" Tolong pastikan Yuta-ssi istirahat dengan baik hari ini. Jika tidak, kemungkinan jantungnya akan sakit kembali. Dan pernafasannya juga bisa jadi terganggu. "
Dokter yang khusus menangani Yuta itu memberi penjelasan setelah memeriksa kondisi pasiennya. Sementara Doyoung yang mendengarkan, hanya menganggukkan kepala. Lalu setelah menerangkan beberapa hal, dokter beserta asistennya itu undur diri untuk melakukan pemeriksaan kepada pasien lainnya.
Mata itu melirik sinis pada Yuta yang sedang melihatnya dengan polos. Tangannya bersidekap.
" Kau dengar penjelasaan dokter itu hyung. "
Sebuah pernyataan dari Doyoung yang menegaskan jika Yuta memang sangat mendengarkan penjelasan dokter tadi. Dan kenapa pemuda kelinci itu berkata demikian? Itu karena jika sifat keras kepala Yuta sudah keluar, maka perkataan apa pun tidak akan didengarnya.
Yuta cemberut. Pasalnya ia juga bosan berada di Rumah Sakit. Padahal belum ada 1 minggu menjadi penghuni di sana. Kekasihnya dan juga Doyoung tidak mengizinkan ia untuk mengerjakan tugas kuliah sedikit pun. Taeyong bilang otaknya juga harus istirahat, dan biar pria tampan itu saja yang mengerjakan tugasnya. Sungguh, sangat baik.
" Tolong ya hyung, kali ini saja tidak keras kepala. Kau butuh istirahat yang cukup. Jika tidak, jangan harap kau bisa keluar dari rumah ini dengan cepat! " Doyoung mengancam.
Tapi biasanya ancaman Doyoung bukan hanya sekadar di mulut saja. Itu akan menjadi kenyataan, seolah-olah ia adalah seorang cenayang yang bisa membaca kejadian di masa depan.
" Iya, iya baiklah. "
Doyoung menghela nafas. Bukannya ingin bersikap keras atau bagaimana. Tapi setelah kejadian waktu itu, Yuta kembali drop. Saat ditemani Yangyang 2 hari lalu saja pemuda manis itu kembali mengeluh sakit di bagian dada.
" Tapi aku boleh ke taman Rumah Sakit 'kan? " Yuta mencoba bernegosiasi.
Mendengar pertanyaan Yuta yang mengarah ke permintaan itu membuat Doyoung berpikir sejenak. Sementara Yuta sendiri sudah memasang ekspresi memelas. Mungkin saja Doyoung bisa luluh.
Akhirnya Doyoung menghela nafas. Merasa kasihan juga melihat Yuta sudah seperti orang yang akan mati kebosanan. Lagipula Yuta butuh udara segar.
" Oke. Hyung boleh ke taman Rumah Sakit. Tapi dengan satu syarat! "
Senyuman cerah itu luntur dan tergantikan dengan raut wajah kesal.
" Yang benar saja? Kenapa harus pakai syarat?! "
Doyoung mengedikkan kedua bahu, " Kalau tidak mau ya sudah. "
" Ck! Oke! Apa itu? "
Jari telunjuk Doyoung mengarah pada kursi roda yang sejak awal berada di sudut ruangan. Benda itu yang memang sengaja disediakan oleh pihak Rumah Sakit.
" Apa?! Tidak mau! Aku masih bisa berdiri dengan dua kakiku sendiri! " protes Yuta tidak terima.
" Ya sudah. Kalau begitu, hyung hanya harus tinggal diam di kamar ini. Bosan atau tidak bukan urusan- "
" Ya baiklah, baik! Kenapa kau tega sekali sih?! " gerutunya.
Doyoung terkekeh pelan, " Kau itu tidak diperbolehkan lelah hyung. Beruntung aku masih memilikki hati nurani untuk mengizinkanmu ke taman Rumah Sakit. "
Pemuda kelinci itu menarik kursi roda tersebut dan mendorongnya mendekat ke ranjang rawat Yuta.
" Ayo! " Doyoung tersenyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TaeYu] The Last
Fanfiction- 2nd TaeYu Fanfiction - Kata orang, menjadi yang terakhir itu spesial Serta 'Yang Terakhir' berkaitan dengan 'Yang Terdahulu' --- * WARNING : "It's TAEYU FANFICTION! Dan bagi yang HOMOPHOBIC harap segera menjauh karena ini merupakan unsur BxB! Jang...