Bag. 42

2K 323 66
                                    

Mata sipit berpupil jelaga itu terbuka. Namun, warna hitam perlahan berubah, kuning ... tajam ... seiring dengan tangan yang terkepal dan gigi yang bergemeletuk, Jeno tersenyum.

"Paman, ayo kembali."

Doyoung hampir mengeluarkan protesan, tapi tanpa diduga serigala hitam besar langsung mengambil alih tubuh bocah kecil tadi. Menggeram, memamerkan gigi-gigi tajam.

Cakar yang menjejak tanah membuat Doyoung memundurkan langkah.

Kalut ... takut ...

"K-kau-"

"Kembali ke BlackMoon, aku berjanji paman Taeyong akan kembali. Kalian di sini ... kalian diminta ke sini karena orang ini-" serigala Jeno menunduk, menyeringai menatap seseorang bertudung yang berada di ujung gua, mengawasi mereka, "-untuk membangkitkan orang yang sudah mati, kalian harus mengorbankan diri kalian di sini ..."

Doyoung melihat ke arah Elder yang memang selama ini membantunya.

"Jungwoo?"

"Elder ... Kakek Youngho dan YoonOh sudah bahagia di tempat mereka ... kau harus menerima. Maafkan dirimu ... maafkan mereka yang menyebabkan kematian teman-temanmu ..."

Jungwoo membuka tudung kepalanya, menyeringai, mata hijaunya berkilat, "Yang membunuh mereka adalah kakek buyutmu, Jeno-ya ... tidakkah kau merasa bertanggung jawab atas kesalahan mereka?"

*

*

*

"Ramalan ..."

Akan ada sesuatu yang membuat BlackMoon morat-marit dalam kekacauan hanya karena ulah salah satu alpha di sana. Bahkan sempat dikatakan bahwa alpha itu akan memimpin Blackmoon nanti.


"-kedatangan Kim Mingyu dan Kim Tzuyu..."

Sebenarnya YongHwa adalah yang memintanya datang ke BlackMoon hanya untuk memperingatkan Jaehyun.


"-kematian mereka setelah itu ..."

Dua serigala bermata biru yang tengah berlari menuju tempat di mana Tzuyu berada.

"-dan yang terakhir ... kutukan yang Kim Mingyu lemparkan pada Ayahku ... itu semua rencanamu sejak awal, 'kan? Ramalan itu ... kau yang membuatnya. Apa aku salah?"

Doyoung membuka mulutnya, terkejut. Bagaimana anak kecil ini bisa tahu? Namun, berbeda dengan Jungwoo. Elder itu hanya tersenyum ... meraba dinding batu, seolah kenyataan bahwa Jeno tahu sama sekali tak membuatnya terganggu.

"Kekuatanmu berasal dari sini, kau bisa ada dan lahir juga karena tempat ini ... Jeno-ya, anak dari dua Alpha yang berharga ... bukankah kau seharusnya berterima kasih padaku atas segalanya?"

Namun, serigala Jeno masih terus menggeram. Semakin menunjukkan amarah pada Elder yang menyebabkan ini semua terjadi.

Jeno menoleh ke arah Doyoung, berkata bahwa terserah saja mau membawa Taeyong kembali atau tetap di sini, percaya atau tidak pada dirinya ...

Tapi, niat Jungwoo sudah terbaca oleh penunggu gua.

"Kau benar, aku harus berterima kasih padamu, Elder. Akan tetapi, aku katakan sekali lagi ... kau tidak mungkin bisa membangkitkan nyawa orang yang sudah mati."

Two Alpha✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang