Sayang-sayangku, i'm here🙌 hallow, aku update lagi nih hehe:v
Happy Reading💙
“Woii, Bos! Buruan gue juga mau liat punya—nya Almo!” ujar Garda pada Allred yang sedang menyalin jawaban dari buku Almo.
“Sabar, Gar. Gue belum selesai yaa anjing ini! sana pinjam punya Kelvan aja sama Marcus!” ujar Allred yang kesal karena dari tadi Garda meminta buku milik Almo yang ada di hadapannya.
“Mar, jangan lama-lama dong lo!” ujar Garda ngegas.
“Sabar elahh! gue belum juga nih! lo galiat gue lagi ngebut? kalo lo protes mulu kapan gue selesainya.” sungut Marcus kesal, sejak tadi Garda berteriak meminta buku milik Kelvan darinya juga.
“Lo lama abisan! Lo juga, Red.”
“Kenapa nggak barengan aja sini sih, bikin berisik aja lo,” kata Almo.
“Nyempil dimana anjir, Al. Disitu ada lo duduk manis begitu. Di sebelah Marcus ada Kelvan.” Lalu Garda menarik lengan Almo agar pria itu bangun. “Bangun dulu deh lo, Al. Biar gue disini, bentar,”
“Minusnya gue kalo duduk sama Domino begini, nih.” Garda yang sudah mendudukkan pantatnya di kursi milik Almo, bergumam merutuki nasibnya yang tidak sebangku dengan anak berotak emas seperti Allred maupun Marcus.
“Apa bawa-bawa gue!” ucap Domino, pria itu baru saja datang dan berjalan menuju tempat duduknya.
“Tugasnya Pak Siwal, udah belum lo?” tanya Kelvan.
“Belum,” dengan santai Domino mendudukan bokongnya tepat di sebelah Almo.
“Santai banget anjirr! kayak anak emas aja lo,” itu suara Marcus, tapi fokus pria tersebut tetap pada buku di hadapannya.
“Tau lo bukannya kerjain! lo bakalan dijemur di lapangan nanti kalo nggak bikin.” beritahu Garda. Dia memutar duduknya menghadap Domino.
“Yaelah baru di jemur, Gar.” kata Domino santai. Bukannya mengeluarkan alat tulis serta buku tulis, Domino malah menelungkupkan kepalanya diatas tas hitam yang dia gendong di pundaknya tadi.
“Sombong... anak siapa sihh lo?” Garda langsung membalikkan tubuhnya kembali menghadap kedepan dan melanjutkan aksi kebutnya dalam menyalin.
“Anak Presiden, mau apa lo?” timpal Domino. “Lima menit. Bangunin gue,” pinta Domino sebelum memejamkan matanya kepada teman-temannya.
“Ajaib temen lo pada nih!” tunjuk Garda kepada teman-temannya.
“Biarin aja, Gar.” suara Allred mengintrupsi Garda yang terus mengganggu Domino.
“Ehh Iya, Bos.” Domino tidak jadi tertidur dan menegakkan badannya kembali. “Catering yang kita pesan tempo hari buat pesta nanti di cancel. Tokonya kebakaran. Dia bakal kembaliin uang DP full. Tapi di cicil.” ujar Domino yang baru saja membaca pesan itu tadi pagi.
“Aduhh, ada aja masalahnya.” gerutu Kelvan dari bangkunya.
“Gue ada kenalan orang pinter masak. Tapi nggak tau bakalan terima nggak nih pesanan. Nanti gue tanyain orangnya dulu deh,” jawab Allred. “Lo bisa mulai bagiin tiket aja ke anak-anak Dart frogs buat dijual mereka juga, Dom. Catering biar gue yang handle,”
“Minggu depan kita bakalan sibuk banget. Jaga kesehatan kalian,” ujar Allred lagi memperingati kelima temannya.
“Sandy mau kirim beberapa anak osis buat perwakilan panitia, boss. Katanya.” kata Kelvan.
“Itung semua jumlah panitia dari perwakilan osis, Van. Sisanya nanti biar gue yang gerakin anak-anak Dart Frogs.” jawab Allred.
“Ada perkembangan masalah donatur, Al?” tanya Domino pada Almo. Pria itu menyanggupi untuk berbicara pada Ayah Olina waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Game
أدب المراهقين-Ketika Takdir Menuliskan Semuanya- Kata Orang Cinta itu takdir. Takdir yang di kasih tuhan untuk setiap orang. Cinta bahkan dapat tumbuh di hati siapa saja. Bahkan pada orang yang salah sekalipun. Ini kisah antara Domino, Olina, dan juga Almo. Ten...