BAB III : DIARY MILIK CITRA

87 18 4
                                    



“Felix!”


Felix menoleh sesaat setelah namanya di panggil. Ia cukup mengenal suara itu, itu suaranya Sasya. Sasya berlari menghampirinya dan memeluknya dengan erat. Felix tersenyum tipis sembari mengusap punggung Sasya.

“Kamu kenapa sih? Akhir – akhir sering banget ngilang.” Kata Sasya.

“Ada urusan keluarga yang gak bisa aku tinggal.” Kata Felix.

Sasya melepaskan pelukannya dari Felix, “Memangnya urusan apa sih?”

“Aku gak bisa cerita sekarang. Tapi pasti aku cerita kok.” Kata Felix.

“Kamu gak lagi selingkuh kan?” Tanya Sasya dengan serius.

“Selingkuh?” Sahut Felix mengulang perkataan Sasya. “Ya nggak lah. Buat apa aku selingkuh, sedangkan aku masih punya kamu.”

“Beneran ya?” Tanya Sasya memastikan.

“Iya...” Kata Felix. “Besok aku bakal anter kamu pulang, hari ini aku gak bisa.”

Sasya mengangguk. Felix pun berjalan menuju kelasnya. Ia tahu ia keterlaluan karena sudah mengabaikan Sasya selama dua hari. Tapi Citra juga sama pentingnya dengan Sasya. Ia harus terus menjaga Citra di rumah sakit selama gadis itu koma.

Ia juga masih belum bisa menceritakan yang sebenarnya kepada Sasya tentang Citra. Ia tidak bisa mempercayai siapa pun untuk saat ini, bahkan pada Sasya sekalipun. Tidak! Bukan ia mencurigai Sasya, tapi akan lebih baik ia melakukan segalanya sendirian.

Saat masuk kelas, Felix mendapati keramaian di kelasnya. Felix terkejut ketika banyak sekali polisi berada di kelasnya. Felix bisa melihat jika Julia, teman satu kelasnya di bawa keluar dari kelas oleh polisi – polisi itu. Ia mendekati Han untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

“Julia kenapa, Han?” Tanya Felix.

“Dia dituduh menjadi salah satu pelaku perundungan Citra, Lix! Ih gak nyangka!” Seru Han.

“Kok bisa?” Tanya Felix.

“Dia ada di CCTV tepat 30 menit sebelum Citra lompat dari gedung.” Kata Han.

Rehan datang dan ikut menimbrung pembicaraan Han dan juga Felix, “Iya lix! Katanya ada 3 orang perempuan di dalam CCTV itu, salah satunya ya si Julia. Pihak sekolah bisa mengenali Julia karena almamater OSIS dan selempang Sekretaris OSIS yang dia pakai. Lu tahu sendirilah siapa sekretaris OSIS? Kalo bukan Julia, siapa lagi?”

Tangan Felix terkepal ketika mendengar kata – kata Han. Hatinya benar – benar memanas ketika tahu Julia lah salah satu orang yang menyebabkan Citra bunuh diri. Felix keluar dari kelas dan berniat untuk mengikuti ke mana polisi akan membawa Julia. Felix bahkan tidak menghiraukan teriakan Han yang memanggil namanya. Felix bisa melihat jika Julia tengah di bawa ke dalam Ruang BK.

Seluruh siswa berniat untuk mengintip, tapi sayangnya dijaga ketat oleh pihak kepolisian. Felix dengan terpaksa lewat belakang untuk mengintip ke dalam ruang BK. Dari jendela, Felix bisa melihat ada Mama dan Papa di dalam sana. Mama menangis dan memaki – maki Julia yang hanya bisa menunduk.

Hati Felix benar – benar sakit, ia ingin sekali masuk ke dalam memukul Julia. Tapi Felix tidak bisa melakukan itu. Julia adalah seorang wanita dan pantang bagi laki – laki untuk memukul lawan jenisnya.

“Felix....”

Felix terkejut ketika ada sebuah tangan yang memegang bahunya. Ternyata itu adalah Pak Johan, wali kelasnya Citra. Felix tersenyum tipis dan menyapa Pak Johan. “Pak...”

TRUE FAMILY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang