04 - Feelings

582 63 12
                                    

- Scared, Happy, Confused -

Sudah terlewat 3 minggu sejak Yuta melihat bayangan menyeramkan di malam itu. Yuta sempat menceritakannya pada Taeyong. Tapi dasarnya sang kekasih tidak mempercayai hal semacam itu, maka yang bisa dilakukan Yuta adalah melupakan hal tersebut. Berusaha lebih tepatnya. Karena Yuta seorang penakut, maka kejadian itu tidak mungkin mudah dihilangkan dari ingatan.

Bahkan setelah mengalaminya Yuta sampai dibuat tidak bisa tidur karena mimpi buruk. Taeyong juga jadi terkena imbasnya. Ketika pria tampan itu ingin menyelesaikan tugas atau mendapat panggilan mendadak dari atasannya di malam hari, Yuta tidak memperbolehkannya pergi. Atau kekasih manisnya itu akan bersikap tak acuh.

Kesal?

Ya tentu saja. Apalagi pekerjaannya sampai dipertaruhkan hanya karena hal sepele –menurut Taeyong-. Tapi ia juga tidak mungkin meluapkan emosinya. Ia tidak tega memarahi Yuta hanya karena ketakutan pemuda manisnya yang berlebihan.

“ Hari ini aku akan pulang terlambat. Ada laporan yang harus aku selesaikan. “

Tidak ada jawaban dari Yuta. Namun Taeyong sempat melihat kekasihnya itu berhenti menggerakkan tangannya selama beberapa saat, dan kembali melanjutkan sarapannya.

“ Yuta? “

Mungkin Taeyong berpikir jika Yuta sedang merajuk. Tapi sebenarnya tidak sama sekali. Pemuda manis itu hanya merasa ragu dalam hati. Jika Taeyong pulang terlambat, apa ia sanggup untuk melewatkan malam ini sendirian. Tapi kasihan kekasihnya jika tidak menyelesaikan tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya.

Bisa-bisa, nanti Taeyong dipecat. Lama bergumul dalam hatinya, sang pemuda manis menghela nafas pelan.

“ Iya. Selesaikan saja dulu laporanmu. “

Yuta tersenyum manis setelah menjawabnya. Ia tidak ingin membuat Taeyong dalam masalah. Pria tampannya itu sudah banyak mengalah untuknya. Kali ini, ia tidak boleh egois bukan? Lagipula ia juga harus mengatasi rasa ketakutannya itu. Tidak boleh terus bergantung pada Taeyong.

Dalam diam, Taeyong merasa lega karena Yuta tidak marah padanya. Dan yang lebih penting adalah kekasih manisnya itu memperbolehkan dia untuk bertugas hingga malam. Taeyong tersenyum tipis.

“ Kau bisa menghubungiku jika terjadi sesuatu. “

Yuta mengangguk, “ Terima kasih karena sudah menahan emosimu selama tiga minggu kemarin. Aku minta maaf. Karena ketakutanku, kau jadi terkena imbasnya. “

Bukannya Yuta tidak tahu. Justru sebaliknya. Ia sangat mengerti jika Taeyong sudah merasa kesal karena tingkahnya. Tapi kekasihnya itu begitu sabar dan sangat menyayanginya.

Taeyong menaruh sumpit yang ia gunakan dan beralih memeluk Yuta yang memang duduk di sampingnya. Tangan kanannya terangkat untuk mengelus surai lembut itu. Sejujurnya, ia merasa khawatir dengan keadaan Yuta. Kekasihnya itu jadi tidak bisa tidur dengan nyenyak dan berdampak pada kesehatannya.

“ Tidak apa-apa. Selama aku bisa membuatmu merasa aman, itu baik-baik saja. “

Senyuman Yuta semakin mengembang. Dalam dekapan itu ia mengangguk.

“ Terima kasih. Aku menyayangimu! “

“ Aku juga. “

[TaeYu] The LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang