Go Out

165 11 0
                                    

Haiiii
Selamat membaca
Jangan lupa vote nya ya😊😊
~
~
~

Rahma menggeser-geser layar ponslenya dengan begitu kasar, ia bingung apa yang harus dia lakukan malam ini. dia ingin menonton tapi bingung dengan siapa, Sindi lagi ada acara sama mamanya. Aya, lagi keluar dengan mamanya. semua orang keluar dengan MAMA. membuat Rahma sedikit iri.

Rahma mendengus kesal. "entahlah, aku akan keluar sendiri malam ini, mungkin jalan kaki akan lebih menyenangkan."

Rahmapun keluar dengan celana hitam  dan sweater maroonnya. dia berjalan dengan sangat pelan untuk menikmati malam sendirinya. Rahma berjalan kearah tugu muda, disana agak ramai karena memang tempat wisata, didepan tugu mudapun ada lawang sewu, siapa yang tidak kenal dengan lawang sewu, semua pasti tau. bangunan kuno yang sedikit menyeramkan, bukan mungkin sangat menyeramkan bagi mereka yang takut. tapi itu tempat yang bersejarah.

Rahma kesana hanya sekali, dulu ketika dia prakerin bersama teman sekelasnya dan satu teman trainingnya.

Rahma menyodorkan uang 10 ribu untuk membeli tiket masuk. lalu dia memberanikan dirinya untuk masuk kedalam sendiri. didalam ditak begitu ramai, karena mereka hanya berjalan-jalan dengan pasangannya diluar gedung. Rahma menyusuri setiap pintu dan melihat benda-benda yang ada didalam lalu memotretnya.

setelah berjalan-jalan didalam Rahma keluar untuk melihat pemandangan malam. Rahma duduk di sebuah kursin yang ada ditrotoar jalan, dengan menikamti cemilan yang ia beli dari pedagang kaki lima. "sungguh mengenaskan diriku, hanya melihat mereka bergandengan tangan." gumam Rahma

"Ekhemmm." Suara dekheman  pria yang tiba-tiba duduk disebelah Rahma.

"Astagfirullah, kaget gue." Rahma menampakkan ekspresinya yang kaget dan bingung.

"Hay, kamu yang kerja di Pargen Mall kan?" ujar pria itu.

Rahma hanya mengangguk, "maaf anda siapa ya?, kok tiba-tiba duduk disini." tanya Rahma kepada pria itu.

"Saya atasan baru kamu." jawab pria itu membuat Rahma melongo.

"Ya Allah pak, maaf ya pak, saya nggak tau."Rahma menunduk-nundukkan kepala.

"Mukanya biasa saja, toh kita lagi diluar kerja, jadi santai saja, oh ya...Saya Dafa, kamu Rahma kan." Dafa sedikit melirik kearah Rahma.

Rahma mengangguk sebagai jawaban, dia tidak tau kalau Dafa itu atasannya, "mungkin ini yang dibilang sama Sindi, manager baru yang muda dan tampan." pikir Rahma.

Mereka pun ngobrol bersama hingga tidak terasa kalau ini sudah larut, Rahma melihat kearah jam tangannya, "Ahh, sudah jam 10 aku harus pulang." ujar Rahma.

"Boleh aku antar?" tawar Dafa.

"Tidak usah pak, saya lebih suka jalan kaki, mari pak." ujar Rahma sambil sedikit menunduk, lalu pergi meninggalkan Dafa.

Dafa tersenyum melihat sikap Rahma,"apa aku setua itu hingga dia memanggilku pak." gumamnya pelan.
.

*****

Fandy keluar rumah tanpa berpamitan kepada orang tuanya, dia berencana untuk kembali ke Semarang malam ini, Fandy melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. dia ingin cepat sampai rumahnya dan menenangkan diri untuk sementara waktu. tidak sampai satu jam Fandy sudah sampai Semarang kota, dia mengurangi kecepatannya. dia masih memikirkan ucapan ibunya, utuk membawa kekasihnya datang kerumah.

Fandy mengusap-usap wajahnya, dia benar-benar kacau malam ini, sesampainya dia dirumah, ia segera menghubungi Rendo agar bisa kerumahnya sekarang juga.

Pesan :
"Ren,,,,kesini sekarang bawain makanan apa terserah sama kopi dingin ya, dan jangan lupa cemilannya juga, kita begadang malam ini dirumah gue."

setelah mengirim pesan Fandy menyalakan televisi dan memainkan ponselnya.

