-Who?-
---" Ck! Sialan! "
Satu umpatan keras terdengar dari dalam mobil berwarna hitam metalik yang sedang berhenti di tengah kemacetan.
" Language Nakamoto. "
Dan suara lainnya memperingatkan dengan nada yang sangat tenang. Tidak memperdulikan lirikkan sinis dari pemuda yang duduk di samping kanannya.
" Jika tidak kasar bukan umpatan namanya, tapi pujian! "
" Ya dengan mengumpat pun jalanan tidak akan lancar secara tiba-tiba. Telingaku sakit mendengarnya, kau berisik. "
" Aku mengumpat juga hanya untuk melampiaskan kekesalanku! Kenapa kau jadi marah?! Kalau merasa berisik tutup saja telingamu itu Lee Taeyong! "
Pria yang dibalik kemudi hanya bisa menghela nafas pelan. Percuma meladeni kekasih manisnya disaat sedang merasa kesal. Akhirnya dia juga yang kena bukan? Jadi lebih baik ia diam dengan sabar, membiarkan kekasihnya itu mengeluarkan segala umpatan dari mulutnya sambil menunggu jalanan kembali lancar.
1 jam mereka menunggu. Akhirnya mobil bisa kembali lewat. Dan saat itu mereka mengetahui jika penyebab kemacetan adalah karena terjadinya kecelakaan. Tepat di bagian luar dari sisi kekasih manisnya.
" Kau lihat? Macetnya karena kecelakaan. Dimana hati nuranimu Nakamoto Yuta? "
Yang dipanggil mengernyit kesal. Merasa tidak pantas untuk disalahkan. Jika Taeyong tidak sedang menyetir, sudah dipastikan ia akan mendaratkan jitakkan manis di kepala pria tampan itu.
" Mana ku tahu jika terjadi kecelakaan! Lagipula posisi mobil kita di belakang. Kenapa jadi menyalahkan aku?! " bibirnya mengerucut sebal.
Taeyong meliriknya, tersenyum tipis. Sebenarnya ia hanya menggoda saja. Karena demi apapun! Taeyong merasa kekasihnya akan sangat menggemaskan jika sudah merajuk kesal. Dan sepanjang perjalanan mereka, mobil tersebut hanya diisi dengan keheningan.
Hening karena Yuta yang merajuk dan Taeyong fokus mengemudi. Mereka harus selamat sampai tujuan bukan? Tanpa keduanya tahu jika dari kejauhan, sepasang mata korban tewas tersebut mengintip di balik kain putih yang menutupi sekujur tubuhnya.
ooo
" Bagaimana? Tuan menyukainya? " seorang wanita muda yang bekerja sebagai agen rumah pada kawasan perumahan elite itu tersenyum ramah. Setelah ia membawa Taeyong dan Yuta berkeliling sekitar rumah yang akan dijualnya.
Kini ketiganya berdiri di bagian ruang tamu. Sangat luas dengan langit-langit yang lumayan tinggi, hingga udara dalam rumah itu terasa sejuk. Taeyong melihat pada Yuta, bahkan kekasih manisnya itu tidak berhenti berdecak kagum.
" Yuta, kau sudah yakin dengan pilihamu 'kan? "
Pertanyaan Taeyong membuat si manis berdarah Jepang itu mengalihkan tatapannya. Binar matanya terlihat senang sekali. Seakan menemukan sebuah harta karun. Mungkin karena design rumah itu sangat sesuai dengan seleranya.
" Ini sudah yang ke sepuluh kalinya kau menanyakan itu, dan jawabannya akan tetap sama. Aku yakin! " senyum manis itu tidak luntur sejak memasukki rumah tersebut.
Pemuda manis itu lalu mengalihkan perhatiannya. Halaman luas di luar sana yang terlihat sangat asri dan sepertinya akan bagus sekali jika Yuta menanam beberapa bunga, atau mungkin juga bisa membeli pohon kecil sebagai hiasan.
" Baiklah, kita ambil yang ini jika kau yakin, " Taeyong mengembangkan senyum tipisnya ketika melihat sang kekasih tidak berhenti untuk tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TaeYu] The Last
Fanfiction- 2nd TaeYu Fanfiction - Kata orang, menjadi yang terakhir itu spesial Serta 'Yang Terakhir' berkaitan dengan 'Yang Terdahulu' --- * WARNING : "It's TAEYU FANFICTION! Dan bagi yang HOMOPHOBIC harap segera menjauh karena ini merupakan unsur BxB! Jang...