[08.] Keterlibatan Awal

9 3 0
                                    

Happy Reading💙

“Ngapain lo diluar, katanya mau pinjami gue buku PR matematika?” Allred datang menepuk pundak Almo. Pasalnya Almo cowok itu sejak tadi diluar memandang ke arah lapangan.

“Itu,” jawab Almo singkat dan menunjuk dengan dagunya.

Allred mengikuti arah pandang Almo. “Patner lo atau sebelahnya?”

“Apasih, Red. Yang lagi tanding basket tuh,” kata Almo ngeles.

Allred tau walaupun Almo tidak bicara terus terang padanya. Mereka bukan baru berteman satu atau bahkan dua bulan, tapi tiga tahun. Dalam kurun waktu itu Allred dapat memahami teman-temannya dengan baik.

“Biasa juga ambil sendiri di kolong meja gue,” gerutu Almo sambil melangkah masuk kedalam.

“Gue bisa bantu lo Al,” teriak Allred dari luar, sehabis dari kantin Allred, Garda, Kelvan dan Marcus langsung masuk kedalam kelas untuk berbagi jawaban PR tapi hanya Almo yang berhenti diluar dan tidak melanjutkan langkahnya masuk ke ruang kelas mereka.

Dengan tanda tanya besar dikepalanya. Allred akhirnya keluar untuk melihat dengan seksama apa yang sedang dipandang Almo hingga mengurungkan niatnya untuk membagi PR nya kepada Allred dan terpaku didepan kelas.

“Jadi yang mana? lo bisa jujur sama gue,” Allred terus saja mencecar Almo agar mengaku.

“Yang mana apanya,” jawab Almo.

“Mumpung belum diambil orang. Gerak yang cepat kalo lo memang suka.” beritahu  Allred sambil terus mengurek-urek buku tulisnya dengan angka-angka.

“Coba bos cocokin jawaban Almo sama Kelvan,” pinta Garda tiba-tiba. Dan langsung mendekatkan buku miliknya dengan buku milik Almo.

“Lo ngeraguin otak gue Gar?” sungut Kelvan pada Garda.

“Wahh besok-besok nggak usah dibagi lagi tuh Van, kalo ada PR,” kompor Marcus.

“Mana ada. Gue tau otak lo kali Van. Nih dua orang dari tadi serius banget ngobrolnya. Gue mau nguping elah,” bela Garda.

Mendengar itu Kelvan dan juga Marcus langsung ikut mengerubungi meja Almo dan juga Allred. “Lo dengar apa aja Gar?” kepo Marcus.

Mumpung belum diambil orang. Gerak yang cepat kalo lo memang suka,” ucap Garda sambil berdiri angkuh lalu mencopy perkataan Allred yang barusan ia dengar dari belakang.

“Siapa yang ngomong, siapa Gar?” ujar Kelvan antusias.

Jari Garda mengarah pada Almo lalu Allred secara bergantian “Ehhhmm,” pikir Garda.

“Lo bos. Gue dengar jelas itu suara lo,” kata Garda yakin. Sedangkan Kelvan dan Marcus menatap heran kearah dua orang yang ditunjuk bingung oleh Garda.

“Eyyy, salah dengar kali lo Gar. Si Allred sama Almo sejauh ini memang pernah naksir cewek? gue aja ragu kalau mereka masih suka perempuan.” curiga Marcus tidak percaya.

Plakk! Tabokan dari Almo dan Allred mendarat dengan sempurna di badan Marcus. “Sembarangan lo kalo ngomong, berani lo sama bos, Mar?” galak Allred.

“Enggak, ampun bos.” serah Marcus yang pura-pura takut.

“Jangan sampe gebetan lo gue cari Mar buat bukti,” ucap Almo. Cowok tersebut tetap terfokus pada LKS yang sedang dikerjakannya.

“Mampus lo Mar,” itu suara Garda. Tidak lupa dengan tawanya yang sangat keras.

“Kalo gue yang penting sih makan-makanannya nanti,” kata Kelvan enteng sambil mengedikan kedua bahunya dan kembali ketempat duduknya semula.

Destiny GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang