Satu jam berlalu setelah kejadian dimana Myung Ho tak sadarkan diri dan Yuta hingga kini masih menggeliat kesakitan. Soon Young adalah orang yang pertama kali membuka mata, menemukan kedua pemuda itu sudah terbaring tidak berdaya di lantai. Lantas dengan cepat memberikan perintah, membuat yang lain juga membuka mata. Jangan ditanya bagaimana suasana saat itu. Mereka semua panik, memanggil nama Myung Ho dan Yuta bergantian.
Sekarang mereka semua berkumpul di dalam salah satu kamar. Itu adalah kamar tamu. Jam tepat menunjukkan pukul 01.00 am KST saat Myung Ho sadar dari pingsannya. Dengan perlahan ia duduk bersandar pada kepala ranjang dibantu Soon Young. Sementara Doyoung dengan sigap memberikan segelas air minum hangat untuknya. Wajah manis cenayang muda itu terlihat pucat.
" Bagaimana perasaanmu? " Soon Young bertanya saat Myung Ho mengembalikan gelas yang kini sudah kosong pada Doyoung.
" Tidak apa-apa, " bibirnya menyunggingkan senyuman agar semua orang di sana tidak perlu merasa begitu khawatir. Padahal sebenarnya, Myung Ho merasakan sakit seluruh badannya.
Kepalanya menoleh ke samping kiri, di mana Yuta sedang menggeliat kesakitan dalam rengkuhan kekasihnya. Keringat membasahi baju yang ia kenakan. Pun dengan rambutnya yang terlihat lengket. Pemuda yang beberapa tahun lebih tua darinya itu terlihat lebih pucat.
" Sa-kit... sakit! Argh! "
Cengkeraman tangan pada baju di bagian dadanya semakin menguat. Yuta tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Sakitnya tak kunjung menghilang namun justru semakin menjadi.
" T-Taeyong.. jan-jantungku! Akh! "
" Tarik nafas pelan Yuta. Tenang, tenang. "
Jujur, Taeyong juga tidak tahu apa yang harus diperbuatnya. Ia terlalu kalut saat melihat Yuta kesakitan seperti itu. Yang bisa dilakukannya, hanya menenangkan kekasih manisnya melalui ucapan serta rengkuhan. Meski ia kesulitan karena Yuta terus menggeliat sakit dalam dekapannya, Taeyong tak perduli.
" Soon Young hyung. "
" Ya? "
" Persiapkan semuanya ya, " ucap Myung Ho tanpa mengalihkan tatapannya dari Yuta.
Soon Young diam. Ia tidak menjawab apa pun. Tapi otaknya mengerti dengan maksud dari pemuda yang sudah ia anggap adik itu. Merasa tidak ada jawaban dari pria yang menggenggam tangannya, Myung Ho menoleh sambil tersenyum.
" Ayo, kita lakukan seperti beberapa tahun lalu. "
ooo
Helaan nafas yang terdengar memburu itu menggema di dalam lorong. Sebuah lorong panjang yang tak diketahuinya. Keringat menetes dalam setiap langkah yang diambilnya. Sesekali menoleh ke belakang atau samping, berharap sang kekasih bisa ditemukan.
Kun tidak tahu apa yang terjadi saat ini. Ia kebingungan dan panik setengah mati. Saat tubuhnya terlempar dengan kepala yang lebih dulu terantuk, semuanya menggelap. Dan ketika membuka kedua mata, ia sudah tidak tahu berada di mana. Terpisah dengan Yangyang.
Wush!
Kun dengan cepat membalikkan tubuhnya saat sesuatu seperti melintas di belakang. Tapi tak ada apapun, yang ia lihat hanyalah gelapnya lorong tersebut. Menelan salivanya, Kun memutuskan untuk kembali berjalan. Entah hanya perasaannya saja, atau memang lorong itu sangat panjang? Ia juga dibuat sedikit bingung karena setidaknya, mendapati satu atau dua lorong lain di sana.
" YANGYANG! " teriakkannya yang kencang menggema. Menyebut nama sang terkasih, berharap pemuda manisnya dapat mendengar dan membalas.
Demi apapun!
KAMU SEDANG MEMBACA
[TaeYu] The Last
Fanfiction- 2nd TaeYu Fanfiction - Kata orang, menjadi yang terakhir itu spesial Serta 'Yang Terakhir' berkaitan dengan 'Yang Terdahulu' --- * WARNING : "It's TAEYU FANFICTION! Dan bagi yang HOMOPHOBIC harap segera menjauh karena ini merupakan unsur BxB! Jang...