BAB XV : Is This Happy Ending?

61 20 0
                                    

Felix mencoba untuk menahan diri. Ia benar – benar kecewa dengan Sasya. Bagaimana bisa gadis itu terlihat dalam pembullyan saudara kembar kekasihnya sendiri. Apa alasannya? Di saat seperti ini, Felix tidak bisa berbuat apa – apa.

“Kenapa kau begitu bodoh, Felix.....” Gumam Felix.

Felix kembali menajamkan telinganya dan berusaha menguping pembicaraan mereka bertiga. Tak lupa, Felix juga merekam pembicaraan mereka supaya bisa di jadikan bukti yang kuat. Air mata jatuh begitu saja membasahi pipi Felix. Kenapa? Kenapa gadisnya melakukan hal itu?

“Aduh maaf telat!?” Kata Sasya.

“Gak papa. Oh iya, gimana rekaman CCTV-nya? Dapat?” Tanya Julia.

“Dapat kok. Gue suruh anak buah Papa gue buat ngerebutnya dari Felix.” Kata Sasya.

Felix semakin kecewa. Ternyata ini adalah ulah Sasya. Padahal Felix sangat mempercayainya, tetapi dengan tega gadis itu merusak kepercayaannya. Felix menyesal karena telah menceritakan semuanya pada Sasya. Jika tidak, mungkin kasus Citra sudah sampai ke tangan pengadilan.

“Cowok lo ngikutin gue tadi. Tapi untungnya gue bisa handle.” Kata Nabilla.

“Sebenarnya gue merasa bersalah sama Felix dan juga Citra, tapi gue gak mau masuk penjara.” Kata Sasya. “Jujur, gue gak tahu kalo Citra itu kembarannya Felix. Selama ini, gue ngira kalo Citra itu cewek ganjen yang sering dekat – dekat Felix.”

“Di antara kita bertiga, lo yang punya alasan paling konyol, sya.” Kata Nabilla menertawakan Sasya.

“Julia juga! Bukan Cuma gue!” Protes Sasya.

Felix tidak kuat lagi, dia segera berdiri dari mejanya dan membuka semua penyamarannya. Ia berjalan menghampiri meja Julia, Nabilla dan juga Sasya. Mereka semua terkejut, terutama Sasya yang bahkan menumpahkan minumannya.

“Felix......” Gumam Sasya.

“JADI KAMU TERLIBAT!?” Bentak Felix.

“Kamu salah dengar Lix –

“KAMU MEMBULLY KEMBARAN AKU DENGAN ALASAN YANG TIDAK MASUK AKAL!?” Bentak Felix lagi.

"Felix denger dulu! Aku punya alasan -"

"ALASAN APA!?" Sentak Felix. "Kamu bener - bener tega ya! Gak nyangka aku.... Kamu sadar gak sih orang kamu bully itu KEMBARAN AKU!?"

Sasya memejamkan matanya dan menghela nafas, “IYA! AKU MEMANG TERLIBAT! INI SEMUA GARA – GARA KAMU GAK PERNAH MAU JUJUR SAMA AKU!”

“Lah kenapa nyalahin aku??? Jangan memutar balikkan fakta, Sasya!” Sahut Felix.

“KALO AJA KAMU CERITA KALO CITRA ITU KEMBARAN KAMU, AKU GAK BAKAL NGELAKUIN HAL ITU! AKU BENCI KAMU DEKET – DEKET PEREMPUAN LAIN!” Kata Sasya.

"Kamu tuh udah gila ya, sya...." Kata Felix tidak habis pikir.

"Tapi sekarang aku sudah nyesel, Lix. Aku merasa bersalah ke Citra." Kata Sasya.

Kini mereka berempat tengah menjadi pusat perhatian. Semua mata tertuju kepada mereka. Tak sedikit orang yang mengabadikan keributan yang terjadi di cafe itu. Felix tidak peduli, ia benar – benar marah dengan gadis yang ada di depannya ini. Felix sakit hati kembarannya di perlakuan seperti binatang oleh ketiga gadis ini.

“Alasan kamu gak bisa di terima oleh akal orang yang waras! Kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatan kamu di penjara!” Kata Felix.

“Memangnya kamu punya bukti? Semua bukti sudah ku hanguskan! Aku sudah bayar polisi supaya tidak menindaklanjuti kasus Citra. Aku gak mau di penjara!” Kata Sasya.

TRUE FAMILY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang