Bag. 44

2.1K 319 90
                                    

Itu bisa dibilang hanya kuluman ringan dan kecupan singkat saja. Namun, saat Jeno membuka mata, ia tahu ...

"Mm, kurasa ... aku tetap tidak bisa menemukan jawabannya." -dusta. Anak kecil itu, berkata dusta hanya untuk mengelak dari perasaannya.

Lucas mengulurkan tangan, mengusap bibir Jeno sebelum menepuk kepala si alpha muda.

"Kau masih terlalu kecil untuk mengerti. Lagipula, sekalipun kau menyukaiku ... atau bahkan aku juga menyukaimu, itu tidak mengubah apapun. Kita sudah mempunyai mate, Jeno-ya ... Jadi, lupakan saja."

Jeno mengangguk. Ia juga tahu bahwa Lucas sudah memiliki Mark, dirinya ... juga tidak boleh menolak mate-nya.

Haechan, terlalu baik untuk ia perlakukan dengan tak adil seperti ini.

Tersenyum, Lucas duduk tak jauh dari Jeno, memandang anak itu penuh kasih sayang, "Kau tahu, aku dulu sangat membenci appa-mu. Tapi, saat pertama kali melihat serigala hitam kecil yang tiba-tiba muncul di antara Jaehyun dan Johnny ... aku tidak bisa membencinya meski hanya sedikit. Aku juga tahu ... kau selalu melihatku sejak saat itu."

Jeno merasa Lucas terlalu percaya diri. Tapi, ia juga tak bisa mengingkari, semua itu benar terjadi. Serigala cokelat besar yang tampak acuh tak acuh. Tidak seperti serigala Jaehyun, serigala Lucas memiliki corak merah alih-alih putih. Itu terlihat sangat menonjol di matanya.

"Jeno-ya ... tenang saja, bahkan meski aku tidak menjadi milikmu, aku akan selalu mendukung setiap langkahmu." Senyum Lucas menunjukkan gigi putih yang berbaris rapi, "Itu ... janjiku padamu."

Kau harus ingat itu, Jeno-ya ...

*

"Lucas hyung?"

Jeno mencoba melepas rantai yang mengikat kakinya saat mencium bau anyir yang pekat. Darah, ia tahu setiap ada darah, bukan hal baik yang terjadi setelahnya.

Alpha, tidak boleh menangis, Jeno-ya ...

Lucas hyung ...

Tapi, rantai ini terlalu kuat untuk dirinya yang lemah.

Menjadi seorang alpha, kau harus yakin bahwa dirimu lebih kuat dari yang lain. Fokus, Jeno ...

Bagaimana ia bisa fokus? Dengan semua darah, juga serigala yang sudah berjanji untuk selalu mendukung tergeletak di depan matanya ...

Lucas hyung ...

Jeno menggeram ... lalu melolong. Seperti tangisan, itu membuat semua yang mendengar terasa pilu.

Kakinya terluka, lehernya seperti tercekik. Serigala hitam itu berkaca-kaca. Namun, tak lama ia kembali menyusut, menjadi sosok bocah berusia belasan tahun yang kecil dan tak berdaya, barulah rantai itu mampu ia singkirkan dari tubuhnya. Berlari ke arah serigala yang selalu menjadi panutannya, guru terbaiknya, sahabatnya ... seseorang yang ia suka.

"Hyung! Lucas hyung! Bangun, Lucas hyung! Jebal ..."

Namun, mata Lucas hanya menatapnya. Bibirnya terangkat, seolah tersenyum padanya.

"Hyung, kau pasti akan baik-baik saja ... sebentar lagi appa pasti akan datang. Hyung ... hyung ... jangan seperti ini. Hyung ..."




Sementara itu tak jauh dari gua, Mark tiba-tiba merasa tubuhnya kaku, matanya membeliak, hatinya berdebar ngilu.

"Lucas?"

Ia tahu ada yang salah.

Ia tahu ada yang tak beres dengan mate-nya.

Two Alpha✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang