Happy Reading💙
Secara refleks Olina menginjak pedal rem mobilnya. Karena ada sebuah motor yang berhenti mendadak tepat di depan mobil miliknya.
Olina segera turun. Ia melihat dua orang tersebut sangat tidak asing di penglihatan matanya. “Lo udah nggak waras!”
“Turun Mar, biar dia gue yang tanganin.” suruh Domino pada Marcus. Lalu Marcus segera turun dari motor milik Domino dan berjalan melewati Olina yang sedang marah-marah. Marcus segera masuk ke mobil gadis tersebut memundurkannya lalu menancap pedal gas tanpa keraguan sedikit pun meninggalkan Olina dan juga Domino.
“Naik!”
“Apa-apaan sih lo! Eh mobil gue mau di bawa kemana!” panik Olina karena mobilnya di bawa Marcus begitu saja.
“MARCUS! SIALAN!” maki Olina pada Marcus yang sudah mulai jauh dari sudut pandangnya. “Motif lo sama teman lo apa bawa mobil gue pergi!”
“Naik! Sebelum The Lion sampai sini!” ujar Domino memberi tahu.
The Lion? Gengnya SMA Sirius maksudnya? Lalu apa hubungannya dengan mobil miliknya yang di bawa pergi?
“Wah gila kali lo ya abis di tolak tuh cew--”
“Cepetan!” Domino memotong perkataan Olina dan menarik gadis itu agar segera naik ke motornya.
Olina segera naik ke atas motor tersebut. Tanpa menanyakan Olina sudah duduk dengan benar atau belum Domino langsung menjalankan motornya dengan tidak manusiawi.
“Pelan-pelan gue masih mau hidup besok!” teriak Olina.
“Bawel! Nggak ngajakin debat dulu bisa gak sih?!”
“Nggak bisa! Karena gue masih sayang nyawa gue!”
“Gue lagi nyelametin nyawa lo, asal lo tau!”
“Kalo ngebut nama—nya membahayakan! Bukan menyelamatkan!”
Domino tidak menanggapi lagi perkataan Olina barusan. Ia hanya fokus pada arahnya dan rencananya saja.
🍒🍒🍒🍒🍒
”Turun!” mendengar Domino berkata seperti itu dia segera turun. Olina tidak menyangka bahwa Domino benar-benar mengantarkan dirinya sampai rumah. Olina bisa melihat dengan netra matanya bahwa mobil yang di bawa kabur Marcus sudah sampai. Lalu di mana kuncinya? Dan bagaimana dua orang tersebut tau alamat rumahnya?
“Kok lo tau rumah gue? lo nguntit gue? Waahhhh!!” histerisnya, Ia dan Domino tidak cukup akrab sampai Olina harus berbagi informasi tempat tinggalnya seperti ini.
“Masuk sana,” suruh Domino, Bagian awal pertunjukan yang sangat ditunggu-tunggu olehnya terpaksa dilewati demi memastikan anak emas sekolahnya selamat dan tidak lecet.
“Kunci gue mana?”
“Gue balik.”
“Tunggu! Lo gak bisa jawab pertanyaan gue dulu?”
“Udah masuk sana! Gue harus pergi.” ulang Domino pada Olina. Setelah itu Domino langsung memakai helmnya kembali dan melajukan motornya tidak kalah kencang seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Game
Teen Fiction-Ketika Takdir Menuliskan Semuanya- Kata Orang Cinta itu takdir. Takdir yang di kasih tuhan untuk setiap orang. Cinta bahkan dapat tumbuh di hati siapa saja. Bahkan pada orang yang salah sekalipun. Ini kisah antara Domino, Olina, dan juga Almo. Ten...