Dilain sisi, Rendo sedang menutup toko karena sudah malam.

Drrrrrrtttttttt Ponsel Rendo bergetar, Rendo segera membuka ponsel dan menggeser layar ternyata pesan dari Fandy, setelah membaca pesan Dari Fandy, Rendo bergegas membeli titipan yang  Fandy pesan.

Setelah membeli semua yang Fandy pesan, Rendo segera ke rumah Fandy, tanpa mampir pulang kerumah.  Rendo masih mengenakan celana hitam dan kemeja biru mudanya yang ditutupi jaket. Rendo penasaran kenapa Fandy mendadak menyuruh kerumahnya setelah dia menghilang seharian.

Mobil Rendo sudah terparkir dihalaman rumah Fandy, Rendopun langsung masuk, melihat Fandy yang sibuk dengan ponselnya sedangkan dia membiarkan tv menyala begitu saja.

"Hey Fan, lo habis dari mana sih, pergi nggak pamitan, tau nggak Rahma kemarin ngomelin lo, dia bilang lo itu robot yang nggak punya sopan santun." Rendo bercerita kejadia kemarin sambil menaruh tentengannya diatas meja.

"Heh, Biarin aja." jawab Fandy.

Fandy membuka isi plastik satu persatu, melihat apa yang Rendo bawakan untuknya, "kopi dingin gue mana Ren?”  Fandy memeriksa isi plastik.

"ini lho tuan." Rendo menyodorkan Plastik kecil yang berisi se cup copi dingin.

"Thanks."

******

Pagi ini Rahma libur bekerja dan berencana untuk keluar bersama Sindi, Rahma sudah bersiap-siap tinggal menunggu jemputan dari temannya itu. tak lama klakson motor Sindipun berbunyi, Rahma bergegas keluar dan tak lupa membawa helm, "kita kemana Sin?" tanya Rahma sambil memakain helmnya.

"udah ikut aja, nanti lo tau juga." Rahma hanya mengangguk.

Setelah berjalan sekitar 20 menit Rahma sedikit heran,"kenapa ke arah simpang lima Sin, kita mau ke Mall Ciputra?" ujar Rahma, namun tidak dijawab oleh Sindi.

Rahma semakin tidak paham dengan Sindi, dia memakirkan motornya di fansCake?
"lha ngapain kita kesini?" tanya Rahma kebingungan.

"Gue udah kangen nggak ribut ama Rendo, jadi gue dan Rendo berencana ketemuan disini, biar bisa ngobrol bareng, dan Rendo juga bisa sambil jagain toko." terang Sindi.

"Huuuuh, tau gini kagak ikut dah gue." gumam Rahma.

Sindi membuka pintu dan melihat Rendo yang sedang berbicara dengan salah satu karyawannya, "Duduk situ aja Ma." Sindi menunjuk kursi sebelah jendela.

Rahma hanya menurut, iapun duduk dikursi yang ditunjuk Sindi,  sedangkan Sindi malah pergi menghampiri Rendo. Rahma menikamti pemandangan diluar dari jendela kaca toko, Rahma mendengar perempuan yang sedang membicarakan perjodohan  dengan seorang pria, awalnya Rahma tidak begitu menggubris, "mungkin pelanggan." batinnya

Ketika pria itu mulai berbicara, Rahma sontak mengerutkan keningnya, "Fandy?" gumamnya pelan, Ya suara pria itu seperti suara Fandy.

Rahmapun langsung menoleh kebelakang dan ya.. itu memang Fandy. Rahma hanya diam dan pura-pura tidak mendengar ataupun melihat mereka. sebenarnya ada sedikit rasa tak enak dihati Rahma, ketika wanita itu bilang "Bagaimana dengan perjodohan kita?" kalimat itu terus terngiang dipikiran Rahma.

"Rahma." panggil Sindi, Rahmapun menoleh kearah Sindi yang sedang berdiri dengan Rendo.

Sedangkan Fandy yang mendengar suara Sindi memanggil nama Rahma, sontak menoleh kebelakang.

........
Hay... kenapa sindi kok panggil Rahma "Putri"😁
itu udah ada di episode atau Chapter berapa aku lupa. waktu mereka dikasir mall.
tapi biar kalian nggak bingung aku ganti kok.🤗🤗 karena kalau nggak pasti yang laen juga pada bingung😘😂.

Cinta Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang