Ibu

173 16 0
                                    

HAI READERS🙂
Semoga kalian sehat selalu ya, Jangan lupa vote CKA yupss dan komen dibawahhh okeyyy😂😂

HAPPY READING ☺️
~
~


Setelah dua hari di RS Rahma diperbolehkan pulang, dia dibantu Fandy dan Mia berkemas, sedangkan Linda masih asik ngobrol dengan Afnan.

Linda selalu mengajak Afnan berbicara, menceritakan disekelilingnya. padahal Afnan selalu memejamkan matanya.

Setelah mengemas semua barang bawaan,  Rahma sekeluarga langsung pulang.

"Ma,  Nanti ibu nggak bisa lama-lama disini, karena Bapakmu nggak jadi kesini, adikmu juga dirumah sendiri."Ujar Mia memecah keheningan.

Sedih itu pasti karena disaat seperti ini, pasti sosok ibu dibutuhkan,  walaupun ada ibu mertua, tapi tetap saja sungkan jika ingin meminta bantuan ini dan itu.

"Tapi ibuk bakal kesini lagikan?" Tanya Rahma lemas

"Iya, nanti ibuk kesini sama bapak."

"Kalau bapak nggak bisa datang, paksa aja buk, kan Afnan pengen lihat kakeknya."  Mia menganggukkan kepala sambil mengelus pipi Afnan.

Sesampainya di rumah, Bi Nangsih sudah berada diteras lalu bergegas membawakan barang bawaan yang berada ditangan Fandy.

"Sini Pak biar saya yg bawa."

Fandy memberikan tas yang berisi pakaian Afnan, "Langsung tarok di kamar Afnan ya Bi." Bi nangsih mengangguk paham.

Rahma mendudukkan tubuhnya disova ruang tengah yg biasa ia tempati bersama Fandy. Ditemani kedua ibunya, tapi hari ini Ibunya Mia akan segera pulang, itu membuat Rahma sedikit merasa sedih.

"Ma, kayaknya Afnan haus deh, coba kamu kasih asi dulu soalnya dari tadi ngulet ngulet mau nangis." Linda memberikan Afnan kepangkuan Rahma.

Dan ya,  Afnan sangat haus, dia sangat bersemangat minum asi, "Pelan pelan sayang, nanti kesedak lho," ujar Rahma sambil mengelus pipi Afnan.

Tittt Titttt suara klakson mobil, Membuat semua orang didalam ruangan itupun menoleh kesumber suara,  "Lha udah datang, Ibu pamit pilang dulu ya sayang, kamu jaga diri baik-baik, jangan lelah lelah." Rahma mencium punggung tangan Mia.

Mia sedikit menunduk untuk berpamitan kepada sang cucu,  "Sayang, Afnan Sayang, nenek pulang dulu ya, insyaallah nenek kesini sama kakek, jangan nakal ya." Afnan masih bersemangat minum asi.

****

Rumah sudah sepi, jam. menunjukkan pukul 17.15 , Linda juga sudah pulang karena Rahma tidak ingin merepotkan ibu mertuanya, sudah 3 hari ibu mertuanya selalu begadang untuk menjaga Afnan,  dan selalu memandikan Afnan secara bergantian dengan Mia.

Sekarang Rahma akan melakukannya sendiri, dia pasti bisa, sekarang dia adalah seorang ibu, dia harus mengurus semuanya.

"Sayang, kamu mandi dulu, Afnan gantian aku yang ngajak." Rahma memberikan Afnan ke Fandy,  diapun mulai membersihkan tubuhnya.

Setelah mandi, Rahma membereskan semua barang barang yang tergeletak dikamarnya, seperti baju kotor dan sebagainya. dibalik itu, dua pasang mata tengah mengamatinya tapi bukan tatapan kagum atau apa, tapi tatapan mengintimidasi.

Rahma sudah dilarang untuk bersih bersih karena ada Bi Nangsih yg akan membersihkannya. Tapi Rahma tak menghiraukan tatapan Fandy.

"Udah lah mas, biasa aja liatnya,  orang cuma naroh baju kotor ke ranjang sama masukin baju bersih ke almari, masak aku harus teriakin Bi Nangsih sih." celetus Rahma.

"Emang susah kalau dibilangin," Gumam Fandy sambil menggoyang-goyangkan tangannya agar Afnan tetap nyenyak.

Rahma pura-pura tak mendengar dan melanjutkan menata baju dialmarinya.
"Mas, kalau ambil baju diangkat dong, jangan diuwel uwel gini, kan jadi berantakan." Omelnya

Fandy tak menjawab malah asik memainkan pipi Afnan yg menggemaskan.

