BAB VI : GELANG BIRU SAPPHIRE

76 22 0
                                    




Felix memeluk erat Mama dan Papa ketika mereka berdua datang ke rumah sakit. Felix langsung menghubungi keduanya sesaat setelah dokter melakukan pemeriksaan pada Citra. Mama dan Papa tidak bisa menahan rasa bahagia saat mendengar semua perkataan Felix.



Papa melepaskan pelukan dan mendekati ranjang Citra. Ia mengusap pelan kepala Citra dan mencium keningnya. Harapan akan kesembuhan Citra semakin bertambah kuat.



"Citra sayang, kamu pasti kuat! Kamu pasti akan bangun, nak." Kata Papa dengan pelan.



Sementara Mama menoleh ke arah Felix, "Kamu beneran lihat tangan Citra bergerak?"



"Iya Ma. Felix langsung manggil dokter dan Citra di periksa. Katanya kondisi Citra membaik, kita hanya tunggu dalam waktu satu minggu hingga Citra sadar." Kata Felix.



"Rasanya Mama masih gak percaya..." Kata Mama dengan mata berkaca - kaca menatap Citra dari kejauhan.



"Citra akan sembuh! Dia punya kemauan untuk kumpul lagi sama kita." Kata Felix.



BRAK!



Pintu ruang ICU terbuka dan menampakkan nenek dan juga om Mirza. Dengan tertatih - tatih dan dituntun oleh Om Mirza, nenek mendekat ke arah ranjang Citra.



"Cucuku Citra..." Lirih nenek.



Papa memberi sedikit ruang untuk nenek supaya bisa lebih dekat dengan Citra. Nenek sudah lama ingin menjenguk Citra di rumah sakit, tapi kondisi fisiknya tidak mumpuni untuk pergi. Dan hari ini, nenek meminta langsung pada Om Mirza untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Kerinduannya pada cucu perempuannya itu sudah teramat dalam.



"Citra sebentar lagi akan sadar, Bu. Citra akan kembali berkumpul bersama kita." Kata Papa.



"Kalau Citra sadar nanti, luangkan lebih banyak waktu untuknya, Joko..." Kata Nenek.



"Iya Bu, Joko akan meluangkan waktu untuk Citra dan juga Felix." Kata Papa.



Nenek menoleh ke arah Felix dan mengulurkan tangannya, "Felix cucu nenek..."



Felix mendekati Nenek dan memeluk Nenek dengan erat. Felix dan juga Nenek berusaha meluapkan apa yang mereka rasakan melalui pelukan. Ia dan juga Citra adalah cucu kesayangan Nenek, karena hanya mereka berdua lah cucu nenek. Om Mirza hingga kini belum juga menikah dan memberikan cucu lain untuk Nenek.



"Felix kalau ada masalah jangan sungkan untuk cerita. Cerita ke siapa saja, ke Nenek juga boleh, ke Papa dan Mama juga boleh, dan ke Om Mirza juga boleh. Jangan memendam semuanya sendirian, kamu dan Citra masih terlalu kecil untuk mengemban sebuah masalah. Berbagilah masalah kalian dengan orang dewasa." Pesan Nenek.



Felix mengangguk, "Iya nek. Felix akan selalu ingat pesan Nenek."



Pelukan mereka terlepas dan Nenek menatap bangga terhadap Felix. Dan malam itu, semuanya melebur menjadi satu. Hanya satu doa yang mereka panjatkan malam itu, tidak lain hanya untuk kesembuhan Citra.



***



Pagi yang cukup indah, suasana hati Felix pun sedang bahagia karena kabar baik yang ia terima tentang Citra. Senyum selalu mengembang di bibirnya, bahkan beberapa kali Felix menyapa orang - orang yang ia kenal di sekolah.

TRUE FAMILY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang