Bag. 37

2.5K 337 121
                                    


Bluemoon

Rowoon mengumpulkan semua serigala yang akhir-akhir ini jarang berada di pack. Tak bertugas, juga yang paling sering keluar perbatasan.

Kata-kata Johnny benar-benar mengusik.

"Youngbin, kau tahu kan apa yang bisa aku lakukan jika ada salah satu dari kalian yang berkhianat?"

Memalukan.

Bahkan alpha dari pack Blackmoon pun sampai tahu.

Tidak peduli, ia harus segera membereskan ini.

"Kau memanggilku?"

Rowoon mendongak. Begitu tahu siapa yang datang, kaki panjangnya segera menendang Inseong dan menginjak dadanya keras.

Rowoon, meski terlihat pendiam, tapi ia sungguh tak mentolerir jika ada yang berusaha menusuknya dari belakang.

"Kau ingat Tzuyu?"

Menggeram, Inseong berusaha melepaskan diri, namun percuma. Ia hanya bisa memegangi kaki sang Alpha yang bahkan tidak bergerak sama sekali.

"Kau akan bernasib sama seperti dia jika mulutmu itu tidak bisa menjaga rahasia pack."

Inseong terdiam. Semua yang di sana menyaksikan. Bahkan Youngbin dan Eunwoo pun tidak bergerak. Mereka tahu, Rowoon serius dengan kata-katanya.

"Alpha pack Blackmoon bahkan tahu tentang rencana penyerangan kita ke Redmoon. Bertukar informasi sepenting itu ... apa imbalan yang mereka tawarkan untukmu, Bajingan?!"

Bahkan sekalipun mereka sepupu, Rowoon tak akan peduli tentang itu.

Menatap seluruh kawanan, Rowoon berteriak lantang, "MULAI MALAM INI, BUNUH SIAPAPUN YANG KELUAR DARI PERBATASAN TANPA PEMBERITAHUAN!!!"

Tak ada pengecualian.

*

*

*

"Jeno-ya ... siang tadi kau dari mana?"

Di tempat kakek dan nenek Seo, Jeno sedang pesta daging panggang bersama Haechan dan teman-temannya yang lain. Jaemin dan Renjun, Lucas dan tentu saja ada Mark di sisinya.

Kakek dan neneknya juga sibuk berbincang dengan beberapa anak-anak tadi. Sementara Jeno memilih duduk agak jauh, membuat Haechan berjalan mendekat dan bertanya hal yang membuatnya penasaran.

Ke mana perginya Jeno seharian ini?

"Aku berlatih."

Haechan memiringkan kepala, lalu duduk sambil menatap Jeno dengan rasa tak percaya. "Kau aneh, Jeno-ya ..."

Jeno memandang Haechan. Bibirnya terkatup rapat, bisa ia lihat tak jauh di belakang Haechan, Lucas tengah memandangnya lekat. Sepertinya laki-laki itu mendengar percakapan mereka.

Lama berpikir, Jeno pun nyengir dan menunjukkan bulan sabit yang khas di matanya, "Aku bosan di rumah sendirian, hyung. Sudah begitu ... sekarang kau sibuk bermain dengan bayi-bayi Moon."

Jeno cemberut. Saat melakukan itu ia bisa mendengar Mark mendengus. Tapi, itu tak cukup mengganggu, jadi ia biarkan saja.

Yang penting adalah sekarang Haechan sudah tak lagi menanyainya. Kepalanya diusap sayang, Jeno memejamkan mata karena itu menenangkan bagi dirinya. Sentuhan lembut selain dari jemari lentik sang appa.

"Maaf, Jeno-ya ... aku juga baru tahu tadi kalau ternyata Alpha dan Luna pergi. Makanya aku cepat-cepat datang kemari. Tapi, kau malah tidak ada," hela napas Haechan membuat mata Jeno terbuka.

Two Alpha✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang