itu sangat manis jika dipandang, bulu matanya yang lentik dan bola matanya yang berwarna hitam kecoklatan membuat siapapun yang menatap matanya akan terpesona. “Siapa yang tidak ada dipondok?” lanjutnya.

“Ada semua mbak kayaknya.” sahut Fiyan bocah gendut yang nakal, jarang sekali dipondok, dia pulang lalu kembali saat Rahma mengabsen, menyebalkan bukan.

“Santri baru mana?” tanya rahma kepada fiyan.

“Itu orangnya.” jawab fiyan sambil menunjuk ke arah pria yang duduk di teras ponpes. “Hei Fandy sini.” lanjut fiyan.

Pria itupun berjalan kearah Rahma sambil menunduk, lalu pria itu menatap lekat mata Rahma. Mereka saling bertatapan, hingga hening sejenak.

“ekhemmmm.” fiyan menghentikan keheningan.
“Apa’an sih yan,,oh ya siapa namamu?” tanya Rahma agak salting.

“Ahmad Fandy Mubarok mbak.” dengan nada yang santai dan sopan.

“oh,,tulis namamu disini.” sembari Rahma menyodorkan buku absen dan bolpoin kepada Fandy.

Lalu Fandypun mulai mencoretkan namanya diatas kertas. “ini mbak sudah.” katanya dengan sopan.

Rahma mengambil buku dan bolpoin yang disodorkan kepadanya
"enggeh suwun." balas Rahma dengan sopan pula.

Jangan Lupa Vote ya😍

Cinta Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang