08 - A Psychic

482 59 24
                                    

Mobil berhenti di depan sebuah rumah minimalis dengan halaman dipenuhi bunga yang cantik. Baik Taeyong atau pun Jaehyun mengamatinya dari dalam kendaraan itu. Rumahnya sangat asri dan bersih seperti bangunan huni lainnya.

" Aku pikir rumahnya akan terlihat seperti.. "

Tidak ada perkataan lebih lanjut. Jaehyun tidak ingin mengeluarkan semua yang ada dipikirannya. Karena, rumah seorang cenayang ia pikir akan terlihat seperti di film-film horor yang Doyoung tonton. Namun sepertinya dugaan itu salah. Rumah di hadapan mereka terlihat jauh dari kesan mistis.

" Ayo keluar! " ajak Taeyong sambil melepaskan seat belt yang ia gunakan.

Tangan kanannya membuka pintu mobil, keluar dari sana dan diikuti Jaehyun. Keduanya berjalan perlahan mendekati gerbang sebatas leher orang dewasa yang melingkari pekarangan rumah itu.

Bell yang berada di samping kiri gerbang ditekan oleh Jaehyun. Menunggu beberapa saat hingga seorang pria keluar dari dalam rumah sana. Berjalan mendekati gerbang sambil tersenyum.

" Ada yang bisa dibantu? " tanya pria itu tanpa membuka gerbang terlebih dulu. Bagaimana pun, waspada nomor 1.

" Ah! " Jaehyun mengeluarkan kartu identitas miliknya dan memberikan kepada pria itu.

" Namaku Jaehyun, dan ini Taeyong. Kami yang menghubungi kemarin malam, " ia menjelaskan.

Pria tersebut menganggukan kepalanya. Mengingat jika semalam ia sudah membuat janji dengan kedua pria di depannya itu. Lantas, ia dengan cepat membuka gerbang.

" Maaf. Silahkan masuk. "

" Terima kasih. "

Gerbang kembali ditutup. Pria itu mulai berjalan bersama dengan kedua polisi tampan tersebut.

" Apakah perjalanannya melelahkan? "

Kartu tanda pengenal Jaehyun dikembalikan ke pemiliknya. Jaehyun menerima dengan sopan.

" Lumayan. Tapi beruntung jalanan tidak ramai. "

Taeyong hanya mendengarkan sambil melihat ke sekeliling rumah sederhana itu. Jika dilihat dari dekat, rumahnya jauh lebih bersih dan sangat nyaman.

" Nah, selamat datang di rumah sederhana kami. Silahkan masuk. "

Pria dengan stelan kemeja hitamnya itu membuka pintu, membiarkan tamunya masuk.

" Kalian bisa menunggu di ruang tamu dulu. Ah! Maaf hampir lupa. Perkenalkan namaku Soon Young. Kalian bisa memanggilku Hoshi. "

Taeyong dan Jaehyun mengangguk paham.

" Adikku sepertinya masih di kamar. Sebentar ku panggilkan dulu. Duduklah. "

" Adik? " tanya Taeyong, karena seingatnya Jaehyun menjelaskan jika mereka adalah sahabat.

Soon Young menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal, " Bukan adik kandung memang. Kami bertemu beberapa tahun lalu. Semakin dekat dan memutuskan untuk bersahabat. Tapi dia sudah seperti adik bagiku, begitu pun dia yang menganggapku sebagai seorang kakak. "

Setelah itu, Soon Young segera beranjak menaikki anak tangga. Menuju salah satu kamar yang ia sebut sebagai adiknya. Sementara Taeyong dan Jaehyun kini sudah duduk, menempati sofa panjang.

Taeyong memperhatikan tiap sudut rumah. Tidak terlalu banyak barang di sana. Propertinya juga sebagian besar terbuat dari kayu yang sepertinya terlihat mahal. Beberapa pajangan unik tertata rapi.

Ruangan juga tidak terlihat begitu gelap atau remang. Pencahayaan terlihat sangat pas. Sepertinya siapa pun yang datang akan merasa suka dengan nuansa hangat di rumah itu.

[TaeYu] The LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang