[09.] Rahasia

7 3 0
                                    

Happy Reading💙

“Lo ngerokok? jangan biasain. Nggak bagus buat tubuh,” kata Almo sambil fokus memasukan buku milik Olina ke dalam tas kecil yang pria itu sampirkan ditubuhnya.

duarrrr! Hanya Domino dan ini pasti terbuka dari mulut cowok itu.

“Domino cerita ke lo?” tanya Olina menyelidik. Bisa-bisanya Domino tidak masuk selama tiga hari tapi rahasianya disebar seperti ini.

“Domino? Dia tau?”

“Anak-anak lo kebiasaan yaa! kalau gue tanya nggak balas malah balas nanya gini!” jengah Olina. Entah Almo, Domino, Marcus, Kelvan, Garda atau Allred sekalipun. Selalu saja membuatnya kesal jika Olina melontarkan pertanyaan.

“Hoodie lo.” beritahu Almo.

Olina segera mencium Hoodie—nya memastikan perkataan Almo barusan. Benar! Hoodienya memang ada bau rokok. Tapi jaraknya dengan Almo tidak sedekat itu hingga sampai tercium oleh Almo. Mungkin jika terus belajar bukan hanya otaknya saja yang bakal tajam tetapi penciumannya juga, makanya Almo dapat mencium dari jarak segini.

Almo memandang Olina dengan lekat dan memperhatikan gerak-gerik gadis itu. “Domino tau kalau lo ngerokok?” ulang Almo.

“Bukan urusan lo,” Olina langsung berbalik badan meninggalkan Almo.

Namun langkahnya terhenti karena Almo memegang pergelangan tangannya. “Gue bisa jaga rahasia, tenang aja.” setelah mengatakannya Almo melepaskan genggaman pada tangan gadis tersebut dan meninggalkan rumah Olina setelah memastikan gadis tersebut masuk kembali ke dalam.

Didalam Kamarnya Olina semakin tidak bisa tidur. Kemarin satu orang saja membuat Olina sangat gusar dan sekarang sudah nambah menjadi dua. Wahh bagaimana Olina akan berdalih kali ini.

“Lo ceroboh Lin, Akhhh,” frustasi Olina mengacak-acak rambutnya.

“Ayokk Lin pikir, pikir, pikir,” Olina terus berjalan kesana kemari.

Merokok bukan tindakan bagus ini bisa membuat namanya tercoreng. Apalagi jika Ayahnya Pak Alexander tau. Tamat sudah riwayat Olina hari itu juga.

“Domino, Almo. Gue bakalan cari rahasia kalian juga. Apapun yang berhubungan sama gue harus seimbang,” gumam Olina dengan smirk devil—nya. Langkah pertama Olina sebagai penguntit dimulai dari esok hari.

Rutinitasnya yang sudah sangat sibuk akan semakin sibuk mulai besok.

🍒🍒🍒🍒🍒

Gerombolan murid laki-laki berjalan menyusuri koridor lantai satu mereka baru saja tiba di Canopus. Hal itu mengundang banyak pasang mata menatap kearah mereka.

Domino lelaki itu juga ada disana sekarang. Pria yang kehadirannya dipertanyakan beberapa hari belakangan kini muncul.

“Dom lo mau dengar berita terbaru! terhot! ter-update! nggak?” tawar Garda. Cowok tersebut berjalan disamping Domino sambil menenggerkan sebelah tangannya dibahu Domino.

Astagfirullah, masih pagi Gar.” jawab Domino sambil mengelus dadanya. Dia diajak bergibah dipagi buta seperti ini. Wahh Garda memang bukan teman yang baik.

“Sumpah Dom, lo harus tau. Ini hal besar, tentang si Almo sama Allred,” bisik Marcus dari sebelah kanan Domino.

Domino menengok kepada Marcus dengan cepat, lalu menaikkan sebelah alisnya lalu menunjuk dengan kaget dua orang didepannya. “Mereka? kenapa?” keponya.

Garda membisikkan tentang kejadian waktu itu. “Ho, ho. Siapa nih? Gue si akhir-akhir ini curiga sama si bos memang Gar,”

Stop, gibahin gue sama Almo,” tukas Allred dari depan.

Destiny GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang