" Terima kasih dokter Joo. Aku minta maaf jika sudah merepotkanmu, " Taeyong membungkukkan tubuhnya sebagai permintaan maaf pada seorang pria berkacamata di hadapannya.
Pria yang dipanggil dokter Joo itu tersenyum, " Bukan masalah. Kau tidak merepotkan sama sekali. Itu justru sudah menjadi tanggung jawabku. "
" Sekali lagi terima kasih dokter. Hati-hati di jalan. "
Pria tersebut pamit undur diri dan bergegas masuk ke dalam mobilnya. Taeyong masih berdiri di tempat hingga mobil yang dikendarai sang dokter pribadi hilang dari pandangan.
Pintu utama ia tutup kembali. Taeyong berbalik dan menaikki satu per satu anak tangga untuk menuju kamar.
Melangkah masuk. Ia melihat Yuta yang tertidur pulas di kasur mereka. Pemuda manisnya sakit. Suhu tubuhnya sangat tinggi. Mencapai 39° celcius.
Taeyong melihat infus yang terpasang di tangan kanan kekasihnya. Baru beberapa hari lalu Yuta jatuh pingsan, dan sekarang kejadian yang sama terulang kembali dengan keadaan berbeda. Tadi Yuta sempat siuman, namun entah kenapa ia meracau ketakutan.
Hingga akhirnya Taeyong tidak bisa menanganinya sendiri, dan kembali menghubungi dokter pribadinya. Yuta baru bisa tenang dan tertidur ketika diberikan suntikkan dari dokter.
Tadi saat ia sedang menikmati makan siangnya, Yangyang menghubungi melalui ponsel milik Yuta. Pemuda manis itu memang sengaja tidak menggunakan kode kunci pada ponsel, agar jika terjadi sesuatu pada dirinya, orang lain dapat menghubungi Taeyong.
Dan terbukti benar. Taeyong bahkan langsung pulang dengan cepat saat itu juga. Meninggalkan Jaehyun serta beberapa rekan yang makan bersamanya menatap kebingungan.
Benda pipih berwarna hitam miliknya berdering. Nama Jaehyun tertera di sana. Ibu jarinya menggeser ikon hijau untuk menerima panggilan.
" Hm. "
" Bagaimana keadaannya? "
Taeyong menghela nafas pelan dan duduk di tepi kasur. Menatap wajah damai Yuta.
" Tidak baik-baik saja. Dia panas tinggi. "
Tanpa perlu menanyakan bagaimana Jaehyun bisa mengetahui, Taeyong langsung menjawab. Karena sahabatnya itu sudah pasti mengenal dirinya. Hanya Yuta yang bisa membuat Taeyong seperti itu.
" What? Bagaimana bisa? "
" Tidak tahu. Yangyang hanya memberitahu jika Yuta jatuh pingsan lagi di depan pintu rumah tadi. Selebihnya dia tidak tahu menahu. "
Beberapa menit tidak ada suara dari seberang sana. Jemari tangan kanan Taeyong menyingkirkan poni Yuta yang sudah mulai sedikit menutupi matanya.
" Taeyong, apa kau sudah memikirkan pendapatku tadi? Mencari seseorang yang bisa membantu kalian menemukan jalan keluar untuk masalah aneh itu? "
Taeyong terdiam. Ia sudah memikirkannya matang-matang. Meski dirinya tidak mempercayai hal-hal mistis, tapi tak ada salahnya mencoba.
" Sudah. Aku akan mencari orang yang bisa mengatasinya. "
" Hm. Aku akan membantumu. Nanti akan ku berikan informasi jika sudah menemukannya. "
" Terima kasih banyak Jaehyun. "
Dan sambungan pun berakhir. Ponselnya ia letakkan di samping lampu tidur, lalu beralih menggenggam tangan Yuta yang terbebas dari jarum infus.
" Demi dirimu Yuta. "
Taeyong tidak tahu saja jika-
- Sepasang mata tajam mengintainya dari balik tirai jendela kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TaeYu] The Last
Fanfiction- 2nd TaeYu Fanfiction - Kata orang, menjadi yang terakhir itu spesial Serta 'Yang Terakhir' berkaitan dengan 'Yang Terdahulu' --- * WARNING : "It's TAEYU FANFICTION! Dan bagi yang HOMOPHOBIC harap segera menjauh karena ini merupakan unsur BxB! Jang...