- Acquaintance -
Taeyong menghabiskan kopinya yang sudah tersisa sedikit. Sambil membawa cangkir kotor bekas minumannya, ia lantas beranjak mendekati Yuta yang kini sibuk mencuci piring bekas sarapan mereka. Meletakkannya di dalam wastafel dan mencuri satu kecupan ringan di pipi kiri pemuda manis itu.
Yuta tersentak, lalu menatap Taeyong dengan tajam. Ia sedang menyabuni gelas tadi. Untung saja tidak terjatuh karena Taeyong membuatnya terkejut. Kekasihnya itu, suka sekali melakukan hal-hal yang membuat jantungnya seakan melompat!
" Aku memanaskan mesin mobil dulu. "
Tanpa memperdulikan gerutuan Yuta, si tampan itu melangkahkan kakinya menuju garasi mobil. Sempat terkekeh kecil karena melihat ekspresi menggemaskan sang kekasih. Padahal usia mereka hanya terpaut beberapa bulan. Yahh.. meski memang Taeyong yang lebih tua, tapi tetap saja mereka lahir di tahun yang sama. Namun entah kenapa si manis berdarah Jepang itu malah terlihat begitu menggemaskan baginya.
" Owarimasu! "*
Yuta berkata senang dengan mengucapkan bahasa ibunya. Lalu melepaskan apron biru muda yang sedari tadi ia pakai, dan menggantungkan benda itu pada tempatnya semula. Hari ini suasana hatinya sangat baik. Membayangkan membuat kue, membagikannya kepada para tetangga baru, lalu mungkin akan mendapatkan teman di sekitar kawasan rumah itu. Ia sungguh tidak sabar!
" Kau sudah siap? " Taeyong bertanya dari ambang pintu rumah.
Anggukkan kepala dari Yuta cukup untuk menjawab pertanyaan kekasihnya. Sambil mengenakan jaket, ia berjalan keluar. Tak lupa untuk mengunci pintu dan menekan knop pintu sekali untuk memastikan.
Pagi ini, Taeyong mengantar Yuta terlebih dulu ke supermarket untuk berbelanja bahan membuat kue, lalu setelah itu ia berangkat menuju kantor. Sementara Yuta kebetulan tidak ada jadwal kuliah. Jadi pemuda manis itu bebas bereksperimen di dapur barunya.
" Kau yakin nanti bisa pulang sendiri? " Taeyong bertanya.
" Iya. Aku ini bukan anak kecil lagi Taeyong. Sudah bisa memesan taksi secara online. "
Sebenarnya, pria tampan itu sudah berkali-kali menanyakan hal yang sama di pagi ini. Membuat Yuta jengah karena pertanyaan tersebut. Mengerti memang dibalik sifat dinginnya seorang Lee Taeyong, tersimpan rasa kekhawatiran di atas rata-rata terhadap orang tersayang. Tapi hey! Biar bagaimana pun, Yuta juga seorang laki-laki, sudah besar pula! Jadi bisa menjaga diri sendiri.
Lagipula, Yuta tidak ingin membuat Taeyong repot. Jalur dari rumah baru mereka dan kantor kepolisian itu berlawanan arah. Sementara supermarket letaknya 15 menit dari rumah, tidak begitu jauh. Ini saja mereka sedikit berdebat tadi, karena Taeyong memaksa untuk mengantarkannya lebih dulu baru pergi bekerja. Dan berakhir dengan Yuta yang mengalah -lagi. Pemuda manis itu tidak mau kekasihnya marah, akan sangat menakutkan.
Laju mobil berhenti tepat di depan supermarket. Yuta melepaskan seat belt yang ia gunakan dan tersenyum manis pada Taeyong. Membuat kekasih tampannya itu juga tersenyum. Yuta dengan healing smile-nya itu bisa membuat pria dingin seperti Taeyong meluluh.
" Terima kasih sudah mau mengantarku. Bekerjalah dengan baik dan hati-hati, " Yuta mengingatkan.
Taeyong mengangguk, tangan kanannya terulur untuk mengusap kepala Yuta dengan sayang, " Kau juga. Jika terjadi sesuatu hubungi aku, " pesannya.
" Siap ketua Lee! " Yuta memberikan gestur hormat, yang mana membuat kekasihnya itu tertawa kecil.
Tangannya mulai membuka pintu mobil, " Sampai jumpa nanti di rumah! "
KAMU SEDANG MEMBACA
[TaeYu] The Last
Fanfiction- 2nd TaeYu Fanfiction - Kata orang, menjadi yang terakhir itu spesial Serta 'Yang Terakhir' berkaitan dengan 'Yang Terdahulu' --- * WARNING : "It's TAEYU FANFICTION! Dan bagi yang HOMOPHOBIC harap segera menjauh karena ini merupakan unsur BxB! Jang...