Felix kembali datang ke sel tahanan perempuan tempat di mana Julia di tahan. Ia masih harus bertanya pada Julia dan memastikan satu hal. Ia ingin memastikan apakah Nabilla ikut terlibat dalam perundungan atau tidak. Jawaban Julia sangat penting untuk kelanjutan kasus perundungan terhadap saudara kembarnya.
Felix menunggu Julia di ruang tunggu yang telah di sediakan pihak sel tahanan. Setelah menunggu kira – kira 10 menit, akhirnya seorang sipir membawa Julia ke hadapannya. Mata Julia berbinar – binar saat melihat Felix. Bahkan gadis itu berlutut dan memohon ampunan kepada Felix supaya Felix bisa membebaskannya dari penjara.
“Felix tolong bebasin gue... Gue minta maaf soal pembullyan itu. Gue gak beneran gak tahu kalo Citra itu saudara kembar lo.” Kata Julia sembari diiringi tangis.
Felix menghela nafas, hati nuraninya kasihan melihat kondisi Julia yang seperti mayat hidup. Tapi tidak ada yang bisa ia lakukan. Ia tidak bisa membiarkan orang yang sudah merundung saudara kembarnya berkeliaran di luar sana.
“Duduk, ada yang mau gue tanyain ke lo.” Perintah Felix. Dengan perlahan, Julia berdiri dan duduk di hadapan Felix.
“Tanya apa? Siapa tahu gue bisa jawab.” Tanya Julia dengan semangat. Siapa tahu Felix masih memiliki kemurahan hati untuk membebaskannya
“Siapa saja yang terlibat dalam perundungan Citra?” Tanya Felix.
Julia yang semula sangat bersemangat, tiba – tiba perlahan lemas. Satu – satunya pertanyaan yang tidak bisa ia jawab, baru saja ditanyakan oleh Felix.
“Maaf, tapi gue gak bisa jawab.” Kata Julia.
“Kenapa?” Tanya Felix spontan.
Julia menggelengkan kepalanya, “Gue gak bisa, gue terikat janji sama mereka.”
“Janji apa?” Tanya Felix.
Julia menarik nafas sebelum akhirnya berbicara lagi pada Felix, “Janji yang kami buat setelah Citra ketahuan bunuh diri. Kami berjanji jika salah satu dari kami ketahuan dan ditangkap oleh polisi, maka tidak ada yang boleh membocorkan pelaku lain kepada polisi atau kepada siapa pun.”
“Itu namanya egois! Lo mau membusuk sendirian di penjara dan membiarkan pelaku lain berkeliaran di luar sana?” Tanya Felix.
“Gue pengen ngomong, karena ini gak adil bagi gue. Tapi janji tetaplah janji, Lix. Gue gak bisa jawab pertanyaan lo, maaf banget.” Kata Julia.
Felix tidak bisa lagi bertele – tele. Ia mengeluarkan laptopnya dan menunjukkan bukti rekaman CCTV itu pada Julia.
“Yang pakai almamater dan selempang OSIS itu elo kan? Lo merekam semua bukti kejahatan dari dua orang lainnya. Sekarang gue tanya, ke mana bukti video itu?” Tanya Felix.
“Gue hapus.” Jawab Julia singkat.
“Gak mungkin! Lo gak bisa membodohi gue!” Kata Felix.
“Udah gue hapus, Lix! Gue panik banget saat tahu Citra koma. Jadi gue hapus rekaman itu sebagai cara gue menghilangkan jejak.” Jelas Julia.
“Lo gak lagi berbohong kan?” Tanya Felix.
“Tuhan gak tidur, Lix. Dia tahu semua hal yang terjadi di dunia. Gue bener – bener gak bohong soal ini.” Kata Julia.
“Gak usah bawa bawa nama Tuhan!” Sela Felix dengan cepat. Ia benar – benar membenci orang yang suka bawa – bawa nama Tuhan saat melakukan kejahatan. “Gue tanya sekali lagi, siapa dua orang ini?”
Julia kembali menatap ke layar laptop Felix, namun yang diharapkan Felix tidak berjalan dengan mulus. Lagi – lagi Julia menggelengkan kepalanya. Felix menghela nafas karena frustasi tidak mendapatkan jawaban dari Julia.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE FAMILY✔
ChickLit[O N G O I N G] Kisah Felix Hartanto yang harus mencari pelaku pembullyan terhadap saudara kembarnya.