10 - Black Shadow

502 55 22
                                    

Sinar matahari yang masuk melalui jendela kamar membuat Yuta terusik dalam tidurnya. Pemuda manis itu menggeliat dan mengerjabkan mata perlahan sebelum pandangannya mulai fokus. Karena posisi baringnya menghadap arah jendela kamar yang sudah terbuka, matanya langsung disuguhi langit cerah di luar sana.

" Sshh.. "

Ia merintih saat merasakan kedua telapak tangannya terasa sakit dan perih. Dilihatnya perban masih melilit dengan rapi, menutupi luka. Ah ya, ia ingat sekarang apa yang terjadi semalam. Sempat merutuk dalam hati karena tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Kemarin itu..

" Oh? Kau sudah bangun? "

Pertanyaan retoris itu terlontar membuat pikirannya buyar. Kepalanya menoleh saat Taeyong berjalan mendekatinya. Pria tampan itu menempati tepi kasur, tepat di samping Yuta. Tersenyum kecil sambil mengusap surai pemuda manisnya.

" Kau tidak bekerja? " Yuta membenarkan posisi tidurnya.

Taeyong menggeleng, " Hari ini aku izin agar bisa menemanimu. "

Wajah manis itu berubah murung.

" Aku merepotkanmu lagi ya? "

" Memang! Tapi aku suka direpotkan olehmu. Aku sudah bilang 'kan? Itu tandanya kau membutuhkanku. "

Keduanya saling melempar senyuman. Taeyong secepat kilat mencuri satu kecupan manis di bibir kekasihnya, membuat Yuta memukul bahu pria tampan itu. Walau berujung ringisan. Ia lupa jika tangannya terluka.

" Ck! Tanganmu itu belum sembuh, sudah banyak gaya, " cibir Taeyong namun tak urung mengecup kecil telapak tangan Yuta yang masih dibalut.

Yuta sampai merona dibuatnya. Ugh! Taeyong itu jika sudah menunjukkan sisi manisnya tidak tanggung-tanggung tahu!

" Tubuhmu sudah mulai membaik tapi kenapa wajahmu memerah? "

" Taeyong! "

Seruan kesal itu membuahkan tawa kecil. Taeyong suka menggoda kekasihnya. Gemas dan lucu disaat bersamaan.

" Iya, iya maafkan aku hm? Ayo! Kita makan dulu. Aku sudah menyiapkannya di bawah. "

Lantas Taeyong langsung bangkit dari duduknya dan membantu Yuta untuk berdiri secara perlahan.

" Kau belum makan? " tanya Yuta.

" Belum. Aku menunggumu bangun. Jadi kita bisa makan bersama. "

Mereka berjalan keluar dari kamar dan segera menuju ruang makan. Di atas meja sudah tersedia sayur-sayuran dan beberapa lauk untuk segera disantap. Tidak lupa juga dengan segelas susu hangat serta secangkir kopi hitam milik Taeyong.

" Ck! Kenapa kau membuatkan aku susu? " protes Yuta tak terima.

Ia merasa seperti anak kecil sekarang.

" Itu bagus untuk kesehatanmu. Sudah jangan banyak protes! "

Yuta cemberut. Merasa tidak adil karena bahkan Taeyong saja meminum cairan hitam berkafein itu. Masa dia tidak diperbolehkan?

" Makanlah. Aku sudah membuatkannya untukmu. Harus habis! " Taeyong sudah terlihat seperti ayah yang sedang mengomel kepada anak gadisnya.

Baru saja tadi Taeyong bersikap manis dan romantis. Sekarang sudah menyebalkan saja. Cepat sekali berubah sikap. Sebenarnya Taeyong itu memilikki kepribadian ganda atau bagaimana?

" Selamat makan! " Yuta berseru dan mulai memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya.

Taeyong tersenyum melihat itu. Pagi ini Yuta terlihat lebih ceria walau tadi ia sempat mendapati kekasih manisnya melamun setelah bangun tidur. Tapi tidak apa, selama ada dirinya di samping Yuta, Taeyong pasti akan menjaganya.

[TaeYu] The LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang