BAB XIV : THE TRAP

71 20 1
                                    

"Kita bertemu lagi..." Untuk kali ini, Felix yang mengajak Chika untuk bertemu. Saat ini mereka sudah berada di Cafe tempat mereka bertemu sebelumnya.

"Ada apa?" Tanya Chika.

"Maaf mengganggu waktumu, tapi saya punya sebuah rencana." Kata Felix.

"Rencana?" Ulang Chika.

"Iya, rencana untuk menjebak pelaku terakhir." Kata Felix. "Kita harus segera menangkap pelaku terakhir, karena saya yakin salinan CCTV saya ada pada orang itu."

"Rencana kamu apa? Mungkin saya bisa bantu." Kata Chika.

"Saya yakin sekali jika Julia dan Nabilla akan bertemu dengan pelaku terakhir malam ini. Mereka pasti akan melaporkan apa saja yang terjadi pada mereka ke pelaku ketiga selama di penjara." Jelas Felix. "Tugas kamu adalah mengintai Julia. Sedangkan saya akan mengintai Nabilla."

"Apa informasinya akurat? Mereka bukan orang bodoh, Felix. Polisi saja butuh beberapa waktu untuk menangkap mereka kemarin. Mereka pandai menyembunyikan bukti." Kata Chika.

"Saya yakin sekali informasi ini akurat. Saya membaca WhatsApp Nabilla kepada Rehan. Nabilla bilang, Rehan tidak usah ke rumahnya malam ini, karena ia tidak akan ada di rumah. Saya yakin sekali jika ketiga pembully itu akan berkumpul di sebuah tempat untuk membahas rencana mereka." Jelas Felix.

Tadi siang, tepatnya saat jam istirahat, Felix duduk di bangkunya sembari memakan bekal yang sengaja di bawakan nenek. Hubungan Rehan dan juga Felix berubah canggung sejak kejadian malam itu. Mereka hanya berbicara seperlunya.

Felix yang sedang malas berbicara dan Rehan yang merasa bersalah pada Felix, terciptalah suasana canggung.

Tapi tidak untuk siang ini. Rehan duduk di sebelah Felix sembari membawa bekal makan siangnya. Han pun melakukan hal yang sama. Felix mengernyit, sejak kapan dua temannya ini bawa bekal juga.

"Kita makan di sini boleh kan, lix?" Tanya Han.

Felix hanya menjawabnya dengan anggukan, karena mulutnya sedang penuh dengan makanan.

"Kita masih temenan kan, Lix?" Kata Rehan.

"Lu gak salah, Re." Jawab Felix setelah menelan semua makanannya. "Cewek lo yang salah. Gue marah sama cewek lo, bukan sama lo."

"Sumpah gue minta maaf." Kata Rehan.

"Sudah lah. Lebih baik kita makan saja." Kata Felix.

"Bentar gue mau beli sempol dulu di kantin. Kayaknya enak makan sempol sama nasi." Kata Han. "Nitip kagak?"

"Gak deh." Kata Rehan.

Sepeninggal Han, kini tinggal lah Rehan yang tengah duduk berdua. Mereka sibuk memakan bekal mereka masing - masing. Hingga akhirnya Rehan berdiri dan menyodorkan ponselnya ke Felix.

"Gue ke toilet dulu, lix. Titip hape gue." Kata Rehan.

Tidak biasanya Rehan menitipkan ponselnya pada orang lain. Rehan itu orang yang sangat menjunjung tinggi privasi. Tidak ada orang yang boleh memegang ponselnya tanpa terkecuali.

Tapi hari ini, untuk pertama kalinya seorang Rehan Bratadika menitipkan ponselnya pada orang lain.

"Iya..." Felix mengambil ponsel itu. Sepeninggal Rehan, rasa penasaran Felix timbul. Ia membuka ponsel Rehan dan jemarinya tergerak untuk menekan aplikasi WhatsApp.

Ia membuka ruang chat Rehan bersama dengan Nabilla dan membaca semua pesan mereka berdua.

Nab✨

TRUE FAMILY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang