Pada tengah malam mereka semua berkumpul di rumah besar milik Taeyong. Photo-photo usang yang berasal dari dalam peti kecil ada di atas meja. Sementara Jaehyun baru saja selesai membaca dokumen yang diberikan oleh Kun kepada Taeyong. Ia memijit pangkal hidung, tidak habis pikir jika ternyata di zaman sekarang masih saja ada yang ikut sekte sesat dan menyembah iblis.
" Kun, Yangyang, kalian yakin ingin melakukan rencana itu? " Taeyong bertanya untuk kembali memastikan niat sepasang kekasih tersebut.
Yangyang mengangguk, " Iya hyung. Hanya ini satu-satunya cara yang bisa kami lakukan. Hm.. memang aku belum pernah mencobanya. Hanya sering mendengar cerita dari kakekku saja. Tapi.. tak ada salahnya untuk mencoba. "
Pemuda itu menjelaskan dengan tenang. Walau dalam hati gugup setengah mati. Beda lagi dengan Taeyong, pria itu takut jika terjadi sesuatu. Apalagi rencana mereka terbilang cukup bahaya.
" Tenang saja Taeyong. Lagipula Yangyang tidak sendiri bukan? Sebentar lagi Soon Young dan Myung Ho akan tiba. Percayakan semua rencana ini pada mereka. "
Pada saat mereka di Rumah Sakit tadi, Kun meminta Taeyong untuk menghubungi Myung Ho. Memberitahukan apa yang terjadi dan bermaksud untuk meminta bantuan. Beruntung cenayang muda itu langsung menyanggupi, berkata jika ia akan menolong hingga Yuta bisa kembali dalam keadaan selamat. Meski harus menempuh perjalanan yang lumayan jauh dan juga risiko besar.
Satu jam mereka menunggu, akhirnya Soon Young dan Myung Ho tiba di sana. Dengan membawa beberapa perlengkapan serta peralatan kecil yang mungkin nanti dibutuhkan.
" Maaf sekali harus merepotkan kalian di jam tidur begini, " Kun mencoba untuk mencairkan suasana agar tidak terlalu larut dalam ketegangan.
Soon Young tersenyum kecil, " Tidak apa-apa. Kami senang bisa membantu kalian. "
" Kau yakin rencana ini akan berhasil? Bukannya aku tidak percaya pada kalian. Tapi- "
Perkataannya terputus saat merasa pundaknya ditepuk oleh seseorang. Soon Young pelakunya, pria itu berusaha untuk meyakinkan dan menguatkan Taeyong.
" Percayakan pada kami. Selebihnya, kau harus berdoa, minta bantuan pada Tuhan karena itu bentuk pertolongan terbesar. Lagipula, Myung Ho juga merasakan gelisah selama dua hari kemarin. Jadi setelah tahu hal ini dari kalian, adikku itu tidak berpikir dua kali untuk menyanggupinya. "
Taeyong menatap mereka satu per satu. Orang-orang baik yang bersedia untuk membantunya. Dibalik rasa takut, mereka masih bisa menyempatkan diri untuk tersenyum pada Taeyong. Berusaha menjelaskan jika semua akan baik-baik saja.
Bergerak cepat, perlengkapan yang sudah mereka pasang di beberapa sudut rumah. Juga dengan media elektronik lainnya yang memang dikhususkan untuk keperluan dokumentasi Soon Young dan Myung Ho.
Setelah siap, Myung Ho memerintahkan agar mereka semua duduk melingkar. Dengan tangan yang saling menggenggam di atas meja, Myung Ho memberi interuksi.
" Saat aku dan Yangyang masuk ke sana nanti, tolong usahakan jangan ada yang membuka mata. Genggaman tangan tidak boleh lepas. Karena jika itu terjadi, semuanya akan menjadi runyam. Kalian mengerti? "
Mereka menganggukkan kepala.
" Dan jika.. jika kemungkinan kami belum kembali pada saat waktu yang ditentukan telah selesai, kalian boleh memadamkan lilinnya. "
Penjelasan selesai. Myung Ho memerintahkan agar semua yang ada di sana memejamkan mata, lalu menghela nafas pelan.
Dan.. saat itulah rencana mereka dimulai.
ooo
Dua pasang mata itu terbuka dan saling melempar pandangan. Yangyang menelan saliva begitu melihat suasana mencekam di sana. Cahaya remang dan keheningan menambah nuansa seram. Ia menatap satu per satu teman-temannya yang masih duduk melingkar dengan saling menggenggam dan mata tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TaeYu] The Last
Fanfiction- 2nd TaeYu Fanfiction - Kata orang, menjadi yang terakhir itu spesial Serta 'Yang Terakhir' berkaitan dengan 'Yang Terdahulu' --- * WARNING : "It's TAEYU FANFICTION! Dan bagi yang HOMOPHOBIC harap segera menjauh karena ini merupakan unsur BxB! Jang...