Sayang ada tambahan sedikit nih untuk kalian<3
Happy Reading💙
"Ini sedikit pembukaan awal dari gue!" ujar Olina penuh penekanan.
"BITCH! LO GILA HAH?!" murka Salsha yang sedang menundukkan kepalanya karena kejutan yang Olina lakukan.
Olina menatap senang ke arah Salsha. Dengan smirk-nya dan tawanya yang juga ikut menguak menyaksikan itu.
"LO YANG GILA!" Olina menghiraukan gadis itu dan menaruh gelas yang sudah kosong ke samping meja tempat dirinya berdiri.
Audi serta Belinda yang tadi hanya berdiri kini berlari untuk mengambil tisu yang berada di beberapa meja. Olina hanya menyaksikan hal itu, dia membiarkan kedua gadis itu membereskan muka Salsha yang sudah berantakan. Olina mengeluarkan beberapa berkas yang dari tadi dirinya pegang.
"SALSHABELLA ELIO! PUTRI TUNGGAL KELUARGA ELIO!" baca Olina dengan lantang. Hal itu menarik perhatian seluruh isi kantin termasuk tiga gadis tadi.
"Jangan macam-macam lo!" peringat Salsha yang kini sudah agak maju mendekati Olina.
"Gue belum mulai!" kata Olina dengan muka meremehkan ke arah Salsha.
Dengan cepat Salsha mencoba merebut kertas yang di pegang Olina. Namun Olina yang tidak kalah cepat mengangkat kertas itu tinggi di udara dan sebelah tangannya di gunakan untuk mendorong Salsha agar gadis itu menjauh.
"Seharusnya lo dengar peringatan gue waktu itu, biar hal kayak gini nggak terjadi!" kesal Olina. "BOKAP LO KORUPSI CUKUP BANYAK DI PERUSAHAAN BOKAP GUE! LO HARUSNYA TUNDUK SAMA GUE, SAL! buat nebus itu!" ujar Olina lagi sambil menunjuk kakinya.
"SEMBARANGAN OMONGAN LO! BOKAP GUE NGGAK GITU YA!" Salsha yang juga tidak kalah kesal maju dengan cepat hendak menjambak Olina. Namun ada seseorang orang yang menarik Olina kebelakang lalu menahan tangan Salsha tadi yang siap menjambak rambut Olina.
"Turunin tangan lo!" Suara agak berat milik seorang pria mengagetkan Salsha. Bukan hanya perlakuannya tapi kehadirannya pria itu di tengah kericuhan juga mampu menarik semakin banyak perhatian, terlebih seragam pria tersebut yang tidak selaras dengan murid Canopus lain.
"Jangan berani-beraninya lo sentuh Olina!" Lazio melempar begitu saja tangan Salsha hingga gadis tersebut terhuyung kebelakang karena kedua tumpuan kakinya yang tidak kuat.
Olina menggeser sedikit badan Lazio agar tidak menghalanginya, langkahnya maju memposisikan dirinya di samping Lazio. "Gue bisa handle ini, lo nggak usah ikut campur, Yo." kata Olina, mencoba membuat posisinya benar. Bahwa Olina-lah yang harus membuat Salsha jera.
"Gue tau, lo yang suruh Keena buat post video itu di menfess." ujar Olina, tangan kanannya menunjuk Audi yang sedang berdiri berpegangan dengan Belinda di belakang Salsha.
Air muka gadis itu berubah panik, tapi tidak ada tanggapan darinya. Maka dari itu Olina melanjutkan perkataannya barusan.
"Posting ulang kebenarannya sekarang, tanpa di crop. Kirim ulang video lengkapnya ke Keena. Sebelum isi kertas ini gue jadiin jalan tengahnya." Olina membalikkan-balikkan kertas-kertas yang ada di tangannya. Dia memilih untuk duduk di kursi kosong yang ada di sana.
"Bukan gue! kata siapa gue yang su-suruh!" Audi membuka mulutnya untuk menyangkal hal yang Olina sudah sempat pastikan sebelumnya.
"Oke," gadis itu bangun dari duduknya. "Biar kepala sekolah yang selesain ini. Tetap diam dan jadi anjing-nya Salsha selamanya."