Rahma melihat kebelakang, melihat Fandy asik memaikan pipi Afnan, "Masss.. Ya Allah mas,  itu bayi lho mas, pipinya jangan ditarik-tarik nanti melar." Teriak Rahma sambil mengambil Afnan dari pangkuan Fandy.  Bahaya kalau Afnan lama-lama sama Fandy.

"Yang penting kan Afnan nggak nangis, siapa suruh dia gemesin." Timpal Fandy enteng.

Rahma semakin emosi, "Emang harus nunggu Afnan nangis baru Mas berhenti? Dan emang  dari sono nya Afnan gemesin."

Fandy terkekeh melihat Rahma yang mulai mengomel, saat dirumah sakit Rahma tidak pernah mengomel seperti biasa, mungkin sungkan karena ada kedua ibunya. Membuat Fandy sangat rindu omelan wanitanya.

"Besok besok kalau Abi mainin pipi kamu, tampol aja muka gantengnya ya sayang."

Rahma menidurkan Afnan diatas Ranjangnya, membatasi dengan guling dikedua sisinya, tapi Rahma masih khawatir kalau Fandy akan menindih Afnan.  Karena itu kebiasaan Fandy yang tidur selalu saja merentangkan tangannya.

Fandy yang sedari tadi menyibukkan diri dengan laptop akhirnya beranjak, "Sayang, Bi Nangsih udah pulang ?"

"Mau apa cari Bi Nangsih?" Rahma tanya balik.

"Enggak, cuma mau minta tolong buatin makan," Mendengar itupun Rahma beranjak dari ranjangnya lalu berjalan keluar kamar tanpa mengatakan sepatah kata.

Fandy yg sudah hafal dengan sikap wanitanya hanya bisa diam, kini giliran dia lagi yang menjaga Afnan.

Fandy membaringkan tubuhnya disebelah Afnan, tapi sedikit terkejut saat suara teriakan dari arah dapur.

"Jangan diganggu dia baru tidur, awas aja kalau nangis, Mas tidur diluar."

Fandy langsung terdiam sejenak, "Dasar umi galak," gumamnya

Tidak butuh waktu lama untuk Rahma memasak nasi goreng, untung saja Bi Nangsih sudah masak nasi sebelum pulang, kalau tidak kasihan Fandy yang harus menunggu untuk menanak nasi.

Rahma menaruh makanan yg ia masak tadi diatas meja makan, tak lupa ia menyeduh kopi, karena seharian ini Fandy tidak minum kopi karena sibuk pekerjaan dan memebantunya.

"Mas,, makananya udah siap," tariak Rahma namun tidak ada jawaban.

Rahmapun menyusul kekamar berharap Fandy tidak sedang keasikan menganggu anaknya.

"Mas,.." Rahma terkejut, ternyata Fandy tertidur disebelah Afanan. mereka berdua sangat cocok jika sedang tidur. seperti melihat masa bayi Fandy.

Rahma tersenyum, lalu melangkah mendekati kedua sosok kesayangannya.  Rahma tidak tega jika harus membangunkan Fandy, dia terlihat sangat lelah, tapi Rahma juga tidak tega jika membiarkan suaminya tidur dengan menahan rasa lapar.

Iapun mendekatkan wajahnya kewajah Fandy, "Mas,,, bangun makan dulu lalu solat terus baru tidur." ujarnya dengan lembut tepat ditelinga Fandy.

Fandy menggeliat lalu membuka matanya pelan, terpampang wajah Rahma yang begitu manis, Fandy menarik tubuh kecil Rahma hingga posisinya tepat diatas tubuh Fandy.

"Mas,, udah ah, ayo makam dulu." Rahma meronta ingin Fandy melepaskan pelukannya. Namun Fandy lebih kuat darinya.

"Biarlah begini sebentar, kamu pasti lelah." Rahma menyandarkan kepalanya diatas dada bidang Fandy.

"Hemm, tapi itu memang tugasku sebagai seorang ibu dan sebagai seorang istri, melihatmu tersenyum padaku, melihatmu tertawa saat menemani Afnan, itu membuat lelahku hilang seketika."

Fandy merasa tersentuh dengan kata-kata Rahma, Fandy mencium kepala Rahma berkali-kali hingga Rahma menepuk pelan dadanya.

"Ayo makan dulu keburu dingin." Merekapun beranjak kedapur.

"Sayang, besok mas udah mulai kerja, kamu sama Bi Nangsih nggak papa kan?," Jujur Fandy tidak tega membiarkan Rahma sendirian mengurus Afnan. Tapi cuti Fandy sudah habis, banyak pekerjaan yg harus ia lakukan, belum lagi masalah toko yang ia serahkan kepada Rendo.

''Iya nggak papa mas."

🌵_____🌵

Huhuhu Gimana Yorobeundel part ini? Jangan Lupa Votenya Yee😣😣

Cinta Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang