"Udah siap belum Fan? ini hari pertama kerja lho" teriak Rendo dari dapur.
Fandy pun keluar dengan kemeja putih yang digulung sesiku dan celana hitam. sangat tampan.
"kau nay kawinan ya fan?" ledek Rendo membuat pria itu mengerutkan dahinya. apa yang salah dengan pakaiannya? HRD menyuruhnya memakai kemeja putih dan celana hitam.
"kau terlihat seperti pengantin pria fan, sungguh" tawa Rendopun pecah.
Fandy menunduk melihat tubuhnya dan langsung berlari ke cermin yang ada diruang tengah "apakah seperti itu?" tanyanya.
"kau keren sekali, wanita disana pasti akan terpesona melihatmu, apalagi posisimu sebagai front desk" Rendo berusaha meyakinkan temannya agar percaya diri. tadi saja ia mengejek dan sekarang dia malah memuji-muji.
"emm... tidak begitu juga, aku berangkat ya Ren, assalamualaikum".
****
Sesampainya di hotel movtel, Fandy absen di pos security terlebih dulu, karena itu memang peraturan dari pihak hotel.
"selamat pagi, selamat pagi" sapa beberapa karyawan disana membuat Fandy sedikit merasa tak enak, karena yang menyapa semuanya wanita separuh baya, yang tak lupa menyelipkan kata tampan, keren, gagah dan sebagainya. Tapi Fandy membalasnya dengan senyuman dan sedikit menundukkan kepala, untuk memberi hormat kepada yang lebih tua.
Sift Fandy sudah habis, ia bersiap untuk pulang. kali ini bukan naik mobil atau motor, tapi jalan kaki, cowok tajir, tampan, keren, jalan kaki ke tempat kerjanya. padahal jarak kost ke hotel kurang lebih 1 kilo.
disepanjang trotoar banyak orang yang berlalu-lalang, berkumpul-kumpul. Fandy berjalan dengan santai dan sedikit menunduk karena banyak wanita yang tak berjilbab.
"mas mas mampir sini lho,, ikutan nongkrong" ujar salah satu wanita yang duduk bersama teman-temannya. tapi fandy tak menggubris wanita itu, ia tetap berjalan hingga masuk ke gang yang dibilang jauh dari keramaian.
"cuek amat dah tuh cowok"cletus wanita itu dengan menatap punggung fandy yang semakin tak terlihat.
*****
lelah, penat tapi juga menyenangkan,, itulah yang fandy rasakan. tak dirasa sudah beberapa bulan bekerja dan waktu libur ia gunakan untuk kuliah S2 nya. Fandy sudah mendaftar di Udinus (Universitas Dian Nuswantoro) dan mengambil management. entah dia memang ingin atau terpaksa karena disana tidak ada komunikasi, tetapi didalam management ada beberapa yang sama dengan mata kuliah dulu ketika S1.
"Ya Allah kuatkanlah" gumannya pelan dengan mata yang terfokus pada layar laptop.
"Fan.. gimana tugasmu udah kelar belom?" rendo datang dengan membawa segelas kopi hitam.
"tinggal dikit sih,,, bentar lagi kelar kok" jawab fandy tanpa menoleh kearah pria yang sekarang duduk disampingnya.
"em... besok sift pagi ya" tanya rendo.
Fandy hanya mengangguk."kamu tuh fan,,, besok kerja malem nggak tidur itu badan kasian bang,,,, mata ampek sembab gitu masih aja dilebarin" celoteh Rendo yang mulai sebal dengan temannya yang tak terlalu memperhatikan kesehatan tubuhnya.
ya...semenjak kuliah, fandy mulai jarang tidur diakhir pekan, ia ingin cepat lulus. walaupun sedikit melenceng dengan kuliahnya yang dulu. tapi ia tetap belajar dan berusaha fokus. sepulang kerja ia juga sering ke perpustakaan daerah depan kampusnya, itu membuat mata pria itu begitu sayu.
*****
hari-hari berlalu. monoton sekali pagi kerja, ke perpustakan, baca buku, pulang, nugas, akhir pekan kuliah, malam nugas. dan seperti itu terus hingga Rendo hampir tak pernah pergi berdua bersama sahabatnya itu.
"Mau kemana Fan? kan tanggal merah, libur" ujar rendo dengan nada yang sinis, melihat Fandy sudah rapi di tanggal merah.
"mau keluar bentar, mau ikut?" ajak Fandy dengan menggoda.
"ke perpus? tutup fan" jawab rendo malas.
Fandy terkekeh geli membuat rendo mengerutkan keningnya lalu membuang muka malas.
"ayo ren ikut nggak? aku mau ke mall, katanya mau keluar bareng" ajak Fandy lagi membuat pria didepannya yang fokus ponsel melongo tek percaya.
akhirnya waktu yang ditunggu datang juga, fandy meluangkan waktu untuk dirinya. Rendo memang sedikit manja jika sama fandy, sejak ia masih mts."beneran Fan? nggak bo'ong kan? aku ikut, ayo sekarang kita pergi, kamu nggak usah repot-repot nyetir, biar aku aja yang nyetir dan bakal traktir kamu oke" begitu antusiasnya hingga ia tak sadar keluar rumah mengenakan celana kotak-kotak pendek berwarna hitam.
"Ren.... yakin mau pakek gitu?".
"astagfirullah,,, hehehe aku ganti dulu ya" rendo pun masuk kekamar dan bergegas untuk bersiap, dan langsung berangkat ke mall paragon.
Rendo senangnya bukan main, seperti bocah yang diajak ke taman bermain anak, itulah rendo sekarang dari parkiran sampai ke bioskop tak berhenti bersenyum dengan lesung pipinya disebelah kiri membuat para gadis di mall tersipu-sipu melihatnya, tapi membuat Fandy risi.Jangan lupa votenya ya readers 😍😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Karena Allah
RomanceRahma Auliya Putri, akrab dipanggil Rahma, gadis yang judes, galak, pemberani tapi cengeng dan manja. Ahmad Fandy Mubarok, nama yang sederhana, akrab dipanggil Fandy, pria yang tampan, sederhana, tapi kaku seperti robot, banyak wanita yang terpeson...