Olina memutar balikkan langkahnya, belum jauh dirinya berjalan dari belakang rambutnya di tarik oleh Salsha dengan kasar. Hal itu membuat berkas-berkas yang ada di tangannya jatuh. Lazio yang tadi bersama Olina pun mencoba membantu melepaskan cengkraman tangan Salsha pada rambut Olina.
Gadis itu tidak hanya diam merasakan rambutnya di tarik kencang. Olina berusaha melawan dan mencoba menggapai rambut Salsha sambil merintih dan memaki gadis sialan itu. Cakaran demi cakaran serta tarikan kini Olina lakukan. Hal itu tidak di biarkan begitu saja tentunya oleh Salsha, gadis itu membalas apa yang di lakukan Olina padanya.
"Emang orang rendahan kayak lo tuh nggak pantas dikasih hati! sifat bangsat lo udah mendarah daging!" caci Olina gadis itu berteriak di sela-sela rambutnya yang terus di cekal.
"HAHAHAHA! gue udah nahan agar nggak ngelukain anak keluarga Brave sebelumnya karena kasian. Tapi kali ini nggak! gue harus menang! dan lo! yang harus tunduk sama gue bitch!" ujar Salsha panjang lebar sambil menekankan beberapa katanya.
Kasihan? serius? wah apakah Salsha sudah gila kasihan dengannya?
Olina dengan lebih brutal mencoba menarik rambut gadis yang terus mencengkram kuat rambut miliknya.
Berhasil! sekarang mereka malah jadi jambak menjambak. Hal itu mengundang Almo dan kelima temannya untuk mendekat karena hal ini sudah sangat brutal.
"KASIHAN?! do you seriously poor thing me?! TERBALIK ANJIR! GUE YANG SEHARUSNYA KASIHANIN LO!" Olina menarik dengan keras rambut milik Salsha hingga gadis itu menjerit sangat kencang.
Karena kekuatan Olina dan Salsha yang mereka bedua kerahkan untuk menjambak membuat ke tujuh pria itu merasa kesulitan untuk melepaskan mereka berdua.
"Lo pegang tangan Olina sama dia Al," suruh Domino sambil menunjuk Lazio dengan dagunya. "Lo pegang tangan Salsha berdua!" kata Domino pada Garda dan Kelvan. "Biar gue, Allred sama Marcus yang coba lepasin jambakan mereka,"
"ADUH RAMBUT GUE! LO SALAH NARIK, LIN!" teriak Garda yang rambutnya di cekal Olina.
"Sialan lo ngapain!" Olina melepaskan cekalan tangan kirinya yang salah mendarat, dirinya lalu menarik semakin kencang rambut Salsha dengan tangan kanannya.
"BITCH LEPASIN!" sungut Salsha yang rambutnya ditarik kuat.
"Lo dulu lepasin njing!" sahut Olina tidak kalah kencang.
Suasana makin riuh. Dari pintu kantin terlihat bahwa Pak Siwal datang dengan tokat kayu kebanggaannya. "KALIAN BERDUA BERHENTI!"
Olina tidak ingin melepaskan tangannya dari kepala Salsha begitupun sebaliknya hingga tongkat milik Pak Siwal memukul tangan mereka yang sedang saling menjambak.
Olina dan Salsha kini sudah dipisahkan. Olina di pegang oleh Almo dan juga Lazio sedangkan Salsha dipegang oleh Garda dan juga Kelvan. Dan di tengah-tengah mereka kini juga ada Pak Siwal.
"Siapa kamu?" tanya-nya pada Lazio. "Kenapa kamu bisa masuk?"
"Saya yang bawa Pak," ujar Olina, gadis itu menarik paksa tangannya yang masih terus dipegang oleh Almo dan juga Lazio. Gadis itu merapihkan rambutnya yang berantakan tadi. Beberapa wajahnya terdapat cakaran dari kuku milik Salsha tadi.
"Kamu sudah tidak pakai seragam, ngajak orang luar kesini! jangan kira saya melunak karena kamu sering membawa nama sekolah ya!" tongkat yang hendak memukul pundak gadis tersebut ditangkap oleh Almo.
💐💐💐💐💐
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Game
Ficção Adolescente-Ketika Takdir Menuliskan Semuanya- Kata Orang Cinta itu takdir. Takdir yang di kasih tuhan untuk setiap orang. Cinta bahkan dapat tumbuh di hati siapa saja. Bahkan pada orang yang salah sekalipun. Ini kisah antara Domino, Olina, dan juga Almo. Ten...